Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Riung 17 Pulau Berpotensi jadi Wisata Super Prioritas

Palce Amalo
16/12/2020 16:05
Riung 17 Pulau Berpotensi jadi Wisata Super Prioritas
Ekosistem terumbu karang di perairan kawasan Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau Riung, Ngada, NTT.(MI/Sumaryanto Bronto)

TAMAN Wisata Alam Laut (TWAL) Riung 17 Pulau di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa didorong menjadi wisata super prioritas, seperti Labuan Bajo di Manggarai Barat.

Sekretaris Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHKK) Tandya Tjahjana menyebutkan TWAL Riung 17 Pulau bisa dikembangkan menjadi super prioritas kedua di NTT setelah Labuan Bajo.

Lantaran lokasi wisata di Kabupaten Ngada ini memiliki kesamaan dengan Taman Nasional Komodo. Bahkan, beberapa spot di lokasi itu tidak ada di Labun Bajo seperti spot 400 ribu kelelawar di Pulau Kelelawar, serta habitat komodo berukuran kecil.

"Keindahakan alam dan kekayaan hyati yang sangat tinggi di Riung 17 Pulau merupaka modal dasar di dalam pengembangan wisata alam, wisata super prioritas di NTT. Kita galakan menjadi wisata super prioritas," katanya saat menyampaikan sambutan di Desa Nangamese, Riung, Kabupaten Ngada sebelum bertolak ke lokasi wisata Riung 17 Pulau, Rabu (16/12).

Jika nantinya jadi wisata super prioritas, ia yakin akan terjadi peningkatan ekonomi di wilayah itu. Apalagi lokasi  berdekatan dengan Labuan Bajo.

Namun, untuk saat ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT mulai menyiapkan spot khusus bagi masyarakat setempat untuk budidaya rumput laut, teripang dan lobster.

Pada kesempatan pertemuan bersama warga di Riung, Kepala BBKSDA NTT Timbul Batubara menandatangani surat kesepakatan bersama kelompok budidaya rumput laut dan teripang untuk memanfaatkan spot di dalam kawasan tersebut. Hal itu bertujuan mendorong pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemi covid-19.

Abdurahman Melang, petani rumput laut di Riung mengatakan ia bersama 20 anggota kelompoknya membutuhkan modal sekitar Rp20 juta untuk budidaya rumput laut, sehingga dengan bantuan dari BBKSDA, ia yakin seluruh petani rumput laut di Riung akan kembali bekerja dengan tenang. (OL-13)

Baca Juga: Pemkab Waspadai Warga Zona Covid-19 yang Rayakan Natal di Sikka



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya