Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pedagang Keluhkan Merosotnya Penjualan Hewan Kurban

Depi Gunawan
04/6/2025 18:32
Pedagang Keluhkan Merosotnya Penjualan Hewan Kurban
Sejumlah domba yang belum terjual di lapak pedagang hewan kurban di Bandung Barat.(MI/DEPI GUNAWAN)

MENDEKATI hari Idul Adha, penjualan hewan kurban di Kabupaten Bandung Barat tidak meriah seperti sebelumnya. Para pedagang mengaku sangat merasakan penurunan penjualan.

Biasanya sejak H-3 sebelum Idul Adha, domba kurban sudah habis dipesan dan tinggal menyiapkan proses pengiriman. Namun tahun ini kondisinya berbeda, karena masih banyak hewan yang belum terjual.

Penjual hewan kurban, Atang, 80, mengatakan penjualan tahun ini terasa sulit karena masih banyak domba yang belum terjual. Ia menduga faktor ekonomi jadi penyebab penurunan penjualan.

"Penjualan di tahun ini menurun drastis, tidak banyak pesanan dari masyarakat umum, institusi, dan perusahaan. Berbeda dengan tahun-tahun lalu yang selalu habis terjual," katanya, Rabu (4/6).

Ia membandingkan, pada saat kondisi ramai pembeli, sebanyak 220 ekor domba yang dijualnya kerap sudah laku terjual jauh hari sebelum gema takbir Idul Adha berkumandang.

Tetapi di tahun ini dirinya yang menyiapkan sebanyak 130 ekor domba untuk dijual, namun masih banyak yang belum laku. Harga domba kurban yang dijualnya bervariasi antara Rp3 juta sampai Rp8,5 juta.

"Bukan karena banyak saingan penjual hewan kurban turun, tapi karena faktor ekonomi, seperti banyak pabrik yang tutup, pekerja tidak ada lemburan, dan PHK marak," tuturnya.

Atang masih berharap domba-dombanya bisa terjual dalam sisa hari ke depan. Dia pun memastikan kesehatan domba kurban yang dijualnya karena selalu diperiksa oleh petugas dari pemerintah daerah.

Pemeriksaan kesehatan


Terpisah, Plh Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan), Bandung Barat, Lukmanul Hakim menyebutkan, pihaknya telah membuat SK Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban, baik pemeriksaan ante mortem (sebelum disembelih) maupun pemeriksaan post mortem (setelah disembelih).

"Ada sebanyak 58 orang tim pemeriksa kesehatan hewan kurban, terdiri dari dokter hewan, paramedic veteriner, penyuluh lapangan dan melibatkan mahasiswa Kedokteran Hewan Unpad," terangnya.

Selain itu pihaknya juga menyiapkan sarana dan prasarana pemeriksaan hewan kurban. Di antaranya pencetakan kalung tanda Sehat sebanyak 10.000 pices, pencetakan stiker 'Sudah Diperiksa' sebanyak 200 lembar untuk dipasang di lapak yang sudah diperiksa, dan pencetakan SKKH khusus untuk hewan kurban sebanyak 100 buku.

"Pemeriksaan hewan kurban (ante mortem) dilaksanakan sampai dengan H-1 pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Sementara pemantauan pelaksanaan pemotongan hewan kurban dilaksanakan sampai hari tasrik (3 hari)," bebernya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner