Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Setelah Kemajon lalu Kemlinthi

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
10/6/2022 05:00
Setelah Kemajon lalu Kemlinthi
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KEMLINTHI. Jujur, istilah ini sudah lama, sangat lama, tidak saya dengar. Maka, ketika politikus PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan melontarkan istilah itu, saya terbawa nostalgia masa silam.

Kemlinthi ialah bahasa Jawa untuk menggambarkan seseorang sombong, sok. Belagu kalau istilah anak muda sekarang. Dulu, puluhan tahun lalu ketika saya masih tinggal di kampung halaman di Klaten, Jawa Tengah, kemlinthi akrab di kuping saya. Ia biasa dilekatkan kepada mereka, terutama bocah laki-laki, yang sombong, yang banyak tingkah, yang sok pintar.

Banyak sinonim dari kemlinthi. Ia sama artinya dengan kementhus. Bedanya, kementhus lebih sering dilekatkan kepada wong lanang yang telah menginjak remaja atau menjelang dewasa.

Padanan lain kemlinthi ialah kemlancang atau kumalungkung. Bisa juga adol bagus. Intinya, istilah-istilah itu dirancang untuk menggambarkan polah laki-laki dengan konotasi negatif.

Kemlinthi murni istilah Jawa. Namun, ia tiba-tiba meng-Indonesia setelah Trimedya Panjaitan menyuarakannya. Trimedya bukan orang Jawa. Dia orang Batak, tapi mengaku tahu arti kemlinthi karena istrinya kelahiran Jawa. Maka, ketika dia menyebutkan istilah itu untuk Ganjar Pranowo, berarti bukan sekadar kebetulan. Dia memang ingin menggambarkan Ganjar sombong, sok, belagu.

Bagi Trimedya, Ganjar kemlinthi karena manuvernya untuk nyapres di 2024 sudah kelewatan. ''Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi gubernur? Selain main di medsos, apa kinerjanya? Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR? Kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu. Selesaikan rob itu. Berapa jalan yang terbangun? Kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik,'' cetusnya kepada wartawan (1/6).

''Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia. Harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng. Dia berinteraksi dengan kawan-kawan struktur di sana DPD, DPC, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, itu baru,” ketus Trimedya.

Bukan hanya Trimedya yang menyebut Ganjar kemlinthi. Jauh sebelumnya, Mei 2021, elite PDIP lainnya, Bambang Wuryanto, bertukas sama meski dengan istilah yang agak berbeda. Kata Bambang Pacul yang asli orang Jawa, Ganjar sudah kemajon. ''Wis kemajon (sudah kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar).''

Kemlinthi dan kemajon sama-sama labelisasi yang buruk. Benarkah Ganjar memang kemlinthi? Betulkah dia kemajon? Biarkan itu menjadi urusan internal PDI Perjuangan. Trimedya, Bambang Pacul, dan Ganjar sama-sama kader PDI Perjuangan. Pangkal soal panasnya hubungan di antara ketiganya terkait dengan PDI Perjuangan.

Kalau Trimedya dan Bambang Pacul menganggap Ganjar sudah kelewat batas, biarkan itu diselesaikan secara adat di internal PDI Perjuangan. Mereka punya aturan organisasi. Mereka punya dasar untuk menilai siapa anggota yang benar, siapa yang keluar jalur.

Kalau ada yang heran bukan kepalang kenapa PDIP kok malah resah dan gelisah ketika kadernya bernama Ganjar Pranowo punya popularitas dan elektabilitas tinggi, biarkan itu menjadi sikap mereka. Kiranya kita perlu repot-repot untuk mengulik-uliknya.

Pun kalau drama panas tersebut oleh sebagian pihak dianggap sengaja digulirkan dan dipelihara untuk menaikkan pamor Ganjar, biarkan PDIP yang menjawabnya nanti. Sebagai pemain, partai banteng moncong putih berhak mengkreasi taktik apa saja selama sesuai regulasi.

Kendati sama-sama satu rumah, Trimedya, Bambang Pacul, dan Ganjar berbeda arah. Saya tidak punya kapasitas untuk menilai arah siapa yang salah. Namun, bolehlah di antara sekian banyak jenis 'serangan' Trimedya kepada Ganjar, saya sepakat soal pentingnya track record.

Track record, rekam jejak, calon pemimpin memang penting. Apalagi buat calon pemimpin tertinggi, calon nakhoda kapal besar bernama Indonesia. Apakah track record Ganjar buruk seperti Trimedya bilang? Apakah sebagai gubernur, Ganjar acak adut? Tidak sedikit yang punya penilaian berbeda. Namun, kalau boleh jujur, tak banyak yang bicara soal kinerja Ganjar. Para pendukung fanatiknya pun nyaris tak pernah membeberkan prestasi sang idola.

Anggaplah Trimedya sedang mengingatkan yang sedang lupa. Lupa bahwa memilih pemimpin tidak boleh hanya didasarkan pada citra semata. Citra yang bisa dipoles, apalagi di zaman sekarang ketika media sosial dapat diandalkan sebagai pisau bedah plastik. Pisau untuk memoles seseorang yang sejatinya buruk terlihat baik. Atau sebaliknya, pisau untuk membuat seseorang yang sesungguhnya baik tampak buruk.

Memilih pemimpin berbasiskan pencitraan ialah awal malapetaka. Ngeblangsak kalau kate orang Betawi. Memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak ialah langkah yang bijak.

Tentu prinsip itu tak cuma untuk Ganjar, tapi juga untuk yang lain. Untuk Anies Baswedan, untuk Prabowo Subianto, untuk siapa pun bakal capres atau cawapres.

Penulis terkenal kelahiran Austria Peter F Drucker mengingatkan, ''Pemimpin yang efektif bukan soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya." Semoga pemimpin semacam itu yang dihasilkan Pemilu 2024. Masih cukup waktu bagi kita untuk mencermatinya.



Berita Lainnya
  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.