Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
HAMPIR satu abad lampau (tahun 1344 Hijriah atau 1926 Masehi), majalah Suara Muhammadiyah menampilkan pengumuman singkat berkaitan dengan Idul Fitri. Judul pengumuman berisi iklan ucapan selamat Idul Fitri itu ialah Alal Bahalal!!. Secara lengkap, pengumuman itu berbunyi sebagai berikut:
'Toean-toean dan saudara kaum Islam teroetama kaum Moehammadijin, berhoeboeng dengan adanja hari Raja idoel fitri, perloe kita mengatoerkan silatoel - rachmi kita kepada semoea saudara kita. Soewara Moehammadijah bersedija oentoek menjampaikan alal - bahalal saudara, dengan ongkos jang ringan, ialah f0,50. Lekaslah kirim adres saudara, nanti S. M. j. a. d. saudara ampoenja nama bakal nampak.'
Iklan itu diyakini sebagai embrio istilah yang berkembang berikutnya, yakni halal bi halal. Jika alal bahalal merupakan istilah untuk ucapan selamat merayakan Idul Fitri dari warga kepada warga, kata halal bi halal lebih bermakna silaturahim yang lebih luas. Berbasis komunitas, bahkan berskala nasional.
Bila istilah alal bahalal muncul dari 'rahim' Muhammadiyah, halal bi halal adalah produk yang diinisiasi oleh salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, KH Wahab Chasbullah. Pada suatu hari, pasca-Lebaran menjelang tahun 1950-an, KH Wahab Chasbullah menggagas acara besar yang kemudian dikenal dengan halal bi halal.
Intinya, istilah khas Indonesia itu bermakna semuanya sudah halal, tidak haram lagi. Mengapa begitu? Mbah Wahab saat dipanggil oleh Bung Karno menyimak curahan hati Presiden pertama Indonesia itu tentang kondisi Indonesia yang baru 'seumur jagung' merdeka. Republik ini didera konflik politik. Antarkelompok politik saling mengharamkan. Bahkan muncul pemberontakan di sejumlah tempat: terbesar pemberontakan PKI di Madiun dan DI/TII di Jawa Barat.
Bung Karno meminta pendapat Mbah Wahab soal bagaimana mengatasi masalah tersebut. Mbah Wahab, dengan kearifan lokalnya sebagai ulama Indonesia pun memberi resep silaturahim akbar. Lebaran dijadikan momentumnya. Istilah yang dipilih pun halal bi halal, sebuah pengembangan dan 'peningkatan' dari istilah sebelumnya alal bahalal.
Mengapa halal bi halal yang secara kata tidak ditemukan rujukan literaturnya dalam khazanah bahasa Arab? Boleh jadi, istilah tersebut merupakan kontranarasi dari sikap permusuhan dan saling mengharamkan di kalangan kelompok politik yang berseberangan di saat Indonesia sedang meneguhkan diri sebagai negara merdeka.
Ajaib. Solusi Mbah Wahab itu, untuk kurun waktu tertentu, mampu menurunkan tensi ketegangan politik yang mendidih. Pendekatan kultural itu hingga kini masih dilestarikan sebagai tradisi berkumpul dan saling bermaafan. Ia menjadi modal sosial penting bagi segenap anak bangsa ini untuk menemukan ruang publik yang luas.
Di ruang publik seperti itu diskusi terbuka dan egaliter bagi semua orang bisa terwujud. Pada ruang publik yang luas itulah, seperti yang pernah dilukiskan oleh Jurgen Habermas, warga bebas berinteraksi melakukan beragam kegiatan secara berbagi dan bersama, yang meliputi interaksi sosial, ekonomi, dan budaya dengan penekanan utama pada aktivitas sosial.
Dalam ruang publik yang banyak dan luas, perjumpaan akan sering terjadi. Pada bentuk-bentuk perjumpaan yang beragam di ruang publik seperti itulah, pikiran orang menjadi terbuka. Bila pikiran terbuka, hati pun terbuka. Alhasil, toleransi berkecambah, menjalar ke mana-mana.
Ketika Habermas skeptis terhadap agama dan menyebut bahwa agama tidak mampu menggaransi terbentuknya ruang publik, halal bi halal yang dirintis KH Wahab Chasbullah ini menjadi semacam antitesis atas teori itu. Mbah Wahab meneguhkan bahwa praktik keagamaan yang bersimbiosis dengan khazanah kultural dan lokal terbukti mampu membentuk ruang publik, sekaligus ruang katarsis.
Warisan alal bahalal dari Muhammadiyah dan legasi silaturahim akbar halal bi halal dari pendiri NU itu, bagi saya, jelas sangat relevan hingga kini. Relevansi itu terjadi karena rajutan persaudaraan sesama bangsa mulai dikoyak di sana-sini. Tenun keragaman keindonesiaan dihadapkan pada sikap-sikap dan aksi sekelompok orang yang kerap intoleran.
Mulanya intoleran, lalu bertumbuh menjadi radikal dan ekstrem, sebagian berujung pada aksi kekerasan dan teror yang mengerikan. Maka, halal bi halal itu jalan tengah dari kaum moderat. Dalam pandangan keagamaan, moderasi itu diistilahkan sebagai jalan wasathiyah, yang amat kompatibel dengan keragaman Indonesia.
Setelah ber-alal bahalal, mari lanjutkan dengan ber-halal bi halal.
BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved