Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Ini 7 Tips Bagi Orangtua untuk Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Basuki Eka Purnama
21/6/2024 11:45
Ini 7 Tips Bagi Orangtua untuk Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
Ilustrasi(Freepik)

IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan tujuh tips bagi orangtua guna mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak di lingkungan sekitarnya.

"Peran orangtua sangat besar. Jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak. Cari waktu berkualitas, sekarang banyak orangtua yang sibuk, padahal penting untuk mencari waktu berkualitas. Kadang, walaupun waktu banyak namun kurang berkualitas jadi kurang bisa mendukung edukasi yang diberikan pada anak," kata Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI Prof Meita Dhamayanti dalam diskusi daring, Kamis (20/6).

Dalam data IDAI, yang dihimpun pada periode 1 Januari hingga 27 September 2023, kasus kekerasan seksual paling banyak dilaporkan oleh korban yang berusia remaja atau pada rentang usia 13-17 tahun. Diikuti dengan kelompok usia 25-44 tahun dan 6-12 tahun.

Baca juga : Peran Krusial Orangtua dalam Mencegah Perundungan dan Kekerasan Seksual Anak

Bentuk kekerasan seksualnya pun bermacam-macam. Korban dapat mengalami tiga jenis kekerasan yang berbeda yakni melalui dilakukannya kekerasan fisik, secara ucapan (verbal), dan non-verbal.

Sementara untuk lokasi kejadiannya ada di rumah, di transportasi umum maupun fasilitas publik lainnya. 

Pelakunya juga datang dari siapa saja seperti orangtua, tokoh adat, teman sebaya, sampai orang yang tidak dikenal oleh anak.

Baca juga : Orangtua, Ini Tanda-Tanda Anak Anda Alami Kekerasan Seksual

Menurut Meita, kejadian tersebut harus dijadikan kewaspadaan oleh seluruh pihak karena kekerasan seksual merupakan kejahatan yang menyebabkan anak mengalami luka dan trauma yang mendalam, sehingga sulit untuk disembuhkan. Butuh keterlibatan lintas sektor dalam penanganannya.

Maka dari itu, Meita mengajak seluruh orangtua memutus rantai kejadian tersebut dengan melakukan tujuh langkah mencegah kekerasan seksual. 

Langkah pertama dapat dimulai dari menciptakan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih.

Baca juga : Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua untuk Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

Pada tahap ini, orangtua perlu menyediakan lingkungan yang aman dan penuh kasih bagi anak-anak. Tujuannya agar anak merasa dicintai, dihargai, merasa dilindungi serta membangun harga diri dan kepercayaan diri anak untuk menolak pelecehan.

Langkah kedua, orangtua harus menjalin komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak-anak. Hal ini dapat mendorong anak untuk membicarakan segala kekhawatiran atau masalah yang mereka miliki, termasuk pelecehan seksual.

Ketiga, orangtua dapat memberikan pendidikan seks yang sesuai dengan usia anak. Pemberian edukasi harus ditujukan sebagai bentuk berbagi pengetahuan dan membangun keterampilan untuk melindungi diri anak sesuai dengan keperluannya.

Baca juga : Orangtua Pegang Peran Penting Agar Anak Aman di Ruang Digital

"Ajarkan cara mengidentifikasi situasi yang berbahaya, menolak pendekatan pelaku dan mencari bantuan ketika diperlukan," kata Meita.

Langkah keempat, orangtua perlu menetapkan batasan seksual yang sehat dan penting untuk mendapatkan persetujuan dari anak terlebih dahulu.

Orangtua juga harus menekankan bahwa tidak ada yang berhak menyentuh atau membuat mereka merasa tidak nyaman tanpa izin mereka.

Selanjutnya, orangtua dapat melakukan pemantauan dan mengawasi anak-anak mereka dengan cermat. Terutama di hadapan orang dewasa yang tidak dikenal atau di tempat umum. Dengan demikian, dapat mencegah situasi dimana pelaku pelecehan dapat memanfaatkan anak-anak.

"Hal penting selanjutnya yang harus kita lakukan sebagai orangtua yaitu mendukung program pelecehan seksual di sekolah dan organisasi berbasis masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah pelecehan seksual," ucap Meita.

Sementara, langkah ketujuh yaitu mendorong anak-anak untuk selalu sadar akan situasi di area sekitarnya. Anak harus bisa mempercayai instingnya dan mencari bantuan ketika diperlukan. Dalam hal ini, akan melibatkan dan mengajarkan anak cara mengidentifikasi atau menghindari situasi yang tidak aman. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya