Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
HAMPIR satu abad lampau (tahun 1344 Hijriah atau 1926 Masehi), majalah Suara Muhammadiyah menampilkan pengumuman singkat berkaitan dengan Idul Fitri. Judul pengumuman berisi iklan ucapan selamat Idul Fitri itu ialah Alal Bahalal!!. Secara lengkap, pengumuman itu berbunyi sebagai berikut:
'Toean-toean dan saudara kaum Islam teroetama kaum Moehammadijin, berhoeboeng dengan adanja hari Raja idoel fitri, perloe kita mengatoerkan silatoel - rachmi kita kepada semoea saudara kita. Soewara Moehammadijah bersedija oentoek menjampaikan alal - bahalal saudara, dengan ongkos jang ringan, ialah f0,50. Lekaslah kirim adres saudara, nanti S. M. j. a. d. saudara ampoenja nama bakal nampak.'
Iklan itu diyakini sebagai embrio istilah yang berkembang berikutnya, yakni halal bi halal. Jika alal bahalal merupakan istilah untuk ucapan selamat merayakan Idul Fitri dari warga kepada warga, kata halal bi halal lebih bermakna silaturahim yang lebih luas. Berbasis komunitas, bahkan berskala nasional.
Bila istilah alal bahalal muncul dari 'rahim' Muhammadiyah, halal bi halal adalah produk yang diinisiasi oleh salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, KH Wahab Chasbullah. Pada suatu hari, pasca-Lebaran menjelang tahun 1950-an, KH Wahab Chasbullah menggagas acara besar yang kemudian dikenal dengan halal bi halal.
Intinya, istilah khas Indonesia itu bermakna semuanya sudah halal, tidak haram lagi. Mengapa begitu? Mbah Wahab saat dipanggil oleh Bung Karno menyimak curahan hati Presiden pertama Indonesia itu tentang kondisi Indonesia yang baru 'seumur jagung' merdeka. Republik ini didera konflik politik. Antarkelompok politik saling mengharamkan. Bahkan muncul pemberontakan di sejumlah tempat: terbesar pemberontakan PKI di Madiun dan DI/TII di Jawa Barat.
Bung Karno meminta pendapat Mbah Wahab soal bagaimana mengatasi masalah tersebut. Mbah Wahab, dengan kearifan lokalnya sebagai ulama Indonesia pun memberi resep silaturahim akbar. Lebaran dijadikan momentumnya. Istilah yang dipilih pun halal bi halal, sebuah pengembangan dan 'peningkatan' dari istilah sebelumnya alal bahalal.
Mengapa halal bi halal yang secara kata tidak ditemukan rujukan literaturnya dalam khazanah bahasa Arab? Boleh jadi, istilah tersebut merupakan kontranarasi dari sikap permusuhan dan saling mengharamkan di kalangan kelompok politik yang berseberangan di saat Indonesia sedang meneguhkan diri sebagai negara merdeka.
Ajaib. Solusi Mbah Wahab itu, untuk kurun waktu tertentu, mampu menurunkan tensi ketegangan politik yang mendidih. Pendekatan kultural itu hingga kini masih dilestarikan sebagai tradisi berkumpul dan saling bermaafan. Ia menjadi modal sosial penting bagi segenap anak bangsa ini untuk menemukan ruang publik yang luas.
Di ruang publik seperti itu diskusi terbuka dan egaliter bagi semua orang bisa terwujud. Pada ruang publik yang luas itulah, seperti yang pernah dilukiskan oleh Jurgen Habermas, warga bebas berinteraksi melakukan beragam kegiatan secara berbagi dan bersama, yang meliputi interaksi sosial, ekonomi, dan budaya dengan penekanan utama pada aktivitas sosial.
Dalam ruang publik yang banyak dan luas, perjumpaan akan sering terjadi. Pada bentuk-bentuk perjumpaan yang beragam di ruang publik seperti itulah, pikiran orang menjadi terbuka. Bila pikiran terbuka, hati pun terbuka. Alhasil, toleransi berkecambah, menjalar ke mana-mana.
Ketika Habermas skeptis terhadap agama dan menyebut bahwa agama tidak mampu menggaransi terbentuknya ruang publik, halal bi halal yang dirintis KH Wahab Chasbullah ini menjadi semacam antitesis atas teori itu. Mbah Wahab meneguhkan bahwa praktik keagamaan yang bersimbiosis dengan khazanah kultural dan lokal terbukti mampu membentuk ruang publik, sekaligus ruang katarsis.
Warisan alal bahalal dari Muhammadiyah dan legasi silaturahim akbar halal bi halal dari pendiri NU itu, bagi saya, jelas sangat relevan hingga kini. Relevansi itu terjadi karena rajutan persaudaraan sesama bangsa mulai dikoyak di sana-sini. Tenun keragaman keindonesiaan dihadapkan pada sikap-sikap dan aksi sekelompok orang yang kerap intoleran.
Mulanya intoleran, lalu bertumbuh menjadi radikal dan ekstrem, sebagian berujung pada aksi kekerasan dan teror yang mengerikan. Maka, halal bi halal itu jalan tengah dari kaum moderat. Dalam pandangan keagamaan, moderasi itu diistilahkan sebagai jalan wasathiyah, yang amat kompatibel dengan keragaman Indonesia.
Setelah ber-alal bahalal, mari lanjutkan dengan ber-halal bi halal.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved