Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Polri Ungkap Penyebab Stok Beras Menurun di Sulsel

Siti Yona Hukmana
30/5/2024 09:15
Polri Ungkap Penyebab Stok Beras Menurun di Sulsel
Satgas pangan Polri kala menyelidiki penyebab menurunnya stok beras di Sulawesi Selatan.(MI/HO)

TIM Satgas Pangan Polri mengungkap faktor penyebab stok beras dan gabah mengalami penurunan pada 2024 dibanding 2023 di wilayah Sulawesi Selatan. Penurunan disebabkan oleh efek El-Nino dan banjir, khususnya di wilayah Kabupaten Sidrap.

Hal itu diketahui ketika Tim Satgas Pangan Polri melakukan monitoring ketersediaan stok dan penggilingan beras di wilayah Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilakukan bersama Kementerian Pertanian RI.

"Stok beras dan gabah di penggilingan tersedia namun tidak sebanyak 2023. Hal itu disebabkan efek dari El-Nino dan situasi saat ini di Sidrap masih banjir,” kata Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Kombes Hermawan dalam keterangan tertulis, Kamis (30/5).

Baca juga : Tim Satgas Pangan Polri Pastikan Harga Bahan Pokok di Riau Stabil

Selain itu, Hermawan mengatakan kualitas gabah yang dihasilkan petani juga sangat rendah karena curah hujan yang cukup tinggi. 

Sehingga, kata dia, harga jual di petani saat panen raya pada Maret dan April 2024 masih di bawah harga pokok penjualan (HPP) Rp6.000, yakni petani jual Rp5.000 sampai Rp5.700.

"Saat ini, Mei, selesai panen raya harga kembali naik di atas HPP, dengan harga di petani Rp6.100 sampai Rp6.500,” jelas Anggota Satgas Pangan Polri ini.

Baca juga : Lakukan Stabilisasi Harga Pangan, Stok Beras di Sulsel Aman Hingga Juli

Menurut dia, pengawasan dilakukan untuk menjaga keseimbangan harga beras dari hulu sampai hilir sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Makanya, lanjut dia, Satgas Pangan Polri mengecek ke penggilingan, pelaporan penyerapan gabah/beras dan ketersediaan stok beras melalui aplikasi yang ada di wilayah Kabupaten Sidrap.

“Kita harus menjaga stabilitas gabah dan beras baik di tingkat petani, penggilingan hingga di tingkat masyarakat,” ujarnya.

Baca juga : Polri Antisipasi Gangguan Pasokan dan Distribusi Bahan Pangan Jelang Ramadan

Adapun, Hermawan mengatakan hasil monitoring dari aplikasi Sidrap ditemukan di CV Surya Inti Pangan yang bukan mitra Bulog memproduksi beras merek lahap dan jeruk. Dengan rincian produksi beras premium 60% dan beras medium 40%. Perusahaan ini menjual hasil produksi ke Makassar, Papua, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

Kemudian, Hermawan merinci stok yang tersedia di gudang CV Surya Inti Pangan 800 ton untuk pecah kulit dan 30 ton untuk beras premium siap jual. Lalu, menjual beras premium di penggilingan seharga Rp13.200 dan beras medium Rp12.100.

"Alat yang dimiliki saat ini berupa alat pengering 150 ton/proses 17 jam, dan alat proses menjadi beras dengan daya tampung 80 ton proses 16 jam,” pungkasnya. (Z-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya