Daya Magis Hutan Sosial

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
20/12/2021 05:00
Daya Magis Hutan Sosial
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PADA mulanya masyarakat sekitar hutan diposisikan sebagai musuh negara karena dianggap mengganggu proses pengelolaan kawasan hutan. Mereka dicap sebagai perambah dan perusak hutan.

Ilustrasi yang ditulis Diah Suradiredja dkk (1917) tentang sejarah panjang perhutanan sosial sangat menarik. “Saat sumber daya hutan dikelola atas nama negara untuk kepentingan rakyat, tetesannya menjadi cerita mimpi yang tak elok dinanti.”

Nasib kelam rakyat sekitar hutan tinggal cerita. Kini, negara benar-benar memperlihatkan keberpihakan nyata kepada rakyat sekitar hutan. Mereka tidak lagi diperlakukan sebagai anak kos di negeri ini, tapi rakyat yang berdaulat.

Buku Bersama Membangun Perhutanan Sosial yang diterbitkan IPB (2020) memberikan argumentasi logis pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Alasannya, pertama, di dalam dan sekitar kawasan hutan ada ±32.447.851 jiwa, jumlah desa di dalam hutan ±2.037 desa dan di sekitar hutan ±19.247 desa.

Kedua, sebagian besar masyarakat sekitar hutan menggantungkan hidup mereka dari hasil hutan. Ketiga, sebagian besar luas wilayah Indonesia (63,04%) berupa hutan dengan jumlah penduduk yang terus bertambah. Ekspansi lahan pertanian yang paling mudah dan murah ialah masuk ke dalam kawasan hutan.

Ada lima skema perhutanan sosial menurut Peraturan Menteri KLHK Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial, yaitu hutan desa (HD), hutan adat (HA), hutan tanaman rakyat (HTR), hutan kemasyarakatan (HKm), dan kemitraan kehutanan.

Kelima skema itu bermuara pada satu tujuan, yakni menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama pengelolaan hutan. Sepanjang perjalanannya dalam setahun ini, program hutan sosial menemui hambatan, tapi banyak pula cerita sukses. Kinerja Perhutanan Sosial 2021 dipaparkan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Bambang Supriyanto pada Kamis (16/12).

Paparan itu justru membuat tercengang. Ternyata, di tengah pandemi covid-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun ini, justru Dirjen Perhutanan Sosial mencatatkan keberhasilan yang luar biasa. Hutan sosial memang memiliki daya magis menciptakan kesejahteraan rakyat.

Keberhasilan itu tidak terlepas dari penguatan regulasi. Perhutanan sosial untuk pertama kalinya termaktub dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang menyatakan bahwa pemanfaatan hutan lindung dan hutan produksi dapat dilakukan dengan perhutanan sosial, yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan dan Permen LHK 9/2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial.

Di samping itu, keberhasilan dicapai lewat pendekatan integrasi program antarkementerian/lembaga yang diimplementasikan di provinsi dan kabupaten/kota. Inovasi kebijakan kerja bareng jemput bola membawa hasil nyata.

Hasil kerja kolaborasi itu ialah akses kelola perhutanan sosial mencapai 202%. Target awal seluas 250.000 ha, proyeksi pencapaiannya seluas 506.219 ha, sehingga kumulatif capaian sampai dengan 2021 seluas 4.920.515 ha.

Capaian lain ialah hutan adat sebanyak 14 unit sesuai target. Malah ada 22 pencadangan hutan adat sehingga total capaian hutan adat sepanjang 2021 sebanyak 36 unit atau 257%.

Target pembentukan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) pada 2021 sebanyak 300 kelompok, terealisasi sebanyak 618 kelompok atau 206%. Adapun peningkatan kelas KUPS dari silver menjadi gold dari target sebanyak 61 kelompok, terealisasi sebanyak 87 kelompok atau sebesar 142%. Capaian pendamping perhutanan sosial sampai dengan 2021 sebanyak 1.510 orang.

Dirjen Perhutanan Sosial juga mendorong peningkatan pasar produk/komoditas KUPS dilakukan dengan cara membangun Integrated Area Development (IAD) dan pasar yang berorientasi pada ekspor. Hal itu dilakukan antara lain melalui One Day with Indonesian Coffee Fruits Floricultures di Turki. Hasilnya 9 MoU pada 3 klaster IAD Bajawa (30 KUPS kopi agroforestry); IAD Kerinci (26 KUPS kopi agroforestry); dan IAD kopi agroforestry di Kecamatan Batubual, Pulau Buru.

Hutan sosial berprestasi di tengah pandemi melewati jalan sunyi sepi publikasi. Inilah tantangan Dirjen Perhutanan Sosial ke depannya, bagaimana menarasikan keberhasilan itu untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Jika kemakmuran rakyat yang ditonjolkan, saya menyarankan agar memberikan kesempatan masyarakat sekitar hutan untuk terus bersuara, menyuarakan keberhasilan yang mereka nikmati dari perhutanan sosial.

Suara masyarakat sekitar hutan memiliki daya magis melampaui data statistik keberhasilan. Dengan kata lain, keberhasilan program hutan sosial tidak hanya terangkum dalam data statistik, tapi benar-benar dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.



Berita Lainnya
  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.