Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
POLISI membubarkan dan mengamankan 17 aktivis Papua yang melakukan aksi protes di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada Kamis (30/9).
Salah satu peserta aksi, Ambrosius Mulait, mengatakan 17 peserta aksi langsung diangkut pihak kepolisian saat tiba di depan Kedubes AS. Pihaknya bahkan belum menyampaikan sejumlah tuntutan.
Adapun tuntutan aksi dalam rangka memperingati Roma Agreement ke-59, yakni mendesak Presiden Joko Widodo untuk menarik anggota TNI-Polri di Papua. Sebab, membuat situasi masyarakat di Papua tidak nyaman.
Baca juga: Negara Harus Usut Tuntas Kematian Nakes di Pegunungan Bintang
Lalu tuntutan lainnya ialah membebaskan tahanan politik Victor Yeimo yang sakit dan ditahan di Mako Brimob Jayapura. Serta, menolak perpanjangan Otsus Papua, karena dianggap gagal mensejahterakan masyarakat Papua.
Aktivis juga menuntut hak bagi warga Papua untuk menentukan nasib (referendum), serta mendesak penuntasan kasus pelanggaran HAM. "Kami belum aksi satupun, sudah dipaksa naik ke mobil dalmas," ungkap Ambrosius saat dikonfirmasi, Kamis (30/9).
Ambrosius menyebut polisi sudah melakukan tindakan represif saat mengamankan peserta unjuk rasa. Itu dengan menyemprotkan gas air mata ke peserta. Lalu, ada peserta aksi protes yang juga mendapatkan pukulan dari aparat.
Baca juga: Isu Tambang di Papua, Luhut Laporkan Haris Azhar ke Polda
"Ada teman-teman kami yang dapat pukulan dari aparat," pungkasnya.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hengki Hariyadi membenarkan pengamanan terhadap 17 aktivis asal Papua. Pihaknya tidak mengizinkan aksi unjuk rasa, karena wilayah Jakarta masih menerapkan PPKM level 3 untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Intinya pada PPKM level 3, bahwa segala kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan itu dilarang. Dalam hal ini penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan tanpa izin. Kemudian, tanpa rekomendasi dari pihak pengamanan," jelas Hengki.(OL-11)
Malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak belum cukup kuat sehingga terkena malaria akan membahayakan nyawa.
senjata tradisional papua yang biasa digunakan dalam peperangan maupun sebagai alat rumah tangga yang memiliki fungsi ganda
makanan khas Papua yang terbuat dari bahan-bahan asli Papua, juga terdapat makanan ekstrem yang tidak lazim ditemukan di daerah lain
Aksi fashion show Papua Youth Creative Hub di Hari Anak Nasional buat Jokowi kagum
Eston berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) dan Progran Magister (S2) pada Program Studi (prodi) Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
NASIB Tanah Papua tidak seindah kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Ironis memang, sumber daya alam begitu melimpah, tetapi kesejahteraan masyarakat Papua nyaris stagnan.
Kurangnya perlindungan dari pemerintah untuk penetapan harga akan memperlebar kesenjangan gender dalam pertanian.
Ratusan suporter Manchester United berdemonstrasi menentang kepemilikan keluarga Glazer, setelah klub sepak bola tersebut terlibat dalam rencana untuk bergabung dengan Liga Super Eropa.
Pihak Liga Primer Inggris dan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) melakukan investigasi menyusul protes massa yang dilakukan di sekitar stadion.
"Saya dibesarkan di sini, saya tinggal di sini, orangtua saya dari Rusia tetapi saya tidak ingin melihat penjajah."
RATUSAN supporter bonek mendatangi salah satu stasiun televisi swasta di Surabaya, Jawa Timur, memprotes jadual pertandingan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB)
"Tidak masuk akal menyebut para pemain Iran dikekang. Saat ini, para pemain hanya memiliki satu hal di pikiran mereka, melaju ke putaran kedua."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved