Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BMKG Minta Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di 22 Daerah di Jateng

Akhmad Safuan
18/12/2024 11:01
BMKG Minta Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di 22 Daerah di Jateng
ilustrasi(Akhmad Safuan/MI)


 
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir berpotensi terjadi di 22 daerah di Jawa Tengah (Jateng). Dampak kondisi cuaca tersebut menjadikan ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin ribut masih tinggi, apalagi diperkirakan puncak musim penghujan baru akan berlangsung Februari mendatang. 

"Banjir rob di Pantura juga masih  menjadi ancaman serius," kata Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Lessy Andari, Rabu (18/12).

Menurut Lessy Andari, selain peluang hujan di sejumlah kawasan perairan utara Jawa Tengah, air laut pasang (rob) terjadi pukul 22.00-02.00 WIB dengan ketinggian capai 119 centimeter, sehingga diminta kewaspadaan bagi warga berkegiatan di pesisir karena akan berdampak terjadinya banjir rob.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N dalam mengatakan hujan ringan-lebat masih akan mengguyur daerah Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan, dataran tinggi dan Jawa Tengah bagian barat, bahkan cuaca ekstrem berpotensi di 22 daerah di Jawa Tengah.

Berdasarkan pengamatan cuaca Rabu (18/12) pukul 05.30 WIB, lanjut Arif, meskipun pada pagi pada umumnya berawan, namun memasuki siang, sore dan awal malam hujan-sedang merata mengguyur seluruh daerah di Jawa Tengah, potensi cuaca ekstrem di sejumlah daerah tersebut dapat berdampak ancaman bencana hidrometeorologi.

"Waspadai ancaman bencana hidrometeorologi, cuaca ekstrem masih berpotensi di 22 daerah serta ketinggian gelombang di perairan utara 1,25-2,5 meter dan di perairan selatan di Jawa Tengah 1,25_2,5 meter," ujar Arif.

Potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah, ungkap Arif, yakni Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Kudus, Ungaran, Temanggung, Batang, Kajen, Pemalang, Slawi, Brebes, Magelang, Salatiga, Pekalongan, Tegal, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Bergas Catursasi Penanggungan secara terpisah juga memperingatkan sejumlah wilayah berisiko banjir dan longsor, sehingga perlu diwaspadai dan bersiaga sejak saat ini karena intensitas hujan cukup tinggi dan berpotensi ekstrem.

Meskipun puncak musim hujan baru diperkirakan berlangsung pada Februari 2025 mendatang, demikian Bergas Catursasi Penanggungan, namun mengingat Intervensi tinggi hujan saat ini sejumlah daerah baik di Pantura maupun Pansela Jawa Tengah rawan terhadap bencana banjir. "Ada 15 daerah rawan ancahan banjir di Jawa Tengah," imbuhnya.

Daerah rawan banjir di Pantura, ungkap Bergas Catursasi Penanggungan, yakni Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati dan  Rembang, sedangkan di Pansela di Jawa Tengah meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri.

"Berdasarkan data selama Januari-Desember telah terjadi 324 kejadian bencana di Jawa Tengah seperti banjir, longsor, banjir rob, gempa bumi dan angin puting beliung dengan kerugian mencapai Rp76,74 miliar," katanya. (H-3)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya