Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Cerah Buram Ekonomi Kita

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
11/5/2022 05:00
Cerah Buram Ekonomi Kita
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ADA dua berita kontras terkait dengan perekonomian kita, pekan ini dan pekan lalu. Berita pertama, isinya menggembirakan. Tapi, berita kedua, memilukan. Terdapat kaidah psikologis dalam menyampaikan dua berita yang bertolak belakang. Yaitu, dahulukan kabar baik, kemudiankan kabar buruk.

Demi mengikuti rumus itu, baiklah kiranya bila saya menyampaikan dulu kabar baik. Berita gembira itu menyangkut pertumbuhan ekonomi kita di kuartal I 2022 yang mulai menggeliat. Angkanya menuju normal seperti sebelum pandemi. Bahkan, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS), awal pekan ini, mengumumkan ekonomi kita tumbuh 5,01% secara tahunan (yoy) di tiga bulan pertama tahun ini. Pertumbuhan di atas 5% ini meneruskan pertumbuhan pada kuartal IV 2021 yang sebesar 5,02%. Tingginya pertumbuhan tersebut merupakan lambang bahwa ekonomi mulai menggeliat setelah pada awal tahun lalu masih terkontraksi.

Berbagai indikator, mulai dari ekspor, perdagangan, hingga konsumsi masyarakat tumbuh positif. Alhasil, lapangan kerja bertambah. Jumlah angkatan kerja yang terserap akibat geliat ekonomi itu juga meningkat. Jumlah peningkatannya lebih dari 4,5 juta orang.

Jadi, segala capaian kabar baik itu amat patut kita syukuri. Tapi, mengiringi kabar baik, ada juga kabar kurang baik. Yang terakhir ini menyangkut naiknya harga-harga kebutuhan pokok, khususnya pangan dan energi. Di sejumlah wilayah, melambungnya harga-harga itu telah memukul daya beli, bahkan merontokkan sendi-sendi pertahanan ekonomi rumah tangga.

Sebuah kabar memilukan datang dari Sragen, Jawa Tengah, pekan lalu. Dalam satu hari, ada tiga orang tewas gantung diri di tempat berbeda, tapi karena sebab yang sama, yakni merasa tidak kuat lagi menahan beban ekonomi. Dua korban di antaranya merupakan ayah dan anak. Persoalan ekonomi diduga menjadi alasan korban A mengakhiri hidupnya. Sebelum menggantung diri, A diduga menggantung putrinya terlebih dahulu. Saat ini, istri A tengah bekerja sebagai pekerja migran di Singapura.

Di tempat lain di Sragen, seorang warga bunuh diri juga karena tekanan kemiskinan ekstrem yang menderanya. Sebelum menggantung diri, ia meninggalkan selembar kertas berisi pesan yang dipaku di tembok. Pesan yang ditujukan kepada orangtuanya itu berisi pernyataan menitipkan keluarganya karena ia sudah tidak sanggup lagi didera kemiskinan.

Peristiwa di Sragen itu memberi pesan sangat penting bahwa pertumbuhan ekonomi harusnya dirasakan langsung sampai di level paling dasar. Mereka yang berada dalam kondisi kemiskinan ekstrem ini jumlahnya masih besar. Ibarat menanak nasi, mereka ini kerak yang sangat sulit diangkat atau dientaskan.

Jumlah mereka yang hidup dalam kondisi miskin ekstrem ini masih sekitar 10,8 juta jiwa, atau 4% dari total populasi kita yang 273 juta jiwa. Mereka ini jelas langsung tidak berkutik begitu harga-harga kebutuhan pokok naik. Berbagai literatur menunjukkan bahwa penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem ini memiliki pengeluaran di bawah Rp12 ribu per orang per hari.

Naiknya harga-harga kebutuhan pokok juga membuat angka inflasi membengkak. Kini level inflasi sudah mencapai 3,47% (year-on-year/yoy) atau tertinggi sejak 2019. Bahkan, inflasi April 2022 sudah mencapai 0,95%. Ini menjadi rekor tertinggi inflasi sejak 2017.

Tingginya inflasi memang menunjukkan geliat ekonomi. Tapi, inflasi yang membubung jelas menggerus daya beli. Kalau daya beli terpukul, pertumbuhan ekonomi yang separuhnya disokong sektor konsumsi juga akan terpangkas. Lebih mengerikan lagi, inflasi yang tidak terkendali bakal menambah dan menimbun jumlah kemiskinan ekstrem.

Statistik moncer pertumbuhan ekonomi di dua kuartal berturut-turut, yakni 5,02% di kuartal keempat 2021 dan 5,01% di kuartal pertama 2022, kiranya mesti dibarengi ikhtiar keras nan cerdas menstabilkan harga-harga. Membuat agar harga-harga pokok itu terjangkau hingga lapisan paling bawah. Sebab, dengan stabilisasi harga-harga tersebut, inflasi bisa dikendalikan, pertumbuhan ekonomi bisa digaransi keberlanjutannya.

Semoga ekonomi kita benar-benar cerah, dirasakan cerah oleh semua lapisan. Tidak sekadar cerah di lapisan tertentu, tapi buram di lapisan lain, atau bahkan masih gelap untuk mereka yang hidup pengap oleh perangkap kemiskinan akut.



Berita Lainnya
  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.