Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemanah Indonesia Butuh Banyak Jam Terbang

Budi Ernanto
21/6/2023 08:10
Pemanah Indonesia Butuh Banyak Jam Terbang
Ilustrasi olahraga panahan.(MI/PALCE AMALO)

WAKIL kepala pelatih tim nasional panahan Indonesia Park Young-geol mengatakan pemanah Merah Putih butuh lebih banyak kesempatan bersaing di kejuaraan internasional.

Menurut pelatih asal Korea Selatan (Korsel) itu, atlet panahan Indonesia harus memiliki program latihan yang sama dengan atlet dari negara-negara lain. Kiblat panahan di Asia untuk saat ini adalah Korsel, Tiongkok, dan India.

"Jangan sampai ketinggalan jauh dari negara-negara tersebut sehingga tidak mampu bersaing. Kami harus memperbanyak latihan menembak, juga memperbaiki mental bertanding para atlet. Hanya itu cara satu-satunya agar kami tidak ketinggalan," ujar Park seperti dilansir dari Antara, Rabu (21/6).

Baca juga: Arsjad Rasjid Fokus Ulangi Sejarah Panahan di Olimpiade

Dia juga mengungkapkan atlet panahan Indonesia masih sulit untuk bersaing di perempat final, semifinal, hingga final karena sama sekali belum memiliki pengalaman sampai ke fase tersebut.

"Memang untuk bersaing hingga merebut medali masih terasa sulit karena Indonesia sendiri belum sering masuk ke semifinal atau final selama kompetisi dibandingkan dengan negara-negara lain. Jadi, selalu ada beban di pundak para atlet dan menjadi tekanan tersendiri untuk dapat mempersembahkan yang terbaik. Ini yang harus dipersiapkan dalam latihan," ujarnya.

Pernyataan Park tersebut merujuk pada hasil di turnamen internasional yang diikuti pemanah Merah Putih mulai dari Piala Dunia Stage 1 di Turki pada 18-23 April, Piala Dunia Stage 2 di Shanghai pada 16-21 Mei, dan Piala Asia Stage 3 di Singapura pada 5-10 Juni.

Baca juga: Ginting Sebut Persaingan Raih Tiket ke Olimpiade di Tunggal Putra Ketat

Pencapaian tertinggi atlet Indonesia adalah menempati peringkat keempat beregu campuran recurve pada Piala Dunia Stage 2 di Shanghai, sedangkan untuk Piala Asia terhenti di perempat final.

Masalah akurasi tembakan dinilai menjadi tantangan utama ketika para atlet memasuki situasi krusial yang menuntut konsentrasi dan mental tinggi untuk dapat melangkah lebih jauh ke babak selanjutnya hingga meraih medali. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya