Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DI tengah meningkatnya eskalasi konflik bersenjata di perbatasan Thailand-Kamboja, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kedua negara mengeluarkan pesan khusus kepada seluruh warga negara Indonesia (WNI) untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan.
KBRI di Bangkok mengingatkan WNI agar tidak panik, tetap tenang, dan menjauhi kawasan perbatasan yang terdampak konflik perbatasan Thailand-Kamboja. Selain itu, WNI juga diminta segera melakukan lapor diri ke KBRI serta mengikuti semua informasi resmi dari pihak kedutaan maupun otoritas lokal.
"KBRI Bangkok mengimbau WNI yang berada di Thailand khususnya di Provinsi Surin, Buri Ram, Si Sa Ket, Sa Kaeo, Trat, dan Ubon Ratchatani untuk mencermati perkembangan kondisi keamanan dari sumber-sumber resmi dan mengikuti instruksi Pemerintah setempat," tulis KBRI Bangkok melalui media sosial.
KBRI Bangkok menyatakan terus memantau situasi dan mengungkapkan ada 15 WNI berada di area perbatasan Thailand-Kamboja. Berdasarkan data laporan, 15 WNI tersebut tersebar di daerah Trat, Sa Kaeo, dan Ubon Ratchathani. Belum terdapat informasi mengenai adanya WNI yang terdampak.
"WNI agar meningkatkan kewaspadaan, tetap tenang, dan menghindari perjalanan ke wilayah perbatasan," imbuh KBRI Bangkok.
Imbauan serupa juga disampaikan oleh KBRI Phnom Penh. Dalam pernyataannya, pihak KBRI meminta WNI di Kamboja untuk menghindari atau membatasi perjalanan ke wilayah konflik khususnya Provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear.
Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), menyatakan terus memantau secara ketat perkembangan situasi dan keselamatan WNI yang tinggal di kedua negara.
“Pemerintah Republik Indonesia juga terus memantau keselamatan dan keberadaan warga negara Indonesia yang tinggal di daerah terdampak,” tulis Kemlu dalam keterangan resmi, Jumat (25/7).
Di sisi lain, Indonesia juga menyampaikan keprihatinan atas memburuknya situasi keamanan di perbatasan Thailand-Kamboja. Pemerintah mendorong kedua negara untuk menahan diri dan memilih penyelesaian damai sebagai solusi atas sengketa yang sudah berlangsung lama.
"Kami yakin sebagai negara yang bertetangga, kedua negara akan kembali ke cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka, sejalan dengan prinsip-prinsip yang tercermin dalam Piagam ASEAN dan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama," bunyi pernyataan Kemlu RI. (H-3)
Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah memaksa 130.000 orang mengungsi
Thailand melaporkan jatuh 15 korban jiwa, terdiri dari 14 warga sipil dan seorang prajurit, serta 46 korban luka, termasuk 15 anggota militer.
HUBUNGAN diplomatik antara Thailand dan Kamboja memasuki titik nadir setelah kedua negara saling mengusir duta besar masing-masing di tengah memanasnya konflik bersenjata di perbatasan.
PEMERINTAH Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Jumat (25/7) mengeluarkan pernyataan resmi terkait eskalasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja yang memanas.
KONFLIK bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali mencuat ke permukaan, menjadi yang paling mematikan dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Krisis geopolitik di kawasan Asia Tenggara itu kini mengancam dapur-dapur rumah tangga dunia — dan bahkan mangkuk makan si peliharaan.
Dua warga sipil, termasuk seorang anak berusia 12 tahun, tewas setelah Kamboja menembakkan dua roket BM-21 ke tengah sebuah desa di Provinsi Surin, Thailand, pada Kamis pagi (24/7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved