Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SAAT tahun ajaran baru dimulai, banyak anak mulai merasakan cinta pertama mereka. Mungkin mengejutkan bagi beberapa orangtua, tapi ini adalah bagian alami dari perkembangan anak-anak.
Cinta pertama sering kali muncul ketika anak-anak mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sekelas dan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut Cynthia Langtiw, Psy.D., dari The Chicago School of Professional Psychology, "Anak-anak biasanya mencintai keluarga mereka pada awalnya. Namun, saat memasuki taman kanak-kanak atau kelas satu, mereka mulai menunjukkan minat pada teman sekelas karena interaksi yang lebih intens di sekolah."
Baca juga : IDAI Sarankan Orangtua Agar Perkenalkan Anatomi Tubuh pada Anak Sedini Mungkin
Kristin Lagattuta, Ph.D., seorang profesor psikologi perkembangan dari University of California, Davis, menjelaskan anak-anak sering kali tidak langsung mengungkapkan perasaan mereka. Mereka bisa saja malu-malu atau menunjukkan minat pada hobi baru yang juga diminati oleh orang yang mereka sukai.
Pada usia ini, anak-anak biasanya menunjukkan rasa suka dengan ingin sering bersama dengan orang yang mereka sukai. Mereka mungkin sering menyebut nama orang itu dalam percakapan sehari-hari.
Ketika memasuki masa pubertas, anak-anak mulai tertarik pada lawan jenis dan bertanya-tanya tentang hubungan. Mereka ingin tahu tentang hal-hal seperti berkencan dan ciuman pertama.
Baca juga : Ini 7 Tips Bagi Orangtua untuk Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
Saat remaja, anak-anak terpapar dengan berbagai hubungan dalam kehidupan nyata dan media sosial. Mereka sering bertanya-tanya tentang hubungan dan ingin terlihat menarik di depan orang yang mereka sukai.
Ketika anak Anda berbicara tentang orang yang mereka sukai, tunjukkan minat dan dukungan. Tanyakan apa yang mereka sukai dari orang tersebut dan bagaimana hubungan mereka di sekolah. Biarkan mereka berbicara tanpa merasa ditekan untuk bertindak berdasarkan perasaan mereka.
Bicarakan secara santai tentang cinta pertama, jangan memaksa anak Anda untuk membuka diri. Mulailah dengan pertanyaan umum dan ikuti arah percakapan mereka.
Baca juga : Orangtua Pegang Peran Penting Agar Anak Aman di Ruang Digital
Penting untuk mengetahui apakah perasaan cinta tersebut timbal balik. Jika tidak, ajarkan anak Anda untuk menghormati perasaan orang lain. Sebaliknya, jika ada yang menyukai anak Anda tetapi tidak balas perasaan, berikan dukungan untuk memahami bahwa tidak semua orang memiliki perasaan yang sama
Meskipun cinta pertama umumnya hanya berupa perasaan dan interaksi ringan seperti menulis catatan atau bermain bersama, tetapkan batasan yang jelas. Diskusikan tentang pentingnya menghormati privasi dan ruang pribadi masing-masing.
Meskipun cinta pertama seringkali tidak berlangsung lama, anak Anda mungkin merasa sedih jika tidak ada balasan dari orang yang mereka sukai. Dukung mereka dengan mendengarkan dan menawarkan pengalaman Anda sendiri sebagai penghibur.
Dengan memahami dan mendukung anak Anda melalui pengalaman cinta pertama mereka, Anda membantu membangun kepercayaan diri mereka dan memperkuat hubungan komunikatif antara Anda dan anak. (Parents/Z-3)
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
Jika anak dalam kondisi yang prima tanpa adanya masalah pada saluran pencernaan dan dapat tumbuh serta berkembang dengan baik, pemberian probiotik tidak perlu harus rutin.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved