Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
FIRDAUS perempuan pelacur kelas atas. Dia membunuh laki-laki yang menjadi germonya. Dia dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Dia menjalani hari-harinya di penjara Qanatir, Mesir, sebelum menjalani eksekusi.
Firdaus sesungguhnya punya peluang mendapat grasi dari presiden. Dokter penjara menyarankannya meminta pengampunan kepada presiden. Namun, Firdaus tegas menolaknya. Baginya eksekusi mati justru jalan satu-satunya menuju kebebasan sejati.
Firdaus menjalani hari-harinya di penjara dengan tenang. Dia berjalan anggun dengan kepala tegak. Gerak-gerik tangannya serba tenang. Pandangannya tegar. Semua itu menunjukkan keberaniannya menghadapi kematian. Pada akhir 1974, Firdaus betul betul menghadapi dan menjalani hukuman mati itu.
Kisah Firdaus saya baca di novel berjudul Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-Saadawi. Perempuan di Titik Nol kiranya novel biografi karena pengarangnya menulisnya berdasarkan kisah nyata. Pengamat sastra menilai novel karya feminis Mesir ini sebagai gugatan terhadap kekuasaan laki-laki. Bukankah pelacur profesi yang diciptakan laki-laki?
Bagi Firdaus pelacur sukses lebih baik daripada seorang suci yang sesat. Menghadapi dan menjalani hukuman mati kiranya kesuksesaan membebaskan diri dari dunia patriarkis, dunia laki-laki.
Zakiah Aini perempuan teroris. Di dunia yang membedakan laki-laki dan perempuan, bolehlah kita sebut dia teroriswati, sedangkan laki-laki teroris, kita sebut teroriswan.
Zakiah yang terbilang belia ini sukses menembus Mabes Polri. Dia mengacungkan pistol yang disebut airgun ke arah polisi yang berjaga di pos penjagaan. Menurut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Zakiah melepaskan enam tembakan.
Zakiah, seperti semua teroris, mengharapkan kematian. Polisi menembak mati Zakiah. Polisi “memenuhi” harapan Zakiah. Teroris memang berani mati, tetapi takut hidup. Buya Syafii Maarif menyebutnya teologi maut.
Zakiah serupa Firdaus, sama-sama berani menghadapi kematian. Bedanya, Firdaus menghadapi kematian untuk mendapat kebebasan sejati, Zakiah menghadapi kematian karena terpenjara imaji tentang surga.
Dalam surat wasiatnya, Zakiah berharap Allah mengumpulkan Zakiah dan keluarganya di surga. Dengan mati lebih dulu, masuk surga duluan, Zakiah bisa memberi syafaat, menarik gerbong keluarga, ke surga.
Apakah Zakiah sungguh masuk surga, kita tak tahu dan tak pernah tahu. Yang saya tahu, teroris berani mati karena membayangkan disambut 72 bidadari di surga. Itu artinya teroriswan, teroris laki-laki, yang masuk surga. Saya tidak pernah mendengar, bila ada, cerita teroriswati, teroris perempuan, mati dan masuk surga disambut 72 bidadara.
Bayangkan, dalam dunia perterorisan, surga pun diciptakan oleh dan untuk laki-laki. Itu artinya Zakia mati tersesat dalam imaji surga partriarkis, surga yang diciptakan oleh dan untuk laki-laki.
Sebaliknya, saya pernah mendengar kisah pelacur masuk surga setelah memberi minum anjing kehausan. Dikisahkan, ada seekor anjing berputar-putar di tepi sumur. Anjing itu hampir mati kehausan. Seorang pelacur di antara pelacur-pelacur Bani Israil melihatnya. Dia melepas sepatunya dan menggunakannya untuk menimba air dari sumur. Sang pelacur kemudian memberi minum anjing tersebut. Maka, Tuhan mengampuninya. Banyak yang tidak percaya dengan kisah yang diceritakan satu hadist Nabi itu.
Siapa tahu Firdaus masuk surga juga. Serupa dengan pelacur Bani Israil yang membebaskan anjing dari kehausan, Firdaus membebaskan perempuan dari dunia laki-laki yang memenjara perempuan. Jangan-jangan benar yang dikatakan Firdaus bahwa pelacur sukses lebih baik jika dibandingkan orang suci yang sesat. Jika itu benar, sungguh ironis. Wallahualam.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.
ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved