POLDA Metro Jaya (PMJ) masih mengindetifikasi anak-anak yang menjadi korban eksploitasi seksual oleh warga negara Perancis bernama Francois Abello Camille. Dari 305 anak yang menjadi korban, sampai saat ini polisi baru berhasil mengidentifikasi 17 anak.
Direktur Reserse Kriminal Umum PMJ, Kombes Tubagus Ade Hidayat, mengaku kesulitan dalam mengidentifikasi korban. Apalagi, Camille tidak mau memberikan password laptopnya.
"Tantangannya, yang bersangkutan tidak mau memberikan password. Kedua adalah korban ini masih anak-anak. Sehingga tidak terintegrasi dengan e-KTP," ujar Tubagus saat dihubungi, Jumat (10/7).
Baca juga: Kemensos Siap Tampung Korban Eksploitasi Seks WN Perancis
"Misalnya orang dewasa, identifikasi wajahnya bisa ketahuan. Tapi ini tidak terdata di kependudukan. Jadi kita harus pelan-pelan tanya anaknya. Siapa yang pernah diajakin dan lain sebagainya. Ada tidak videonya, kita cocokkan lagi," imbuh Tubagus.
Dalam mencari korban, lanjut dia, Camille diketahui bekerja sendiri. Hal itu dimungkinkan, sebab pelaku dapat berbahasa Indonesia. Kendati demikian, kemampuan bahasanya tidak terlalu bagus.
“Iya nyari sendiri (korbannya). Pelaku bisa bahasa Indonesia walaupun tidak lancar. Tetapi dia mengerti, karena sudah sejak 2015 di Jakarta," pungkasnya.
Baca juga: Korban Kejahatan Camille Disarankan Ajukan Hak Restitusi
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana, mengungkap modus yang dilakukan Camille saat menjaring korban. Pelaku dikatakannya mendekati korban yang mayoritas anak jalanan, dengan diiming-imingi menjadi foto model.
Di kamar hotel, Camille memfoto korban sampai keadaan telanjang. Setelah itu, pelaku menyetubuhi korban. Sebelumnya, pelaku juga menyiapkan kamera untuk merekam adegan persetubuhan. Pelaku tidak segan berbuat kekerasan, jika korban menolak ajakannya.(OL-11)