Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan ancaman baru terhadap Rusia pada Senin (14/7). Dia mengatakan bahwa Washington akan mengenakan tarif sekunder sebesar 100% jika tidak tercapai kesepakatan damai untuk mengakhiri perang di Ukraina dalam waktu 50 hari ke depan.
Pernyataan ini disampaikan saat Trump bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, di Gedung Putih. Dia mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Rusia dan menyatakan kecewa terhadap Presiden Vladimir Putin.
"Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan dua bulan lalu, tetapi tampaknya itu tidak akan terjadi," kata Trump seperti dilansir Anadolu, Selasa (15/7).
"Jadi, berdasarkan itu, kami akan menerapkan tarif sekunder. Jika tidak ada kesepakatan dalam 50 hari, caranya sangat mudah dan tarifnya akan 100%," sebutnya.
Trump juga menyebut konflik yang dimulai sejak Februari 2022 itu sebagai perang Biden. Dia menegaskan bahwa dirinya ingin segera mengakhiri konflik tersebut.
"Itu bukan perang saya. Saya mencoba mengeluarkan Anda dari perang ini," tambahnya.
Dalam pertemuan yang sama, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan memasok senjata kepada Ukraina melalui jalur NATO.
Namun, dia menekankan bahwa biaya penuh akan ditanggung oleh sekutu-sekutu Eropa.
"Kami membuat kesepakatan hari ini. Kami akan mengirimkan senjata kepada mereka. Kami tidak akan membelinya, tetapi kami akan memproduksinya dan mereka akan membayarnya," ujarnya.
Mark Rutte membenarkan pernyataan Trump tersebut dan menambahkan bahwa AS akan menyediakan senjata dalam jumlah besar, sementara Eropa akan menanggung semua biayanya.
Trump juga mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara Patriot akan dikirimkan ke Ukraina dalam beberapa hari. Dia menyebut ada satu negara yang memiliki 17 sistem Patriot yang bisa segera dialihkan ke Ukraina dan akan diganti oleh Amerika. Nama negara tersebut tidak disebutkan.
Sementara itu, utusan khusus Trump untuk Ukraina dan Rusia, Keith Kellogg, bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas penguatan pertahanan udara, produksi senjata bersama dan sanksi tambahan terhadap Moskow.
"Kami mengharapkan kepemimpinan AS, karena jelas bahwa Moskow tidak akan berhenti kecuali ambisinya yang tidak masuk akal dikekang dengan kekuatan," tulis Zelensky di platform X setelah pertemuan berlangsung. (I-2)
RATUSAN mantan pejabat tinggi keamanan Israel menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menggunakan pengaruhnya menekan pemerintah Israel.
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Senin 4 Agustus 2025, dibuka menguat sebesar 104 poin atau 0,63% menjadi Rp16.409 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.513 per dolar AS.
Wakil Perdana Menteri Kamboja Sun Chanthol mengatakan negaranya tidak mungkin sepakat mengakhiri perang dengan Thailand tanpa kontribusi Donald Trump,
Jerman telah menjadi pemasok bantuan persenjataan terbesar kedua bagi Ukraina setelah Amerika Serikat.
Kebijakan Donald Trump ini akan berlaku mulai 7 Agustus dan bertujuan mengubah sistem perdagangan internasional demi kepentingan ekonomi nasional Amerika Serikat.
DUNIA semakin bersatu untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, terutama dari negara Barat.
Pengumuman reposisi kapal selam nuklir AS muncul di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina, bahkan ketika Trump mengancam akan memberikan sanksi yang lebih keras.
Juru bicara utama Kremlin menegaskan ada atau tidaknya ancaman Trump, perang Rusia melawan Ukraina akan terus berlanjut.
Presiden AS Donald Trump umumkan kekecewaannya terhadap Vladimir Putin, tapi menegaskan ia belum selesai.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan tekanannya terhadap Rusia dengan mengancam akan memberlakukan tarif tinggi dan membuka jalur baru pengiriman senjata ke Ukraina.
UTUSAN khusus Amerika Serikat, Keith Kellogg, tiba di Kyiv, Senin (14/7) waktu setempat untuk melakukan pembicaraan termasuk pengiriman sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved