Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Hujan Jarang, Udara di Lembang Semakin Panas

Depi Gunawan
20/12/2023 19:55
Hujan Jarang, Udara di Lembang Semakin Panas
Udara di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, terasa panas sepekan terakhir(MI/DEPI GUNAWAN)

SELAMA Seminggu terakhir, udara di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat, lebih panas dari biasanya. Prediksi awal musim hujan turun di  
November meleset karena hingga saat ini intensitasnya tidak begitu masif.

Cuaca yang tak menentu membuat warga heran dan bertanya-tanya. Padahal pada Desember seharusnya sudah masuk musim hujan.

"Hujan jarang turun, tapi sekalinya turun, cukup besar dan menyebabkan
banjir. Malahan langit sudah mendung tapi tidak turun hujan," ucap Rahmat, 38, warga, Rabu (20/12).

Namun, lanjut dia, meskipun langit mendung, hawa terasa lebih panas meski wilayah Lembang berada di wilayah dataran tinggi. "Kadang malam menjelang subuh saja, badan terasa gerah, lengket oleh keringat."

Menanggapi fenomena ini, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) Bandung, Muhammad Iid Mujtahiddin menjelaskan, suhu udara pada musim hujan relatif lebih hangat jika dibandingkan dengan periode musim kemarau yang identik dingin-kering. "Sementara di musim hujan ini cenderung panas lembab."

Dia menerangkan, dalam beberapa hari ini telah terjadi penjalaran massa
udara kering. Kondisi itu berpotensi mendorong pembentukan awan hujan pada siang hari akan sedikit berkurang.

"Kemudian suhu udara akan terasa panas. Sebagaimana pantauan suhu udara
Senin kemarin tercatat pada nilai 32,2 derajat celcius," tuturnya.

Menurut dia, dalam beberapa hari ini terjadi penjalaran massa udara kering sehingga potensi pembentukan awan hujan pada siang hari akan sedikit berkurang dan suhu udara terasa panas.

Dengan adanya gangguan skala lokal berupa penjalaran massa udara kering, lanjut Iid, potensi hujan berkurang. Tetapi ada juga wilayah yang berpotensi hujan lokal akibat adanya pertumbuhan awan cumulonimbus.

"Wilayah yang kurang untuk pertumbuhan awan potensial hujan berakibat cuaca terasa lebih panas," katanya.

Dengan kondisi ini, Iid menyarankan sebaiknya masyarakat memanfaatkan
penurunan potensi curah hujan untuk berbenah lingkungan sekitar terutama membenahi saluran drainase untuk mengurangi bencana banjir atau genangan.

Menjelang akhir tahun, Iid mengatakan dalam sepekan ke depan relatif akan masih hampir sama sesuai dengan prediksi BMKG. Pada November-Desember, hujan yang turun terbatas.

"Hujannya masih pas-pasan. Tapi nanti di Januari turun hujan, malah akan ada peningkatan di akhir Februari, Maret, dan April 2024," tambahnya. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner