Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
AGAMA Baha’i tetiba menjadi perbincangan setelah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat Hari Raya Naw Ruz, natalnya atau lebarannya agama Baha’i.
Agama Baha’i mungkin kurang dikenal karena dia termasuk agama paling baru di dunia. Serupa agama-agama lain, Baha’i menyajikan suatu pandangan dunia mengenai perdamaian dan cinta kasih.
Agama Baha’i lahir dari agama Islam. Sayyid Ali Muhammad (1819-1850), penganut Islam Syiah, memaklumkan dirinya sebagai orang pertama dari jajaran para nabi baru setelah Muhammad. Ia menyebut dirinya Bab, pintu gerbang menuju Allah. Pada 1848, pengikut Bab alias penganut Baha’i memaklumkan diri keluar dari Islam dan mulai berjuang melawan pemerintahan Persia. Bab dihukum mati pada 1850 atas tuduhan makar terhadap Shah Persia.
Pendukung terkemuka Bab ialah Mirza Husayn Ali yang lahir di Persia pada 1817. Setelah Bab meninggal, Husayn Ali dipenjara. Ia mengaku di penjara itulah dia mendapat pengalaman gaib yang menasbihkan dirinya menjadi ‘dia yang kepadanya Allah menyatakan diri’.
Husayn Ali terkenal dengan sebutan Baha’ullah, kemuliaan Allah, setelah pada 1873, dia mengatakan kepada sahabatnya dirinya nabi baru. Penguasa Persia membuangnya dan dalam pembuangan itu Baha’ullah menulis banyak teks Baha’i.
Orang Baha’i percaya Tuhan yang transenden dan tak dapat dicapai pikiran manusia telah mengutus banyak nabi untuk memberi pencerahan kepada manusia. Penganut Baha’i mengakui keberadaan nabi-nabi agama lain. Rumah ibadah agama Baha’i dibangun sebagai pusat doa bagi semua orang dari semua agama dan tiap rumah ibadah punya sembilan pintu masuk yang melambangkan sembilan agama besar.
Akan tetapi, Baha’i menolak hegemoni segelintir agama dan bangsa dalam membentuk tatanan dunia. Baha’i lahir sebagai respons atas hegemoni atau monopoli agama, terutama Islam. Banyak agama atau aliran dalam agama kiranya lahir sebagai respons atas hegemoni suatu agama. Protestan lahir sebagai respons atas Katolik. Syiah lahir sebagai respons atas Sunni. Islam lahir sebagai respons atas hegemoni ‘agama jahiliah’ kaum Quraish. Sikhisme lahir sebagai respons atas Islam dan Hindu sekaligus.
Baha’i kiranya juga lahir sebagai respons atas kekuasaan suatu bangsa, yakni Persia. Banyak agama lahir sebagai respons atas kekuasaan. Islam lahir sebagai respons atas kekuasaan kaum Quraish. Yahudi lahir sebagai respons atas kekuasaan Firaun.
Akan tetapi, pada hakikatnya agama lahir sebagai respons manusia atas yang supranatural, transendental, sakral, atau realitas yang tak tampak. Husayn Ali merespons yang gaib selama dipenjara hingga melahirkan agama Baha’i. Muhammad merespons perintah sakral ‘Iqra’ di gua Hira dan kemudian lahirlah agama Islam. Musa merespons 10 perintah Allah dari realitas yang tak tampak hingga lahirlah agama Yahudi.
Respons manusia atas yang sakral tentu berbeda-beda. Pengalaman manusia atas realitas yang tak tampak pasti bervariasi. Itulah sebabnya banyak agama turun ke muka bumi.
Respons manusia atas yang sakral tidak berhenti dalam sejarah, tetapi terus berkembang. Evolusi respons manusia atas realitas yang tak tampak itu kelak melahirkan agama-agama baru yang barangkali tidak kita kenal sebelumnya. Baha’i yang terbilang agama baru lahir sebagai evolusi respons atas yang gaib. Di Amerika, misalnya, lahir agama yang barangkali asing di telinga, seperti Wicca, Raelisme, Syamanisme, yang semuanya lahir dari evolusi respons manusia atas realitas tak tampak. Tak perlu panik bila di kemudian hari ada orang mengaku nabi pembawa agama baru.
Respons manusia yang bervariasi atau beragam atas realitas tak terjangkau yang kemudian melahirkan berbagai agama sangatlah manusiawi. Perspektif manusia atas yang tampak saja beragam, apalagi atas yang tak tergapai. Ucapan selamat hari raya agama-agama kiranya bukan cuma penghormatan atas keberagaman agama, melainkan juga penghormatan atas kemanusiaan. Serupa Menag Yaqut, saya mengucapkan selamat Hari Raya Naw Ruz.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved