Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur (Pemprov) akan menutup 2024 ini dengan rentetan prestasi yang membanggakan. Selain prestasi, Pemprov Jatim juga mencatatakan capaian dari segi produktivitas sektor pangan yang mentereng.
Dengan produktivitas sektor pangan yang tinggi, yaitu untuk padi, daging, susu dan juga perikanan, bahkan Jawa Timur jadi semakin optimistis untuk menyambut 2025 untuk mewujudkan swasembada pangan.
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menegaskan bahwa sejauh ini Jatim memegang peranan penting dalam ketersediaan pangan nasional. Selama lima tahun berturut turut, Provinsi Jawa Timur berhasil mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di Indonesia.
“Selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2020-2024 dengan kontribusi sebesar 17,52 % terhadap produksi padi nasional,” terang Pj Adhy, kemarin,
Saat ini, tambah Pj Adhy, Jatim bahkan menjadi penyedia kebutuhan pangan bagi lebih dari 16 provinsi di Indonesia. ''Jatim menjadi lumbung pangan nasional dengan didukung dari tingginya produktivitas kita di sektor pangan,” imbuhnya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), capaian produksi padi tahun 2024 sebesar 9,266 juta ton-GKG atau setara dengan beras 5,327 juta ton. Demikian juga untuk komoditas pangan strategis lainnya, yaitu jagung.
Jawa Timur juga mencatatkan sebagai produsen jagung tertinggi nasional dengan kontribusi sebesar 29,56% terhadap produksi jagung nasional. Menurut data BPS, pada 2024 ini, produksi jagung pipilan kering pada kadar 14% sebesar 4,494 juta ton pipilan kering.
Pihaknya menegaskan bahwa andalan Jatim dalam swasembada pangan adalah padi atau beras. Dari perspektif kewilayahan, Jawa Timur memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakat Jawa Timur dan menyokong kebutuhan pangan di beberapa provinsi.
“Pun begitu di subsektor hortikultura, pada komoditas pangan strategis cabai dan bawang merah, Jawa Timur juga memberikan kontribusi besar terhadap nasional. Pada komoditas cabai rawit, Jawa Timur menjadi kontributor tertinggi sejak tahun 2020-2023,” urai Adhy.
Berdasarkan data BPS, produksi cabai rawit tahun 2023 sebesar 562.816 ton dan kontribusi terhadap nasional sebesar 37,89%. Untuk komoditas cabai besar produksi tahun 2023 sebesar 85.444 ton dan kontribusi terhadap nasional sebesar 21,74% dan menjadi penyumbang kedua setelah Provinsi Jawa Barat. Lalu pada komoditas bawang merah, produksi tahun 2023 mencapai 484.669 ton atau berkontribusi sebesar 24,58% terhadap nasional.
Optimalisasi kinerja pertanian
Optimalisasi Kinerja Pertanian menjadi salah satu langkah aksi yang dibuat Pemprov Jatim untuk meningkatkan produksi untuk penguatan ketahanan pangan dan menjaga ketersediaan pangan.
“Dalam meningkatkan produksi pangan, kami di pemprov Jatim melakukan tiga hal. Yang pertama yaitu Peningkatan Indeks Pertanaman, Peningkatan Produktivitas dan Penyelamatan Hasil,” urai Adhy.
Selain itu juga dilakukan dalam langkah perbaikan insfrastruktur pertanian. Pemprov Jatim secara maksimal melakukan perbaikan Jalan Usaha Tani juga irigasi perpompaan.
Hal ini penting agar petani mendapatkan akses dan pengairan yang cukup untuk lahan mereka. “Kita juga melakukan penguatan aspek kelembagaan petani dari on farm sampai off farm serta dukungan kebijakan Pemerintah, pemahaman petani, fasilitasi (gapoktan/ koperasi), kelembanggan petani melalui Korporasi Petani. Serta Pemprov Jatim juga aktif dalam memfasilitasi dan optimalisasi alsintan atau pemanfaatan dari on farm sampai dengan off farm melalui mekanisasi pertanian,” tegasnya.
Hasil pertanian Jatim tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja. Tapi juga untuk diekspor.
Disampaikan Adhy, produk pertanian Jatim yang diekspor adalah produk kakao. Produk kakao ini menjadi andalan Jatim selain juga tembakau dan rokok, ikan, serta teh, kopi dan rempah-rempah. Sedangkan untuk produk pangan yang diimpor meliputi komoditas serealia, buah-buahan, tembakau dan rokok, serta biji dan buah yang mengandung minyak.
“Ekspor terus kita dorong, jadi semua kita berjalan linier, perbaikan dilakukan di banyak titik. Dan produknya juga kita galakkan untuk bisa menembus pasar global. Dan kita mendorong supaya yang dieskpor bukan bahan mentah ya. Tapi sudah dalam bentuk olahan,” tegasnya.
Pj Gubernur Adhy menegaskan, meski saat ini Jatim sudah menjadi provinsi dengan penghasil padi tertinggi di Indonesia, tidak membuat Pemprov Jatim berpuas diri. Saat ini, pihaknya juga masih terus berupaya mendorong produktivtas padi petani Jatim.
Tak hanya itu, Provinsi Jawa Timur juga memiliki banyak potensi dari sektor Kelautan dan Perikanan. Sampai dengan bulan Oktober tahun 2024 produksi perikanan tangkap Jawa Timur mencapai sebesar 473.308,620 ton, produksi perikanan budidaya sebesar 1.155.136,84 ton, produksi ekspor hasil Kelautan dan perikanan sebesar 286.212,17 ton.
“Komoditas unggulan perikanan budidaya Jawa Timur yaitu komoditas rumput laut, ikan bandeng, ikan lele, udang Vanamei, dan ikan nila. Komoditas unggulan perikanan tangkap Jawa Timur yaitu ikan tongkol dan ikan lemuru,” tutur Adhy.
Dalam mendorong peningktakan produktivitas sektor perikanan, Pemprov Jatim juga memberikan program bantuan untuk nelayan. Mulai dari pemberian sarana alat penangkapan ikan (API) dan Alat bantu penangkapan ikan (ABPI) yang ramah lingkungan.
Dalam lima tahun ini, Pemprov Jatim juga aktif melakukan pemulihan sumber daya ikan di laut. Di antaranya melalui program underwater restocking dan penebaran benih ikan di perairan umum daratan (PUD).
Pemprov juga memberikan bantuan pelayanan pengurusan dokumen kapal penangkapan ikan agar nelayan dapat beroperasional secara maksimal terkait sarana yang digunakan layak secara teknis dan lengkap administrasinya.
Dengan begitu maka dapat mengurangi tindak illegal fishing, penerapan aturan dalam penggunaan alat tangkap yang dilarang, sosialisasi pengelolaan SDI yang berkelanjutan, pengendalian kegiatan penangkapan ikan melalui pengaturan perijinan.
Demi membantu swasembada pangan Indonesia di tengah isu krisis pangan yang melanda dunia. Salah satu upaya mewujudkan peningkatan produktivitas padi Jawa Timur adalah dengan memenuhi kebutuhan pupuk petani. “Kebutuhan pupuk subsidi di Jawa Timur Tahun 2024 adalah sebesar 2.598.476 ton, sedangkan ketersediaan alokasi pupuk bersubsidi di Jawa Timur hanya sebesar 1.949.952 ton,” kata Adhy.
“Ini artinya baru 75,04% dari total kebutuhan pupuk bersubsidi yang saat ini tersedia. Dan masih ada kekurangan atau sisa yang belum terpenuhi sebesar 648.524 ton. Inilah yang sedang dan terus kita perjuangkan, ada produksi pertanian kita, khususnya padi, bisa meningkat,” imbuhnya.
Ia kemudian menjabarkan detail kebutuhan pupuk subsidi bagi petani Jatim. Rincinya yaitu Pupuk Urea 1.100.561 Ton, Pupuk NPK 1.341.333 Ton, Pupuk NPK Formula 984,7 ton dan Pupuk Organik 155.598 Ton.
Meski baru terpenuhi 75,04%, namun dijelaskan Adhy bahwa angka itu sejatinya sudah hasil penambahan di tahun 2024. Semula alokasi pupuk subsidi Jatim adalah 963.847 ton atau 39,85% dari kebutuhan.
Namun setelah melakukan pengajuan penambahan kuota, maka terbit Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 249 Tahun 2024. Sehingga pada April 2024 Pemerintah menambah alokasi pupuk bersubsidi yang semula 4.732.519 ton menjadi 9.550.000 ton menjadi 1.920.074 ton atau 79,4% dari kebutuhan petani.
“Karena masih ada kekurangan, kita juga mendorong agar petani mengembangkan inovasi dan kreativitas dengan menggunakan pupuk alami. Hal ini bisa mendorong produktivitas tanpa harus bergantung pada pupuk subsidi,” tegasnya. (RO/S-1)
Di tengah melaksanakan ibadah haji, Gubernur Khofifah tetap monitor progres program prioritas nasional tersebut.
Begitu dilantik pada 20 Februari lalu, sederet program strategis langsung direalisasikan, terutama terkait hajat hidup masyarakat.
Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan (KTH) sebesar Rp497.925.287.251.
Wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah dipilih mengingat kedua daerah ini memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor perikanan hias dan akuakultur.
Jawa Timur menjadi provinsi terbanyak di Indonesia dalam pengesahan koperasi merah putih yang sudah berbadan hukum dengan jumlah 3.011 koperasi.
Tindakan ini juga selaras dengan program Astacita Presiden Prabowo, yang menekankan penanganan serius terhadap peredaran rokok ilegal.
Pemprov Jawa Timur menggandeng ESQ Corp untuk meningkatkan produktivitas Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui penerapan manajemen talenta berbasis Talent DNA dan kecerdasan buatan (AI).
Dalam keputusan itu tertuang penjelasan dana dari pemerintah pusat ke pemerintah provinsi senilai Rp200 miliar tidak ditransfer.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved