AKSI pelecehan seksual kembali terjadi di bus Transjakarta. Aksi pelecehan seksual tersebut diduga dilakukan seorang penumpang laki-laki paruh baya kepada seorang penumpang perempuan pada Senin (20/2) malam. H, korban pelecehan seksual tersebut menulis kejadian yang dialaminya di akun media sosial miliknya di Twitter @everflawless.
Media Indonesia telah mendapatkan izin korban untuk mengutip isi cuitannya tersebut. Haura mengatakan, pada Senin (20/2) malam, ia menaikki bus rute Monas-Pulogadung dari Halte Monas untuk pulang ke rumahnya di kawasan Kelapa Gading setelah selesai bekerja.
Ia menyebut sudah memahami bahwa kondisi bus Transjakarta di jam kerja akan padat. Saat di dalam bus ia merasakan ada yang janggal dari sikap seorang penumpang pria yang berdiri tepat di belakangnya.
"Saat menaiki bus, saya merasakan ada sesuatu yang aneh dan tidak wajar di daerah bokong saya, sesekali orang dibelakang saya mengarahkan kakinya ke betis saya. Saya langsung memberi tahu ke ibu-ibu yang berada di sebelah saya untuk meminta bantuan apakah benar yang saya rasakan," ujar Haura.
Ia mengetik permintaan bantuan tersebut melalui telepon genggamnya. Penumpang ibu-ibu itu segera melihat apa yang dilakukan pelaku dan langsung mengajak Haura pindah ke sisi bus yang diperuntukkan bagi penumpang perempuan.
"Sejak itu saya berpikir untuk menindaklanjuti peristiwa kurang menyenangkan ini. Dan langsung memperhatikan gerak gerik oknum untuk menunggu dia turun dari bus," tuturnya.
Pelaku kemudian turun di Halte Rawa Selatan. Haura pun lekas mengikutinya untuk turun guna mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia menyudutkan pelaku dan dibantu oleh dua orang pria lainnya yang ada di halte. Dua pria tersebut diduga petugas Transjakarta karena dari foto yang dibagikan Haura, salah satunya menggunakan baju dengan logo Transjakarta.
"Akhirnya oknum turun di halte Rawa Selatan. Saya pun langsung menarik badannya untuk menyuduti oknum ini. Dengan tenaga dan badan saya yang memang memadai untuk melakukan hal ini saya menahan oknum ini sampai kedua pria (baju oren dan hitam) menahan oknum agar tidak kabur," ujarnya.
Baca juga: Operasi Keselamatan Jaya 2023, Polda Metro Tindak 40.601 Pelanggar
Dari video rekaman yang dibagikan Haura, pelaku berupaya kabur dengan melompat dari halte. Pelaku sempat terjatuh dan berdiri untuk memungut barang-barangnya yang turut berceceran di jalan.
Salah satu barang yang jatuh dan belum sempat diambil adalah sebuah kartu JakLingko yang khusus diberikan pada kelompok penumpang yang dapat menggunakan Transjakarta secara gratis. Dalam kartu tersebut tertulis nama pemilik kartu dan diduga sebagai anggota kepolisian. Namun, ia menduga kartu tersebut bukan milik si pelaku.
"Walaupun orang ini akhirnya kabur, kedua warga yang berusaha menahan oknum mendapatkan kartu Jaklingko yang digunakan oleh oknum tersebut. Barangkali ada yang kenal mungkin boleh dibantu ini kartunya disalahgunakan," kata Haura.
Ia menegaskan, tujuan dirinya mengunggah kejadian yang dialaminya ini ke media sosial untuk memberikan dorongan keberanian pada penumpang lainnya yang pernah mengalami hal serupa maupun kepada yang belum pernah mengalaminya agar berhati-hati serta berani melawan.
"Saya menggunakan kekuatan sosial media untuk menyadarkan para wanita diluar sana yang sekiranya mengalami pelecehan seksual untuk langsung lawan balik. Kalau kasus saya mungkin saya bisa lawan dengan fisik saya, tapi bisa juga untuk teriak untuk menyadarkan warga sekitar," tandasnya.
Ia pun sudah dihubungi oleh Biro Paminal Polda Metro Jaya bahwa pelaku bukan anggota Polri. Haura menambahkan tak melaporkan kejadian tersebut karena ingin mendorong para korban berani melawan balik pelaku.
"Stay safe yaaa sekali lagi semuanya. Setelah ini juga, aku mohon jangan sampe jadinya pada takut naik transportasi umum. Atau apapun itu karena kita punya hak untuk naik transportasi umum dan punya hak untuk lawan balik. Peluk erat untuk semua korban yang cerita di thread ini," imbuhnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada respons dari PT Transjakarta terkait kejadian tersebut. (OL-4)