Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Ribuan Pekerja Terancam Menganggur Akibat Aktivitas Tambang di Bandung Barat Ditutup

Depi Gunawan
29/6/2025 18:40
Ribuan Pekerja Terancam Menganggur Akibat Aktivitas Tambang di Bandung Barat Ditutup
Home industri pengolahan batu kapur di Kampung Cisaladah, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat.(MI/Depi Gunawan)

KEPUTUSAN Pemprov Jabar menutup aktivitas tambang di kawasan Padalarang dan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, memicu ribuan orang terancam kehilangan pekerjaan.

Pelaku home industri dan UMKM pengolahan batu kapur terancam gulung tikar akibat tidak adanya bahan baku batu kapur yang bisa diolah. Imbasnya bisa mengancam ribuan pekerja yang selama ini menggantungkan hidup dari sana.

Mengingat sebagian masyarakat Desa Citatah, Desa Gunung Masigit, Desa Ciburuy, dan Desa Padalarang, mengolah batu kapur menjadi sumber mata pencaharian yang telah berjalan puluhan tahun dan turun temurun.

"Sejak tambang galian ditutup, industri olahan batu kapur banyak yang gulung tikar, terutama pabrik-pabrik kecil dengan skala home industri dan UMKM," kata pelaku olahan batu kapur di Kampung Cibogo, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Radi Rochyadi, Minggu (29/6).

Menurut dia, buntut permasalahan ini terjadi setelah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat menemukan adanya 176 titik tambang ilegal di wilayah Jawa Barat dan 14 pertambangan di antaranya berada di Bandung Barat.

Lalu dilakukan penutupan yang mengakibatkan distribusi bahan baku batu kapur menjadi terbatas. Hal ini berdampak terhadap pabrik olahan batu mulai dari perusahaan skala besar, menengah, home industry, dan UMKM di wilayah Cipatat dan Padalarang.

Adapun produk olahan batu kapur yang mengandung calsium diperlukan untuk kebutuhan industri pakan ternak, kosmetik, pasta gigi, stabilisator ph tanah untuk pertanian dan perkebunan, smelter baja, industri rafinasi gula, industri bata ringan, roster, semen dan bahan bangunan lainnya.

"Ditutupnya tambang batu kapur berdampak besar terhadap industri dari hulu sampai hilir. Di sini saja ada sekitar 42 perusahaan skala besar, menengah, home industri dan UMKM yang mempekerjakan 10 ribu orang, mulai dari operator eskavator, sopir, kondektur, buruh tambang, buruh angkut, dan lainnya," tuturnya. 

Dirinya berharap Gubernur Jawa Barat memberikan kebijakan agar aktivitas tambang dibuka kembali. Pemerintah harus memikirkan dampak sosial dan ekonomi masyarakat yang kehilangan sumber penghasilan untuk keluarga.
 
Pemilik industri batu kapur di Kampung Cisaladah Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Iyan Sopian, 36, mengaku terpaksa akan memberhentikan 14 pekerjanya karena tidak ada pekerjaan akibat bahan baku batu kapur kosong.

"Saya cuma ngabisin stok yang tersisa, hari ini juga habis. Setelah itu paling pekerja diberhentikan karena tidak ada pekerjaan," ucap Iyan. 

Ia pun mengerti nasib para pekerjanya yang akan kesulitan mencari pekerjaan lain atau alih fungsi bekerja di sektor lain. Mengingat rata-rata karyawannya hanya lulusan SD dan banyak yang tidak bersekolah, sehingga sebagian dari mereka buta huruf.

Dia mengaku keberatan dengan penutupan tambang di wilayahnya lantaran imbasnya langsung dirasakan masyarakat. Jika pada kondisi normal, produksi pengolahan batu kapurnya bisa menghasilkan 25-40 ton per hari, tapi sekarang 10 ton juga sulit. 

"Kondisi ini sudah dari sebulan lalu, setelah bencana longsor tambang di Cirebon dan adanya surat edaran dari Pemprov Jabar," jelasnya. (DG/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner