Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Ganjar-Anies dalam Indeks Kebahagiaan

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
05/1/2022 05:00
Ganjar-Anies dalam Indeks Kebahagiaan
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DALAM rumus politik, segala sesuatu bisa menjadi amunisi. Di tangan politikus dan para aktivis politik nyaris tidak ada hal yang tidak bisa dipolitisasi. Apalagi bila sesuatu hal tersebut menyerempet sosok-sosok yang berpotensi menjadi calon pemimpin di negeri ini. Pasti isu itu makin lezat untuk terus digoreng.

Itu pula yang terjadi seusai Badan Pusat Statistik (BPS) merilis capaian indeks kebahagiaan nasional dan daerah, pekan lalu. Kebetulan hasilnya menarik untuk menjadi bahan 'kajian'. Sebab, ada dua daerah yang dipimpin gubernur yang dalam berbagai survei elektabilitas capres selalu berada di peringkat tiga besar. Kebetulan pula capaian indeks kebahagiaan kedua daerah itu berbeda: yang satu naik, satunya lagi turun.

Daerah yang indeks kebahagiaannya naik ialah Jawa Tengah. Kebetulan gubernurnya Ganjar Pranowo, peringkat 1 atau 2 survei elektabilitas capres 2024 dalam berbagai lembaga survei. Sebaliknya, wilayah yang capaian indeks kebahagiaannya turun ialah DKI Jakarta. Nama gubernurnya Anies Baswedan, peringkat 3 survei capres oleh sejumlah lembaga.

Dalam survei BPS itu, indeks kebahagiaan warga Jawa Tengah mencapai 71,73 poin dan terus meningkat sejak dipimpin Ganjar Pranowo. Pada 2014 atau saat awal Ganjar menjabat, indeks kebahagiaan Jateng baru 67,81 poin. Kemudian pada 2017 naik menjadi 70,92 poin.

Sebaliknya dengan Jakarta. Indeks kebahagiaan di Ibu Kota Negara kali ini turun jika dibandingkan dengan capaian indeks pada 2017 ketika Anies dilantik memimpin Jakarta. Saat itu, angkanya berada di 71,33 poin. Pada survei 2021 kali ini, angka indeks kebahagiaan DKI turun menjadi 70,68. DKI Jakarta kini berada di urutan ke-27 dari 34 provinsi pada indeks kebahagiaan versi BPS.

Ganjar tentu ikut bungah dengan capaian ini. Namun, ia 'cukup proporsional' mengomentari hasil survei yang digelar BPS pada rentang Juli hingga Agustus 2021 tersebut. Ganjar mengungkapkan meningkatnya indeks kebahagiaan masyarakat terjadi karena masyarakat sendiri. Ketika masyarakat bisa hidup aman, damai, dan tenteram, otomatis indeks kebahagiaannya akan naik.

"Bagi saya, hal yang penting kalau kita komunikasi dengan masyarakat sama-sama saling menjaga perasaan saja," kata Ganjar. Selain itu, lanjut Ganjar, suasana kehidupan masyarakat Jawa Tengah yang saling menolong juga memberikan dampak. Sikap tolong-menolong antarmasyarakat yang tinggi membuat kehidupan semakin nyaman.

Akan halnya Jakarta, belum banyak komentar yang didapat. Gubernur Anies Baswedan belum menanggapi. Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria menyatakan baru mau mempelajari survei BPS tentang indeks kebahagiaan tersebut. Beberapa analis menyebut turunnya indeks kebahagiaan di Ibu Kota didominasi karena faktor ekonomi. Tekanan ekonomi di Jakarta boleh jadi lebih hebat ketimbang di Jawa Tengah atau daerah lain.

Yang paling heboh tentu pihak-pihak yang kerap mengambil posisi berseberangan dengan Anies. Bagi mereka, hasil survei indeks kebahagiaan ini seperti umpan lambung matang yang berpotensi menjadi gol bila disundul secara pas. Salah satu 'sundulan' itu ialah memelesetkan tagline kampanye Anies, 'Bahagia Warganya, Maju Kotanya' menjadi 'Bahagia Gubernurnya, Sengsara Rakyatnya'. Pemelesetan dilakukan Eko Kunthadi, pegiat media sosial yang memang berseberangan dengan Anies.

Apa pun bentuk kritiknya, sepedas dan seganas apa pun kecamannya, tentu itu ialah konsekuensi demokrasi. Orang boleh dan sah berpendapat dalam perspektif masing-masing. Apalagi, basis argumentasi ialah fakta terbuka, yakni survei BPS. Yang penting tidak memfitnah, menyebarkan informasi palsu, menghasut dengan ujaran kebencian.

Saling berbalas kritik, beradu argumentasi, memajukan perspektif berbeda, itu iklim yang sehat. Semuanya vitamin pendongkrak imunitas. Tentu 'perang perspektif' itu subjektif. Mereka yang pro Ganjar mungkin menyebut bahwa capaian indeks kebahagiaan itu merupakan bukti sahih kinerja gubernur.

Sementara itu, yang pro Anies mungkin akan menyebut bahwa capaian indeks kebahagiaan bukan satu-satunya indikator kinerja. Apalagi, survei tersebut mengandalkan persepsi yang boleh jadi berbeda dengan capaian di lapangan. Mereka boleh jadi akan menyodorkan kisah sukses lain, misalnya, capaian vaksinasi, pembangunan Jakarta International Stadium, atau penataan taman dan trotoar.

Perang perspektif itu bagus. Ia meningkatkan literasi. Dalam pandangan Jurgen Habermas, 'perang nalar' seperti itu wujud dari teori tindakan komunikatif yang sehat dan menyehatkan bagi tatanan sosial kita. Yang penting, jangan lupa bahagia.Abdul Kohar



Berita Lainnya
  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik