Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
ADA orang di setiap waktu dan setiap negeri, kata Robert Kennedy, yang ingin menghentikan sejarah di jalurnya. Mereka yang hendak menghentikannya kiranya hendak memaksa orang percaya pada satu versi sejarah. Mereka memanipulasi dan mengeksploitasi satu versi sejarah seolah ia kebenaran tunggal, kebenaran mutlak. Otoritarianisme kiranya yang hendak menghentikan sejarah di jalurnya itu.
Orde Baru selama berkuasa menghentikan jalur sejarah pada keterlibatan Partai Komunis Indonesia pada Gerakan 30 September 1965.Otoritarianisme Orde Baru memanipulasi dan mengeksploitasi keterlibatan PKI antara lain melalui film Pengkhianatan G-30-S/PKI.
Orde Baru mewajibkan film itu diputar setiap 30 September. Tujuannya apalagi kalau bukan supaya tertanam dalam benak rakyat bahwa PKI berkhianat dan melancarkan kudeta terhadap Presiden Soekarno. Pada saat bersamaan, film itu juga hendak menancapkan heroisme Jenderal Soeharto dalam kepala kita.
Ada unsur propaganda dalam film Pengkhianatan G-30-S/PKI itu. Propaganda heroisme Letkol Soeharto juga beroperasi dalam film Enam Djam di Jogja, Janur Kuning, dan Serangan Fajar. Ketiga film itu berkisah Serangan Umum 1 Maret 1949. Ketiga film itu mempropagandakan Letkol Soeharto-lah yang mencetuskan serangan itu. Enam Djam di Jogja, Janur Kuning, dan Serangan Fajar, juga Pengkhianatan G-30-S/PKI kiranya bukan cuma hendak mengukuhkan kekuasaan Presiden Soeharto, melainkan juga militer dan Orde Baru.
Film kiranya kenyataan yang di tangan sutradara menjadi rekaan. Kenyataan ditulis menjadi sejarah, dan sejarah, kata budayawan Goenawan Mohamad, terdiri dari penemuan-penemuan separuh benar atau separuh salah hingga kemajuan terjadi.
Upaya Orde Baru menghentikan sejarah di jalur sekehendak hatinya juga berhenti bersamaan dengan tumbangnya kekuasaannya di awal reformasi. Muncul banyak jalur sejarah Serangan Umum 1 Maret dan Gerakan 30 September.
Kolonel Abdul Latief, misalnya, dalam buku Kesaksian tentang G30S mengatakan bukan Letkol Soeharto yang menggagas dan memimpin Serangan Umum 1 Maret. Latief yang berpangkat kapten mengisahkan Letkol Soeharto makan soto babat ketika serangan umum berlangsung. Kata Kolonel Latif yang dipenjara atas tuduhan terlibat G-30-S/PKI, film Janur Kuning banyak bohongnya. Kita yang menontonnya dibohongi.
Kesaksian Kolonel Latief, meminjam Goenawan Mohamad, mungkin penemuan separuh benar atau separuh salah hingga tercapai kemajuan. Akan tetapi, cerita Latief kiranya menyediakan alternatif lain dalam sejarah serangan umum supaya tercapai kemajuan sejarah bangsa.
Muncul banyak versi tentang G-30-S/PKI. Versi-versi itu cenderung mengaburkan keterlibatan PKI sebagai organisasi atau partai politik. Keterlibatan PKI masih misteri. Haji Salim Said dalam buku Gestapu, misalnya, lebih menunjuk peran atau keterlibatan tokoh-tokoh individu PKI ketimbang PKI sebagai organisasi.
Tesis Salim Said, masih meminjam Goenawan, juga penemuan yang mungkin separuh benar atau separuh salah, tetapi mendorong kemajuan sejarah bangsa. Kemajuan itu, misalnya, terciptanya rekonsiliasi di antara anak-anak para jenderal dan anak-anak tokoh PKI. Toh, bila orangtua komunis, anak tidak otomatis komunis.
Celakanya, masih ada saja orang yang hendak menghentikan sejarah G-30-S/PKI pada jalur Orde Baru. Dia bekas Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Jenderal Gatot sejak 2017 gemar mendorong pemutaran film Pengkhiatan G-30-S/PKI, supaya bangsa ini tetap waspada pada bahaya komunisme, katanya.
Jenderal Gatot kiranya menolak kemajuan sejarah dan peradaban bangsa. Alih-alih menghendaki kemajuan sejarah berupa rekonsiliasi, Jenderal Gatot seperti hendak membenturkan komunisme dan Islam. Dalam suratnya kepada Presiden Jokowi pada 24 September 2020, dia mengatakan pada pemberontakan 1948, PKI menjadikan ulama dan santri sebagai sasaran. Namun, Gatot tidak menyebut pasca-Gestapu, umat Islam dan tentara yang menjadikan orang-orang yang dituduh PKI sebagai sasaran kekerasan dan pembunuhan.
Itu semua terjadi karena ambisi politik Gatot menuju 2024, tahun pemilu. Kata sejumlah orang, Jenderal Gatot caper alias cari perhatian menuju 2024. Sejumlah lainnya menyebut Gatot halu alias berhalusinasi dengan bahaya ideologi komunis.
Serupa kita dibohongi film Janur Kuning, kita pun dibohongi film Pengkhianatan G-30-S/PKI. Film Pengkhianatan G-30-S/PKI membohongi kita antara lain dengan adegan sejumlah perempuan anggota Gerwani, organisasi perempuan yang katanya berafiliasi ke PKI, menyayat kelamin para jenderal. Tim autopsi tidak menemukan sama sekali luka bekas sayatan pada kelamin para jenderal.
Teman saya Syah Sabur di laman Facebook-nya iseng membuat semacam jajak pendapat. Pertanyaannya kira-kira, “Kepengin nonton film Pengkhianatan G-30-S/PKI atau drakor alias drama Korea?”. Banyak yang menjawab drama Korea. Mereka kiranya emoh dikhianati film Pengkhianatan G-30-S/PKI.
KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.
ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.
BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved