Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar) tengah berupaya menekan harga beras. Salah satunya mendorong beras jenis Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) untuk masuk ke retail.
Sedangkan untuk stok beras di Kota Bandung masih tercukupi, di Gudang Bulog Bandung stok beras medium sebanyak 4.300 ton dan beras premium 33 ribu ton.
“Saya pastikan stok beras di Kota Bandung dalam posisi tercukupi, pemkot terus berkoordinasi dengan Bulog terkait kenaikan harga ini. Koordinasi juga sejalan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID),” jelas Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono di Bandung Kamis. (15/2).
Baca juga : Harga Beras Melejit, Pemkot Bandung Segera Adakan Operasi Pasar
Menurut Bambang, pemkot yakin jika beras bisa masuk ke retail, tentu bisa membantu menstabilkan harga beras dan pemkot juga telah mengimbau kepada sejumlah asosiasi pedagang, agar menahan harga beras di pasaran. Hal ini dikarenakan stok beras masih dalam kondisi tercukupi.
“Kami sudah mengimbau kepada beberapa asosiasi pedagang agar menahan harga. Sebab stok berasnya cukup, tidak langka dan pemkot akan tentukan langkah-langkah strategis, termasuk melaksanakan operasi pasar dan juga pasar murah,” terangnya.
Hal senada juga dikatakan Bupati Kabupaten Bandung, Dadang Supriatna yang memastikan stok cadangan beras di Kabupaten Bandung masih dalam kondisi aman hingga tiga bulan ke depan. Saat ini pemkab melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Bandung, terus melakukan monitoring ke sejumlah pasar agar kenaikan tidak terlalu melambung.
Baca juga : Airlangga Hartarto: Beras SPHP Dinaikkan dari 150 Ribu Ton menjadi 250 Ribu Ton
“Memang beras kosong terutama yang biasa tersedia di supermarket. Kami juga sudah monitoring ke beberapa pasar, beras ini harganya naik di kisaran Rp16–17 ribu per kilo,” ujarnya.
Untuk itu bupati mengantisipasi agar tidak terjadi lonjakan harga beras dan memastikan tidak terjadi kerawanan pangan. Pihaknya juga siap untuk membantu masyarakat yang mengalami kerawanan pangan. Saat ini di Kabupaten Bandung memiliki 800 ton beras cadangan, Jadi, kondisinya masih aman dan tidak usah khawatir.
Ditanya penyebab kenaikan harga beras ini, Bupati Dadang Supriatna bilang karena produksi padi sedang langka.
Baca juga : Harga Beras Mahal, Dirut Bulog Sebut tidak Ada Penyesuaian HET
“Tentunya Bulog juga sebagai penampung, ada keterbatasan dalam penyediaan. Tetapi saya optimis ketersediaan beras untuk tiga bulan ke depan Kabupaten Bandung relatif aman,” tambahnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Dicky Anugerah menambahkan, pihaknya bersama jajarannya turut aktif melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian Perdagangan. Langkah ini dilakukan dengan fokus pada tingkat agen dan pasar rakyat untuk memastikan ketersediaan dan distribusi beras yang cukup, demi menjaga stabilitas pangan masyarakat Kabupaten Bandung.
“Dengan kelangkaan dan mahalnya komoditas beras, Perum Bulog Kanwil Jabar akan menyalurkan Bantuan Pangan sebanyak 44 ribu ton per bulannya, ke pasar-pasar baik tradisional maupun modern. Pendistribusian ini akan terus dilanjutkan, untuk menahan laju kenaikan beras di pasaran,” sambungnya.
Baca juga : Wow, Harga Beras Cianjur Tembus Rp16 Ribu Per Kg
(Z-9)
PRESIDEN Prabowo Subianto mengancam agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan kebutuhan pangan. Soal permasalahan beras, ia memperingatkan penggilingan beras skala besar
Agen menghentikan pasokan kendati pedagang telah mengorder. Kalaupun ada pengiriman beras, jumlah tidak sesuai pesanan.
MENTERI Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih dalam angka aman. Sebelummya diberitakan beras premium dan medium mulai langka
Sejak 8 Agustus 2025, ribuan kilogram beras telah disalurkan kepada masyarakat di berbagai kabupaten/kota di Lampung.
Peneliti Center of Reform on Economic (CoRE) Eliza Mardian menanggapi penghentian operasional sekitar 30% pengusaha penggilingan kecil di Jawa Tengah.
30 persen dari total 29 ribu pengusaha penggilingan di Jawa Tengah (Jateng) tidak beroperasi. alasannya mereka tidak mampu membeli harga gabah.
Melemahnya daya beli masyarakat menyebabkan penjual beras menurun hingga 50%.
Nantinya, beras konsumsi harian akan disederhanakan hanya menjadi satu jenis, yaitu beras reguler.
Hasil pengamatan Ombudsman menunjukkan bahwa isu pengoplosan beras yang selama ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved