Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Optimisme Bersyarat

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
15/12/2021 05:00
Optimisme Bersyarat
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PANDEMI covid-19 banyak merombak tatanan berpikir, bersikap, juga bertindak siapa pun di belahan mana pun. Termasuk juga sikap soal bagaimana memandang perekonomian tahun depan bahkan masa depan. Tidak banyak optimisme meskipun bukan pula pesimisme.

Umumnya memilih 'realisme'. Bersikap realistis tentang tahun depan dan beberapa tahun sesudahnya. Maklum, sifat pandemi korona yang sulit diprediksi membuat banyak orang memilih berhati-hati. Itu pula gambaran yang saya dapat dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang perekonomian kita pada tahun depan.

Sri Mulyani mengungkapkan terdapat beberapa faktor risiko baru yang akan muncul dan mengganggu pemulihan ekonomi pada 2022 mendatang. Risiko tersebut, di antaranya volatilitas harga komoditas, tekanan inflasi, dan implikasi kenaikan suku bunga di negara maju, terutama Amerika Serikat, rebalancing ekonomi Tiongkok, disrupsi rantai pasok, dan dinamika geopolitik.

Menurut Sri Mulyani, baik pemulihan ekonomi global maupun domestik saat memasuki 2022 masih akan tidak merata bahkan tidak pasti. Itu sejalan dengan perkembangan pandemi covid-19 yang terus bermutasi dan masih mengancam seluruh negara di dunia.

Namun, Sri Mulyani tetap menyiratkan optimisme bersyarat. Meski menghadapi dinamika ketidakpastian, kata Bu Ani, perekonomian Indonesia tahun depan diproyeksikan akan melanjutkan pemulihan yang makin kuat daripada akhir tahun ini. Namun, ada syarat dan ketentuan berlaku. Apa itu? Memitigasi risiko sebaik-baiknya, sedetail-detailnya, seketat-ketatnya. Pengelolaan risiko menjadi kunci.

Sejauh ini, kita punya dua modal penting. Pertama, kemampuan mengendalikan kasus covid-19 sejauh ini sangat patut diapresiasi. Kedua, sudah ada peta jalan langkah pemulihan ekonomi dengan menggunakan APBN. Bahkan, langkah itu sudah dimulai meski ada catatan tebal tentang rendahnya penyerapan anggaran. Dengan dua modal penting itu, celah optimisme 'bersyarat' masuk akal.

Merujuk pada perkiraan International Monetary Fund (IMF), memang tidak banyak yang bisa diandalkan. Pertumbuhan ekonomi global 2022 dan seterusnya berpotensi lebih kecil daripada masa pemulihan pada 2021 ini. Selanjutnya, akan ada divergensi pertumbuhan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju pada 2021 diprediksi tumbuh 5,2%, lalu menciut jadi 4,5 % pada tahun depan. Namun, pada tahun berikutnya setelah 2022, pertumbuhan ekonomi negara maju akan kembali ke level pertumbuhan ekonomi sebelum pandemi bahkan bisa lebih rendah.

Pertumbuhan ekonomi negara berkembang memang akan melambat, tetapi cenderung akan stabil. Tentunya akan ada peran krusial dari perekonomian Tiongkok. 'Negeri Tirai Bambu' itu kini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Kontribusi produk domestik bruto (PDB) Tiongkok terhadap dunia mencapai 18%.

Dalam kondisi tersebut, ekonomi Tiongkok telah menjadi mesin pendorong pemulihan ekonomi global pada 2020 hingga 2022 dan tahun-tahun berikutnya. Tiongkok telah membuktikannya menjadi satu-satunya negara dunia yang bisa tumbuh positif saat masa-masa awal pandemi covid-19. Pada 2021, ekonomi Tiongkok diperkirakan bakal melesat hingga 8%, tetapi turun sedikit menjadi 5,6% pada 2022.

Sejumlah analis memprediksi Tiongkok akan menjadi high income country pada 2025 dan menargetkan akan meningkatkan nominal PDB-nya menjadi dua kali lipat pada 2035. Apabila itu bisa terwujud, Tiongkok akan berpeluang besar menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Optimisme seperti itu masih amat tumbuh di dalam negeri Tiongkok sendiri.

Sama seperti kita, optimisme seperti itu masih hidup karena ada jejak penting yang nyata. Sebagai negara asal mula virus covid-19, Tiongkok relatif gemilang dalam memitigasi beragam risiko. Mereka juga merespons keadaan secara cepat dan tepat. Karena itu, mimpi mereka tetap terjaga.

Apa yang disampaikan Menkeu Sri Mulyani tentang gambaran ekonomi kita tahun depan juga sangat terukur. Akan tetapi, kita masih punya pekerjaan rumah besar menjadikan APBN dan APBD sebagai bahan bakar penggerak ekonomi. Bentuknya penyerapan anggaran yang mulus, yang sesuai target.

Jangan seperti sekarang, berlomba-lomba menghabiskan anggaran di penghujung tahun dengan risiko tidak terlalu berdampak pada geliat ekonomi. Optimisme bersyarat sepertinya masih kita butuhkan.



Berita Lainnya
  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.