Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
GANDA putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengaku sempat merasa tegang saat tampil di hadapan ribuan penggemar yang memadati tribun Istora Senayan, Jakarta, dalam pertandingan putaran pertama Indonesia Terbuka 2023, Selasa (13/6).
"Yang pasti, di babak pertama Indonesia Open cukup tegang karena sudah lama juga, beberapa bulan (setelah Indonesia Masters) tidak main di depan publik sendiri," kata Fajar dalam jumpa pers usai pertandingan.
Terakhir kali pasangan peringkat satu dunia itu tampil di Istora Senayan ialah saat Indonesia Masters 2023, Januari lalu. Setelahnya, Fajar/Rian melakoni tur ke berbagai negara mengikuti jadwal turnamen dari Federasi Badminton Dunia (BWF).
Baca juga: Rubber Game, Ganda Putra Leo/Daniel Lolos dari Tekanan Jepang
Di babak 32 besar Indonesia Terbuka, Fajar/Rian menyabet kemenangan setelah mengalahkan ganda putra Denmark Jeppe Bay/Lasse Molhede. Pasangan wakil tuan rumah itu menang dengan skor 21-15 dan 21-11.
Meski menang dua gim langsung dan bermain di hadapan penggemar sendiri, Fajar menilai Bay/Molhede merupakan pasangan yang mampu tampil baik dan bisa memberikan kesulitan di lapangan.
Namun, keunggulan bagi duo Indonesia tercipta berkat persiapan matang yang sudah diatur sebelum pertandingan.
Baca juga: Fajar/Rian Melawan Cedera di Laga Indonesia Terbuka 2023
"Pemain Denmark juga main bagus, tapi kami sudah siapkan strategi dan komunikasi dengan pelatih untuk cara mainnya," ungkap Fajar.
Fajar/Rian mengakui bahwa hasil awal di turnamen BWF Super 1000 hari ini menjadi modal mereka untuk bangkit. Di dua turnamen sebelumnya, di Malaysia Masters dan Singapura Terbuka, Fajar/Rian selalu kandas di putaran pertama.
"Ya kami berdua tak mau mengulang kekalahan di babak awal, karena di Malaysia dan Singapura kalah di babak pertama. Kami mau lebih fokus lagi, kami ingin melakukan yang terbaik," ungkap Fajar.
"Di dua turnamen kemarin belum maksimal, tapi kami tak mau menyerah dan mau perbaiki lagi supaya ke depan bisa lebih baik," timpal Rian. (Ant/Z-1)
Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kandas di semifinal Indonesia Terbuka saat melawan pasangan Korea Selatan, Kim Won Ho/Seo Seung Jae 18-21, 21-19, 21-23.
Adnan/Indah menyingkirkan unggulan pertama asal Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet, di putaran pertama Indonesia Terbuka.
Gerakan cepat dalam latihan, seperti agility dengan shuttlecock, memicu rasa pusing hebat yang membuat Gregoria Mariska Tunjung khawatir akan kambuh mendadak.
Gregoria Mariska Tunjung telah absen dari sejumlah turnamen internasional sejak akhir Maret, termasuk batal memperkuat tim Indonesia di Piala Sudirman 2025.
Bagi Fajar Alfian, warna biru bukan sekadar perubahan visual semata, melainkan menyentuh sisi emosionalnya sebagai seorang pendukung Persib Bandung atau Bobotoh.
Pertemuan sesama wakil Merah Putih itu akan mempertemukan unggulan kedelapan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi melawan pasangan muda Siti Sarah Azzahra/Agnia Sri Rahayu.
Duet Fajar/Fikri yang terbentuk secara mendadak itu sukses menembus podium tertinggi di Tiongkok Terbuka, menggantikan pasangan asli masing-masing yang tengah absen.
Fajar/Fikri mengalahkan pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam dua gim langsung 21-15, 21-14.
Fajar/Fikri berhasi menang dua gim atas wakil tuan rumah, Liang Wei Keng/Wang Chang, dengan skor 21-19, 21-17.
Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri kembali berjumpa lagi dengan Sabar Karyaman Gutama/M. Reza Pahlevi Isfahani.
Pertemuan di babak 16 besar ini menjadi yang kedua beruntun bagi kedua pasangan di arena BWF World Tour.
Fajar menyebut bahwa momen-momen krusial kembali menjadi titik lemah bagi dirinya dan Fikri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved