Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Trump Siagakan Kapal Selam Nuklir, Rusia Peringatkan Konsekuensi Tangan Mati

Haufan Hasyim Salengke
02/8/2025 08:41
Trump Siagakan Kapal Selam Nuklir, Rusia Peringatkan Konsekuensi Tangan Mati
Kapal selam nuklir adalah salah satu dari tiga cara AS dapat menembakkan senjata nuklir.(Foto arsip: Juli 2023/DW)

PERANAG kata-kata di media sosial antara Presiden AS Donald Trump dan Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia dan wakil ketua Dewan Keamanan Rusia saat ini, telah menyebabkan reposisi dua kapal selam nuklir AS yang kemungkinan lebih dekat ke Rusia, menurut sebuah unggahan yang dibuat Trump di jejaring sosial Truth Social miliknya.

"Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev..., saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk diposisikan di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu," kata Trump dikutip Deutsche Welle, Sabtu (2/8).

"Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak termasuk dalam contoh tersebut," imbuh Trump.

Pengumuman reposisi kapal selam nuklir AS muncul di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina, bahkan ketika Trump mengancam akan memberikan sanksi yang lebih keras kecuali Presiden Vladimir Putin menyetujui gencatan senjata dalam beberapa hari mendatang.

Hari berkabung diadakan di ibu kota Ukraina pada Jumat (1/8), sehari setelah Rusia meluncurkan gelombang rudal dan drone ke Kyiv, menewaskan 31 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya.

Komentar terbaru Trump melanjutkan perang kata-kata yang sedang berlangsung di media sosial antara dirinya dan Medvedev.

Medvedev menjabat sebagai presiden Rusia dari 2008 hingga 2012, di antara masa jabatan Presiden Vladimir Putin, dan sekarang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.

Tangan Mati

Medvedev memancing kemarahan Trump ketika mengatakan bahwa ancaman presiden AS untuk mengenakan tarif pada pembeli minyak Rusia, seperti India, merupakan permainan ultimatum di mana setiap ultimatum baru merupakan ancaman dan langkah menuju perang antara Moskow dan Washington.

Pada Kamis lalu, Medvedev mengunggah sebuah pernyataan di Telegram, "Jika beberapa kata dari mantan presiden Rusia memicu reaksi gugup dari presiden Amerika Serikat yang mulia dan berkuasa, maka Rusia melakukan segalanya dengan benar dan akan terus melanjutkan jalannya sendiri."

Ia juga mengatakan Trump harus mengingat betapa berbahayanya 'Dead Hand' (‘Tangan Mati’) yang legendaris yang dirancang untuk meluncurkan rudal nuklir Moskow jika pemimpinnya disingkirkan.

Istilah ‘Dead Hand’ mengacu pada sistem Perimeter, yaitu sistem kendali senjata nuklir otomatis era Soviet. Sistem ini juga dikenal sebagai Mertvaya Ruka (bahasa Rusia untuk ‘Dead Hand’). Sistem ini dirancang untuk secara otomatis melancarkan serangan nuklir balasan, bahkan jika pimpinan dan struktur komandonya tidak berdaya saat terjadi serangan mendadak. (DW/B-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Haufan Salengke
Berita Lainnya