Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Asasinasi Politik

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
13/6/2019 05:30
Asasinasi Politik
Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI)

TERUS terang hingga detik ini saya sulit memahami bahwa pilpres yang demokratis menyimpan hasrat pembunuhan. Saya kiranya terlalu naif.

Pilpres ajang kontestasi dan kompetisi terbuka untuk memenangkan hati warga yang punya hak suara. Pembunuhan rencana tertutup untuk menghabisi nyawa. Di mana kiranya dua perkara itu bertemu?

Warga datang ke TPS membawa pilihan yang akan dicoblos. Untuk itu warga merdeka, tidak ada paksaan yang bikin orang marah lalu berniat membunuh.

Karena itu tidak pernah terbayangkan bakal ada rencana pembunuhan beberapa orang penting di negeri ini demi tujuan politik, demi kemenangan salah satu capres.

Menurut polisi, tersangka utama ialah purnawirawan berpangkat jenderal. Untuk sampai ke pangkat itu sang prajurit bukan saja melewati berbagai penugasan dan ekspose sebagai tour of duty, tetapi terbentuk dan tertempa jiwa kesatria.

Tentara dilatih untuk bertempur. Di medan tempur, pilihannya hidup atau mati, membunuh atau dibunuh. Keberanian mempertaruhkan nyawa demi membela negara itu diekspresikan antara lain dalam prinsip  'esa hilang, dua terbilang'.

Akan tetapi, semua kehebatan bertempur, membunuh, atau dibunuh itu tidak dipakai dalam damai, dalam supremasi sipil yang salah satu puncaknya ialah rakyat menggunakan hak konstitusinya untuk memilih presiden yang dipercaya dapat menjadikan Indonesia lebih baik 5 tahun ke depan.

Asasinasi politik bukan perkara baru dalam sejarah peradaban manusia. Yang paling menonjol di masa sebelum masehi asasinasi Julius Caesar (44 SM), yang menonjol di masa modern asasinasi John F Kennedy (1963).
Yang dibunuh umumnya kepala negara atau kepala pemerintahan. Terhadap Bung Karno beberapa kali ada yang ingin membunuhnya, namun gagal.

Rencana asasinasi berkaitan Pilpres 2019 digagalkan polisi. Kata polisi, sasaran rencana asasinasi itu ialah tiga pejabat negara, bukan kepala negara. Bahkan, termasuk rencana pembunuhan seorang sipil pimpinan sebuah lembaga survei yang antara lain melakukan hitung cepat.

Studi menunjukkan asasinasi dilakukan pribadi yang jiwanya tidak stabil. Bahkan, makin hebat mengidap delusi, makin tinggi keberhasilannya.

Delusi atau bukan yang diduga diidap tersangka biarlah domain psikiatri. Urusan polisi ialah menuntaskannya sampai ke pengadilan dan biarlah hakim yang bebas dan merdeka memutus apakah mereka bersalah atau tidak.

Yang jelas kasus rencana asasinasi itu menunjukkan demokrasi kita memang dalam stagnasi, bahkan menyimpan krisis dan mesiu yang 'siap' meledak entah kapan.

 



Berita Lainnya
  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.