Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Cuci Hidung Bisa Bersihkan Hidung Anak dari Lendir dan Kotoran

Basuki Eka Purnama
30/7/2025 10:28
Cuci Hidung Bisa Bersihkan Hidung Anak dari Lendir dan Kotoran
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER Spesialis Anak Kanya Ayu Paramastri mengatakan cuci hidung dapat membantu membersihkan hidung anak dari lendir dan berbagai kotoran di udara.

"Itu sudah ada penelitiannya dan terbukti efektif. Kita semprotkan itu bukan menggunakan air, tapi cairan infus, harus cairan infus yang serupa cairan tubuh, jadi harus NaCl," kata Kanya usai menghadiri temu media di Jakarta, Selasa (29/7).

Menanggapi adanya tren cuci hidung anak di media sosial, Kanya mengatakan bahwa tindakan tersebut berfungsi sebagai cara untuk mencuci lendir-lendir di dalam hidung, membilas bakteri, kuman, jamur dan kotoran yang menempel sehingga anak dapat bernafas lebih lega.

Virus yang menempel di saluran pernafasan juga dapat cepat terbuang dan diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.

"Jadi hidung tidak mampet, lendirnya hilang, anaknya jadi lebih nyaman, mau makan, mau tidur lebih senang menghadapi harinya, tidak rewel," ujar dokter lulusan Universitas Brawijaya itu.

Kanya mengatakan tidak ada batasan untuk mencuci hidung karena tindakan tidak menyebabkan overdosis atau efek samping apapun karena hanya menggunakan cairan biasa. Cara ini juga bisa dipakai saat tidak mengalami pilek sekalipun.

Berdasarkan rekomendasi dari dokter anak dan dokter THT, Kanya menjelaskan cuci hidung sudah bisa dilakukan sejak anak berusia di atas satu tahun. Dengan catatan orangtua sudah mendapatkan pengetahuan dan pemantauan dari dokter terkait.

"Tetap konsultasikan dulu ke dokternya masing-masing karena tiap anak kondisinya akan beda-beda," ujar dia.

Ia mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan mencobanya di rumah dengan bermodalkan panduan dari video yang beredar di media sosial. Sebab terdapat langkah-langkah yang tidak bisa dilakukan secara coba-coba.

"Ada tekniknya, badannya harus maju, kepalanya miring, mulutnya harus dibuka dan seterusnya. Jadi tanyakan dulu ke dokter anaknya
masing-masing," kata dia.

Dalam kesempatan itu Kanya juga mengingatkan bahwa anak menjadi sakit karena adanya proses infeksi virus dari luar. Jika daya tahan tubuh anak menurun maka akan timbul gejala batuk, pilek, hidung mampet hingga anak mengalami demam. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya