Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Bicara Udara Ajak Orangtua Jadi Pejuang Udara Bersih Lewat Biru Voices Academy 2025

Basuki Eka Purnama
03/8/2025 19:24
Bicara Udara Ajak Orangtua Jadi Pejuang Udara Bersih Lewat Biru Voices Academy 2025
Bicara Udara kembali menghadirkan program tahunan Biru Voices Academy 2025.(MI/HO)

DI tengah tingginya angka penyakit pernapasan akibat polusi udara, gerakan masyarakat sipil menjadi semakin penting dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada kesehatan publik. Menyadari hal ini, Bicara Udara kembali menghadirkan program tahunan Biru Voices Academy 2025, sebagai upaya strategis untuk membekali para pegiat udara bersih dari kalangan orangtua, content creator, dan profesional urban dalam menyuarakan dampak dan mendorong solusi atas krisis polusi udara.

Diselenggarakan pada 2–3 Agustus 2025, di Jakarta, Biru Voices Academy merupakan bagian dari program Biru Voices Ambassadors 2025, yang tahun ini memasuki tahun keempat penyelenggaraannya. 

Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan, seperti Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno,  serta Stafsus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim. 

“Kami percaya bahwa suara orangtua memiliki kekuatan besar dalam mendorong kebijakan yang berorientasi pada masa depan yang sehat dan berkelanjutan. Mereka tidak hanya bicara dari data, tapi dari pengalaman hidup. Dengan menjadikan suara orangtua sebagai pusat narasi, Bicara Udara ingin menempatkan isu polusi udara sebagai agenda prioritas publik, bukan hanya dalam percakapan daring, tetapi juga dalam pembuatan kebijakan. Sehingga kami berusaha memfasilitasi partisipasi publik dan menghubungkan partisipan dengan pengambil kebijakan melalui Biru Voices ” ujar Co-Founder Bicara Udara Ratna Kartadjoemena melalui keterangan tertulis.

Selain itu, Biru Voices Academy menghadirkan narasumber ahli seperti, VP Sustainability Kompas Gramedia Wisnu Nugroho, Dokter Spesialis Endokrinologi Anak & Dosen FKUI Frida Soesanti, Dokter Spesialis Anak Bidang Pernafasan Darmawan Budi Setyanto, hingga CEO dan Co-Founder TS Media Marianne Rumantir. 

Melalui program Biru Voices Ambassadors 2025, Ratna menjelaskan bahwa para peserta akan menjalankan rangkaian kegiatan edukasi publik seperti media sosial, event activation, mobilisasi komunitas, hingga tampil sebagai Spokesperson Bicara Udara dalam berbagai forum lokal maupun nasional. 

Dengan pendekatan kolaboratif dan edukatif, mereka diharapkan mampu membangun kesadaran luas tentang pentingnya udara bersih sebagai hak dasar yang harus diperjuangkan bersama.

Sebanyak 17 peserta terpilih tahun ini berasal dari beragam latar belakang sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, teknologi, seni, media, hingga lingkungan hidup. Namun, satu hal yang menyatukan mereka adalah identitas mereka sebagai pegiat udara bersih yang memiliki kepedulian mendalam terhadap kesehatan anak dan masa depan lingkungan tempat anak-anak mereka tumbuh.

“Saya merasa sangat beruntung bisa belajar langsung dari para narasumber dan ahli selama Biru Voices Academy. Sebagai ayah dua anak, saya melihat langsung dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan anak saya yang sering terkena ISPA. Meski sudah pakai air purifier, tetap saja tidak cukup. Lewat Biru Voices, saya belajar bahwa perubahan harus diperjuangkan agar anak-anak kita tidak tumbuh dalam kondisi udara yang membahayakan,” ungkap Samy Shihab, seorang ayah dua anak, yang terpilih sebagai salah satu Biru Voices Ambassadors 2025.

Biru Voices Academy 2025 tidak hanya mengedukasi para peserta tentang isu polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan komunikasi strategis, pemanfaatan media sosial untuk edukasi, serta pendekatan advokasi berbasis komunitas. Para Ambassadors dilatih untuk menggunakan narasi pribadi dan keluarga sebagai alat kampanye yang efektif, menyentuh sisi emosional sekaligus mengedukasi publik luas. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya