Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Petani Indramayu Dukung Pemberantasan Tikus Secara Alami yang Digagas Bupati Lucky

Nurul Hidayah    
13/8/2025 19:00
Petani Indramayu Dukung Pemberantasan Tikus Secara Alami yang Digagas Bupati Lucky
Bupati Indramayu Lucky Hakim.(MI/NURUL HIDAYAH)

PETANI di Kabupaten Indramayu mendukung upaya pemberantasan organisme pengganggu tanaman (OPT) tikus secara alami.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang menyambut baik upaya Bupati Indramayu Lucky Hakim, yang melepasliarkan ribuan ular ke sawah petani.

“Serangan hama tikus musim tanam ini luar biasa. Petani sudah melakukan beragam cara untuk membasmi tikus, tapi serangannya justru semakin massif,” tuturnya, Rabu (13/8).

Masifnya serangan tikus telah membuat produktivitas panen mengalami penurunan.

Dijelaskan Sutatang saat ini areal tanaman padi yang sudah melakukan panen berada di Kecamatan Gantar dan Kecamatan Haurgeulis.

“Akibat serangan tikus, produktivitas gabah di daerah tersebut menurun menjadi hanya 5,8 ton hingga 6 ton per hektarE. Padahal biasanya bisa mencapai 7 ton per hektar,” tambah dia.

Dengan dikembalikannya predator alami hama tikus, yaitu ular dan burung hantu, Sutatang berharap bisa mengendalikan OPT tikus bahkan diharapkan tikus bisa hilang.

Selama ini, lanjutnya, ular di sawah banyak diburu untuk dijual ke pengepul dan kulitnya dijadikan beragam benda, seperti tas, ikat pinggang dan lainnya. Akibatnya, populasi ular pun menurun dan tikus merajalela.

Untuk burung hantu, petani juga berharap ada perda yang melarang penangkapan burung hantu.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, berharap dengan pelepasliaran ular di sawah milik warga diharapkan dapat mengatasi  serangan hama tikus yang merusak tanaman padi.

“Kasihan petani gagal tanam dan rugi besar karena serangan tikus sangat banyak,” tambahnya.

Dia mengungkapkan melalui program ular sahabat petani keberadaannya dapat membantu petani untuk mengatasi serangan tikus.

“Selama ini ular dianggap menakutkan sehingga, banyak yang dibunuh. Begitu pula predator tikus lainnya, seperti burung hantu, juga banyak diburu,” tutur Lucky.

Akibatnya populasi ular dan burung hantu di alam semakin minim, sebaliknya populasi tikus justru sulit untuk dikendalikan.
 
Lucky memastikan ular yang dilepas di areal pertanian tidak berbahaya untuk manusia. Pasalnya ular tersebut tidak berbisa dan juga tidak akan tumbuh hingga besar.

Jenis ular yang dilepasliarkan merupakan jenis ular jali (Ptyas mucosus), ular koros (Ptyas korros) dan ular sapi. Ketiga jenis ular itu disebut tidak berbisa dan merupakan pemangsa tikus, burung dan kodok di sawah.

“Ulari itu spesial makan tikus dan kodok, kalau lihat orang pasti ularnya kabur,” tandasnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner