Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
BADAN Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) dalam periode April hingga Mei 2025 telah berhasil mengamankan 21 tersangka pengedar Narkoba di seluruh Bali. Dari total tersangka yang ditangkap, 5 orang berasal dari berbagai negara seperti Australia, India, Kazakhstan dan Amerika. Sementara total barang bukti narkoba antara lain Shabu sebanyak 1.762,09 gram netto, Ganja sebanyak 8.137,63 gram netto, THC sebanyak 92,11 gram netto, Hasis sebanyak 191,35 gram netto dan Ekstasi sebanyak 2.104 butir.
Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Rudy Ahmad Sudrajat dalam gelar perkara di Kantor BNNP Bali, Kamis (5/6) mengatakan, jumlah tersangka yang banyak dan barang bukti Narkoba dari berbagai jenis menunjukkan bahwa Bali sampai saat ini masih menjadi lahan empuk bagi pasar Narkoba dari lokal hingga mancanegara.
"Kami dari BNNP Bali bersama dengan seluruh stakeholder lainnya terutama Bea Cukai, aparat penegak hukum lainnya, serta unsur masyarakat terus berupaya untuk mengantisipasi dalam menghadapi ancaman Narkotika di seluruh Bali. Selama periode April sampai Mei, BNNP Bali bersama dengan seluruh jajarannya telah berhasil mengamankan 21 tersangka pengedar Narkoba dari berbagai jenis, dari 12 kasus yang berhasil diamankan. Bahkan 5 tersangka di antaranya adalah warga negara asing," ujarnya.
Dari total kasus dan para tersangka tersebut, petugas akhirnya berhasil meringkus jaringan internasional dari beberapa negara di dunia, jaringan nasional atau antarprovinsi dan jaringan lokal di Bali. Berbagai jenis barang haram tersebut pun dipasok dari luar negeri, dari luar Provinsi Bali dan kemudian mereka membangun sel di Bali dengan membentuk jaringan lokal Bali.
"Kami meminta masyarakat Bali tanpa kecuali untuk ikut berperan aktif dalam mencegah peredaran Narkoba di seluruh Bali. Kami juga bersama stakeholder lainnya akan terus memberdayakan masyarakat dalam pencegahan peredaran dan penggunaan Narkoba yang sangat berbahaya bagi masyarakat," ujarnya.
Sementara jaringan internasional yakni Kazakhstan dengan tersangka GT dan IM dengan barang bukti sabu 49,18 gram netto. Dari Amerika dengan tersangka WM yang membawa ekstasi 99 butir saat ditangkap. Dari India berinisial HV dengan barang bukti ganja 488,5 gram netto. Dan dari Australia berinisial PR yang membawa barang bukti THC sebanyak 92,11 gram netto dan hasis sebanyak 191,35 gram netto. Khusus untuk WN India dan Australia merupakan satu paket atau satu jaringan. Kedua WNA itu adalah Harsh Vardhan Nowlakha (31), seorang seniman asal India dan Poridas Robinson asal Australia. Harsh diringkus tim gabungan BNN Provinsi Bali beserta Bea dan Cukai Bandara Ngurah Rai di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai akhir pekan lalu.
"Pada saat itu dia (Harsh) baru datang dari luar negeri dan dilakukan pemeriksaan dan ditemukan barang bukti enam ratus gram ganja dari barang bawaannya. Jadi, ganja ini dibawa dari luar tapi tidak tau dari negara mana masuk ke Bali," ungkapnya.
Selanjutnya pria kelahiran Kolkata, West Bengal, 16 Mei 1994 itu diamankan untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam. Kepada petugas, pria dengan alamat tinggal di Bali di seputaran Jalan Tukad Asahan Denpasar Barat itu mengaku, ganja sebanyak itu atas pesanan Poridas Robinson. Selanjutnya Tim Gabungan melakukan pengembangan bersama Harsh mengantar ganja tersebut ke tempat tinggal Robinson di sebuah villa.
Namun saat barang haram itu tiba di kediamannya, bule asal Negeri Kanguru itu mengelak bahwa ia tidak melakukan pemesanan ganja sebanyak itu. Karena dia (Robinson) tidak mengaku, sehingga dilakukan penggeledahan di tempat tinggalnya itu. Dan petugas menemukan barang bukti seratus delapan gram hasis. Sehingga ia juga ikut diamankan beserta barang bukti itu. Meski dia mengelak tidak memesan ganja, tetapi ada barang bukti di tempat tinggalnya.
Kedua tersangka ini satu jaringan, dan barang bukti sebanyak itu akan diedarkan di Bali. Apalagi Robinson sendiri sudah 30 tahun berdomisili di Bali dan fasih berbahasa Bali. "Masih pengembangan. Dari barang bukti sebanyak ini, tidak mungkin dikonsumsi sendiri. Kemungkinan besar akan dijual, dan bisa jadi untuk di kalangan sesama warga negara asing. Apalagi bule Australia ini sudah lama di Bali dan lancar omong bahasa Bali," pungkasnya. (H-3)
PEREDARAN narkoba kini banyak menargetkan perempuan ataupun ibu rumah tangga sebagai kurir narkoba. Perempuan kerap menjadi sasaran sindikat narkoba karena rentan secara sosial dan ekonomi.
Tim Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatra Utara menggulung tiga jaringan narkoba besar sepanjang Mei 2025. Ratusan kilogram ganja dan sabu disita serta belasan tersangka ditangkap.
Penangkapan dilakukan pada Kamis (22/5/2025) sekitar pukul 11.30 WITA. Polisi menyakini jika pelaku masuk dalam jaringan internasional pengedar Narkoba jenis kokain di Bali.
APARAT kepolisian dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali berhasil menangkap jaringan pengedar antarprovinsi yakni Sumatera-Bali. Dari paket diketahui ganja sebesar 1,9 kilo
KEPALA Badan Narkotika Nasional RI (BNN) Komjen Marthinus Hukom mengungkapkan 10 wilayah di Indonesia yang rawan penyelundupan narkoba jaringan internasional.
Di samping melakukan penindakan, Polri juga melakukan pencegahan. Jenderal Listyo menyebut pihaknya mengidentifikasi 325 kampung narkoba.
Anwar Hafid menegaskan bahwa Pemprov Sulawesi Tengah tidak tinggal diam menghadapi maraknya penyalahgunaan narkoba.
Penggerebekan dilakukan setelah polisi menerima laporan dari warga yang resah dengan aktivitas peredaran narkoba.
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 bukan sekadar seremoni tahunan.
BNN tidak hanya akan fokus pada pendekatan dan penindakan, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan.
Dari pengembangan kasus-kasus penyalahgunaan narkoba itu, ternyata jaringannya juga terkoneksi ke Banjarmasin hingga ke Surabaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved