Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sentra Padi Komitmen Terus Jaga Produksi

Faishol Taselan
20/10/2024 06:30
Sentra Padi Komitmen Terus Jaga Produksi
Petani memikul benih padi untuk ditanam di persawahan Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (17/10).(ANTARA FOTO/MUHAMMAD MADA)

PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengaku optimistis bisa menjaga produksi dan pasokan bahan pangan, terutama beras, menjelang musim El Nino. Optimistisme tersebut disampaikan Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana kepada Media Indonesia.

"Ketersediaan pangan menghadapi fenomena alam seperti El Nino dipastikan terjaga karena pemerintah terus melakukan berbagai terobosan dengan melakukan kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan masyarakat," ujar Nana.

Secara rinci, ia mengatakan langkah-langkah yang dilakukan ialah program bantuan pompanisasi. Menurutnya, itu bisa mendorong produksi dari semula hanya panen satu kali menjadi dua kali setahun.

"Ini akan sangat membantu produksi beras di Jawa Tengah yang merupakan daerah yang selama ini dikenal sebagai sentra padi nasional," tuturnya.

Sejauh ini, sebanyak 5.134 unit pompa sudah didistribusikan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi ke tiap-tiap kabupaten/ kota. Penggunaan bantuan pompa, menurut Nana, sudah mencapai 93% dari total luas lahan yang ada.

"Kami terus berupaya karena bantuan pompa sangat membantu. Petani yang biasanya panen sekali bisa dua kali, yang panen dua kali bisa tiga kali. Jadi ini sangat membantu produksi pangan di Jawa Tengah," katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga berkomitmen merealisasikan capaian luas tambah tanam (LTT) padi. Pada September 2024, LTT di Jateng sudah menyentuh 65.140 hektare. Pada Oktober ini, capaiannya didorong hingga 110.000 hektare.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng Supriyanto mengungkapkan kebutuhan beras di provinsi tersebut sekitar 340.000 sampai 345.000 ton per bulan. Artinya, dalam sebulan, harus ada panen minimal di lahan 100.000 hektare, dengan rata-rata produksi 5,5 ton sampai 5,6 ton per hektare.

“Artinya, didapat antara 550.000 sampai 560.000 ton gabah kering giling. Kalau dikonversi ke beras 62,74%, ketemu angka 345.000 ton. Itu aman untuk satu bulan,” jelas Supriyanto.

Akselerasi tersebut, lanjut dia, memang harus dilakukan mengingat Jawa Tengah menjadi tumpuan pangan nasional bersama Jawa Barat dan Jawa Timur. Oleh karena itu, Ia meminta para kepala dinas di tingkat kabupaten/kota bisa lebih optimal dalam merealisasikan LTT.

“Selama ini Jawa Tengah dianggap sudah mampu untuk terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas padi. Namun, tetap masih ada yang harus kita tingkatkan, khususnya dengan perluasan tanam padi,” ucapnya.

Ditambahkan dia, berdasarkan prakiraan BMKG, pada pertengahan Oktober ini hujan sudah akan mulai mengguyur beberapa daerah. Itu diharapkan bisa mempercepat proses penanaman padi.

 

Produksi di Jawa Timur

Di Jawa Timur, upaya menjaga dan meningkatkan produksi padi juga terus dilakukan. Kepala Dinas Pertanian dan KP Provinsi Jatim Heru Suseno mengungkapkan pihaknya menggalakkan program perluasan areal tanam (PAT) melalui kegiatan pompanisasi dan irigasi. Langkah itu diyakini mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP). "Perluasan areal tanam dilakukan dengan mengoptimalkan lahan-lahan tidur atau lahan marginal dan/atau lahan suboptimal. Itu dilakukan dengan mengerahkan pompa-pompa sehingga lahan itu bisa terairi dan menjadi produktif.

Ia menyebut luas tanam padi periode Oktober 2023-September 2024 di Jawa Timur mencapai 2.177.256 hektare (ha). Capaian tersebut lebih tinggi 91.479 ha jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya seluas 2.085.776 ha. Adapun, untuk periode Oktober-Desember 2024, dinas pertanian setempat menargetkan luas tanam padi mencapai 596.782 ha.

“Provinsi Jawa Timur optimistis realisasi luas tanam pada periode Oktober-Desember dapat melebihi realisasi tahun sebelumnya dan bisa mencukupi pasokan untuk awal 2025 mendatang,” tandasnya.

Jawa Timur hingga kini masih mempertahankan posisi sebagai produsen padi terbesar di Indonesia selama empat tahun berturut-turut sejak 2020 hingga 2023. Kontribusinya mencapai 17,9% dari total produksi padi nasional.

“Capaian produksi padi di 2023 sebesar 9.710.661 ton gabah kering giling atau setara dengan beras sebesar 5.607.132 ton,” tutur Heru. (HT/Z-11)

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya