Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
LEBIH dari 100.000 warga mengungsi akibat bentrokan paling berdarah antara Thailand dan Kamboja dalam satu dekade terakhir. Pertempuran sengit yang melibatkan jet tempur, artileri, tank, dan pasukan darat ini terjadi pada Kamis (24/7), menewaskan sedikitnya 14 orang – 13 warga sipil dan satu tentara.
Kementerian Dalam Negeri Thailand menyebut pengungsi berasal dari empat provinsi perbatasan dan kini ditampung di hampir 300 lokasi penampungan sementara. Di sisi Kamboja, suasana juga mencekam. Wartawan AFP di kota Samraong, sekitar 20 km dari perbatasan, mendengar tembakan artileri pada Jumat pagi.
“Kami ketakutan karena penembakan dimulai lagi sejak pukul 6 pagi. Saya harus membawa keluarga ke kuil Buddha untuk berlindung. Saya tidak tahu kapan bisa pulang,” kata Pro Bak, warga setempat.
Sementara itu, tentara Kamboja terlihat bergerak cepat ke garis depan dengan peluncur roket.
Pertempuran ini merupakan eskalasi terbaru dalam sengketa perbatasan sepanjang 800 km yang sudah lama diperdebatkan. Sebelumnya, bentrokan pada 2008–2011 menewaskan sedikitnya 28 orang dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi.
Meski Mahkamah Internasional telah mengeluarkan putusan pada 2013, ketegangan kembali muncul sejak Mei lalu ketika seorang prajurit Kamboja tewas dalam bentrokan kecil.
Pada Kamis, pertempuran terjadi di enam titik, termasuk di sekitar dua kuil kuno. Pasukan darat yang didukung tank bertempur memperebutkan wilayah sengketa. Kamboja menembakkan roket dan mortir ke wilayah Thailand, sementara Angkatan Udara Thailand mengerahkan jet F-16 untuk menyerang target militer di seberang perbatasan.
Kedua pihak saling menuduh pihak lain melepaskan tembakan pertama. Thailand juga menuding Kamboja menargetkan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan stasiun pengisian bahan bakar yang terkena serangan roket.
Konflik ini juga memicu krisis diplomatik. Beberapa jam sebelum bentrokan besar pecah, Thailand mengusir duta besar Kamboja dan menarik pulang utusannya, setelah lima anggota patroli Thailand terluka akibat ranjau darat. Kamboja merespons dengan menurunkan hubungan diplomatik ke level terendah dan mengusir diplomat Thailand dari Phnom Penh.
Atas permintaan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Dewan Keamanan PBB akan menggelar rapat darurat pada Jumat untuk membahas krisis ini.
Amerika Serikat menyerukan penghentian segera pertempuran, sementara Prancis – bekas penjajah Kamboja – juga mendesak dialog. Uni Eropa dan China, sekutu dekat Phnom Penh, menyatakan keprihatinan mendalam dan meminta kedua pihak menahan diri. (AFP/Z-2)
Thailand melaporkan jatuh 15 korban jiwa, terdiri dari 14 warga sipil dan seorang prajurit, serta 46 korban luka, termasuk 15 anggota militer.
HUBUNGAN diplomatik antara Thailand dan Kamboja memasuki titik nadir setelah kedua negara saling mengusir duta besar masing-masing di tengah memanasnya konflik bersenjata di perbatasan.
PEMERINTAH Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Jumat (25/7) mengeluarkan pernyataan resmi terkait eskalasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja yang memanas.
DI tengah meningkatnya eskalasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kedua negara mengeluarkan pesan khusus kepada seluruh WNI di sana.
KONFLIK bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali mencuat ke permukaan, menjadi yang paling mematikan dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Dua warga sipil, termasuk seorang anak berusia 12 tahun, tewas setelah Kamboja menembakkan dua roket BM-21 ke tengah sebuah desa di Provinsi Surin, Thailand, pada Kamis pagi (24/7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved