Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Jokowi dan Amerika

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
14/5/2022 05:00
Jokowi dan Amerika
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

JAGAT maya itu memang berisik. Di era media sosial saat ini, tidak ada yang lepas dari sorotan netizen. Bagi para pendengung, perkara remeh-temeh bisa menjadi amat penting asal ia konvergen dengan algoritma. Sebaliknya, banyak kreasi lahir tanpa sorotan memadai karena ia tidak membawa dampak bagi follower.

Presiden Joko Widodo amat sering merasakan itu. Seperti saat kepergiannya ke Amerika Serikat untuk menghadiri KTT ASEAN Plus AS. Itu membuat jagat maya berdengung kencang. Para pendengung kira-kira menyeru bahwa Jokowi ternyata tidak ada apa-apanya di mata AS. Kesimpulan itu mereka dapatkan dari fakta penjemputan Kepala Negara saat mendarat di Washington DC.

Saat tiba di ibu kota 'Negeri Paman Sam' itu, Jokowi tidak disambut pejabat tinggi AS. Tidak satu pun. Jokowi 'hanya' disambut Penasihat Khusus untuk Kepala Protokol AS Asel Roberts. Tidak ada Menlu AS. Tidak juga Wapres AS. Apalagi, Presiden AS Joe Biden. Bagi netizen, itu sudah cukup untuk menilai seperti apa Jokowi di mata Amerika.

Sekali lagi, rumus medsos itu kesesuaian dengan algoritma. Medsos umumnya tidak peduli kejelasan dan kejernihan berpikir. Saya sepakat dengan apa yang ditulis Yudi Latif. Di era medsos, kata dia, saat algoritma menjadi ukuran keterpandangan seseorang, praktik-praktik skandal sensasional asal terkenal bisa mendapat insentif banyak pengikut (followers). Adapun praktik-praktik keteladanan terpuji yang bergerak dalam sunyi akan sepi perhatian dengan sedikit pengikut.

Soal penyambutan Presiden, bagi netizen menjadi mahapenting. Dengungan soal itu amat seksi. Sensasional. Potensi tambahan pengikut pun besar. Padahal, di mana-mana, kehadiran seorang kepala negara dalam rangka KTT tidak wajib disambut pejabat tinggi. Tidak adanya pejabat tinggi AS yang menyambut Jokowi terjadi karena memang bukan kunjungan bilateral.

Perlakuan serupa juga diberikan Amerika kepada kepala negara dan kepala pemerintahan ASEAN lainnya, yakni Malaysia, Kamboja, dan Vietnam, saat tiba di hari yang sama. Mereka juga disambut Special Adviser to the US Chief of Protocol, Asel Roberts, staf yang juga menyambut Jokowi. Presiden pun akhirnya dijamu Presiden Amerika Joe Biden. Jokowi juga dijamu secara resmi oleh Wapres AS Kamala Harris.

Fakta sesungguhnya justru kebalikan dari apa yang diramaikan di medsos. Saya menerima tulisan panjang berisi kesaksian dari Staf Khusus Presiden RI Billy Mambrasar. Ia memang bukan ikut dalam rombongan Presiden. Tapi, Billy sudah dua hari di AS sebelum Jokowi tiba. Ia menjadi saksi mata bagaimana para tokoh penting di Amerika memuji dan menghargai Jokowi.

Ia menulis tentang Jokowi sebagai sosok yang disegani oleh sejumlah pemimpin dunia di Amerika. "Pak Jokowi sangatlah disanjung oleh pimpinan perwakilan negara, dunia usaha internasional, juga pemerintah Amerika Serikat!" tulis Billy.

Dalam rapat bersama dengan John Kerry, Ketua Unit Perubahan Iklim Amerika Serikat, Billy menukas, kebesaran nama Jokowi terungkap. Kepada Ketua Kadin Pusat, John Kerry menyampaikan pujian atas kepemimpinan Presiden Jokowi, yang dalam arus deras tuntutan percepatan pembangunan Indonesia tetap memegang teguh prinsip-prinsip keberlanjutan. Terinspirasi aksi Jokowi, Amerika, John melanjutkan, juga akan melakukan aksi serupa.

Dalam rapat bersama dengan USA Chamber of Commerce, pujian juga dilayangkan atas dukungan Presiden Jokowi terhadap pengembangan sektor digital di Indonesia yang sempat menjadi tolok ukur Amerika Serikat juga. Dalam pakta perjanjian internasional yang sedang didorong Amerika Serikat, yang diberi nama Indo-Pacific Strategy, pengembangan UMKM dan sektor digital menjadi prioritas kerja sama AS dengan negara-negara Asia dan Pasifik. Indonesia pun dijadikan sebagai mercusuar.

Itu terjadi, tulis Billy, karena di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia berhasil menelurkan 2.346 startup. Itu menjadi salah satu yang terbesar, dan negara dengan jumlah startup terbanyak kelima di dunia. Dua usaha rintisan Indonesia bahkan akan menjadi acuan pembelajaran bisnis di sekolah bisnis ternama di Amerika Serikat.

Jadi, kesimpulannya, di mata para pemimpin Amerika, Presiden Jokowi itu 'ada apa-apanya'. Banyak, malah. Itulah yang membuat Jokowi dipuji, disegani, dihormati. Fakta itu jauh dari gemuruh dengungan di media sosial yang sebagian besar 'menghamba' pada algoritma.

Seolah memenuhi bayangan penyair sufi Jalaluddin Rumi, "Benih tumbuh dengan tanpa suara. Dahan jatuh dengan gemuruh. Destruksi itu penuh keriuhan, sedangkan kreasi itu penuh kesunyian."

Selanjutnya terserah kita: tunduk pada kuasa algoritma atau siap mengemban tugas kewarasan jika kita menghendaki tumbuhnya keteladanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Monggo kerso.



Berita Lainnya
  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.