Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
OPERASI tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo ibarat dua sisi dalam sebuah koin. Ada pihak yang memuji KPK tidak kehilangan taji pemberantasan korupsi setelah mengalami revisi undang-undang dan di bawah kepemimpinan Firli Bahuri.
Namun, ada juga pihak yang mempertanyakan keseriusan lembaga antirasuah tersebut dalam menangkap Harun Masiku. Harun diketahui telah masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 27 Januari 2020. Harun menjadi tersangka dalam kasus suap pergantian antarwaktu yang juga menyeret mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Wakil Ketua KPK Nawawi Pomilango mengatakan pihaknya menduga Harun sudah tidak lagi menggunakan ponsel. Hal itu disampaikan Nawawi dalam diskusi daring bertajuk KPK OTT Menteri, Bukti Jokowi Perangi Korupsi? yang dihelat Medcom.
"Memang ada kesulitan-kesulitan teknis, misalnya diduga sekarang HM ini tidak lagi menggunakan perangkat komunikasi seperti handphone dan sebagainya. Itu dugaan sementara," ujar Nawawi, Minggu (29/11).
OTT terhadap Edhy diakui Nawawi lebih mudah ketimbang usaha penangkapan Harun. Menurutnya, hal itu disebabkan karena Edhy menggunakan alat-alat komunikasi yang terbuka. Selain kesulitan teknis, Nawawi menyebut telah memanggil jajarannya untuk melakukan evaluasi.
"Saya sudah beberapa kali memanggil Deputi Penindakan, Direktur Penyidikan, untuk megevaluasi satgas ini. Saya sudah berulang kali meminta teman-teman itu, kalau memang butuh tim satgas bantuan, dibantu sana, atau penambahan personel, dibantu," katanya.
Baca juga : Kasus Kerumunan Petamburan, Polisi Berpeluang Panggil Rizieq
Di sisi lain, Dekan Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor Yenti Garnasih mengatakan persoalan yang dipaparkan Nawawi sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan. Menurutnya, alat komunikasi bukan satu-satunya celah untuk melacak keberadaan seorang buronan.
"Bandar narkoba luar negeri saja bisa (ditangkap). Bisa juga dilihat dari track transasksi perbankannya, dia link-nya sama siapa saja. Dengan adanya era digial, tidak hanya HP, banyak cara," jelas Yenti.
Dalam kesempatan itu, Yenti juga menyinggung keberhasilan Kejaksaan Agung di bawah pimpinan ST Burhanuddin yang sering kali menangkap buronan. Oleh sebab itu, Yenti menyarankan agar KPK bisa belajar dari Kejagung perihal kesuksesannya menangkap buronan.
Sementara itu, Anggota DPR RI Fraksi PKS M Nasir Djamil mengatakan masih mempercayai kemampuan KPK mengatasi kendala-kendala teknis dalam menangkap Harun. Ia mengatakan KPK dapat mengajukan dana apabila persoalan teknis menjadi kendala di lapangan.
"Kendala teknis, misalnya alat-alat yang kemudian bisa digunakan untuk mendeteksi. Oleh karena itu, saya rasa butuh ekstra tambahan, apakah dalam bentuk dana atau yang lain sebagainya untuk mengatasi kendala tersebut," tandasnya. (OL-2)
KPK siap hadir jika diundang untuk memberikan penjelasan terkait istilah OTT.
KPK tengah melanjutkan OTT di Sulawesi Selatan, setelah sebelumnya melakukan OTT di Sulawesi Tenggara dan Jakarta. OTT di tiga lokasi itu berkaitan dengan dugaan suap DAK rumah sakit
Tanak enggan memerinci sosok yang sudah diciduk oleh tim KPK. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada bupati yang ditangkap, hari ini.
Sepanjang 2025, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru dua kali melakukan operasi tangkap tangan (OTT). L
Angka itu tidak mengartikan KPK tidak bisa lagi melakukan OTT. Sebab, sumber daya dan alat yang dimiliki KPK masih mumpuni untuk menciduk pejabat diam-diam.
KPK menyita Rp231 juta dalam OTT di Sumut. Namun, uang itu cuma sisa atas pembagian dana yang sudah terjadi.
KPK mengategorikan kasus korupsi di LPEI menjadi beberapa klaster. Jika ditotal semua, kerugian negara menyentuh 11 triliun.
Kepala Negara menekankan yang bersangkutan seharusnya mempertimbangkan perasaan keluarga. Terlebih, ketika keluarga harus melihat yang bersangkutan diborgol.
KPK menerima sekitar 350 surat dari warga Pati, Jawa Tengah, hingga Rabu (27/8) sore soal desakan agar KPK segera menetapkan Bupati Sudewo tersangka kasus dugaan suap proyek jalur kereta api
KPK menyita satu unit mobil Toyota Land Cruiser milik Sekretaris Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Binwasnaker dan K3) Kemnaker
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rampung memeriksa Bupati Pati Sudewo (SDW), Rabu (27/8) terkait dugaan suap proyek pembangunan jalur kereta api Solo Balapan,
Juru bicara KPK Budi Prasetyo menegaskan pihaknya masih mencari tiga mobil itu. Kendaraan itu yakni Land Cruiser, Mercy, dan BAIC.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved