Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BUKAN cuma dentuman artileri yang mengguncang perbatasan Thailand dan Kamboja. Krisis geopolitik di kawasan Asia Tenggara itu kini mengancam dapur-dapur rumah tangga dunia — dan bahkan mangkuk makan si peliharaan.
Menurut laporan RIA Novosti yang menganalisis data Asosiasi Industri Tuna Thailand, ketegangan yang kembali memanas antara dua negara tetangga ini dapat berdampak besar terhadap pasokan tuna kaleng global. Pasalnya, Thailand adalah raksasa dalam industri ini.
Pada 2023, ekspor tuna kaleng dunia mencapai 1,6 juta ton. Dari jumlah itu, hampir sepertiganya — tepatnya 28% — dikirim dari Thailand. Negara eksportir terbesar kedua, Ekuador, hanya menyumbang 14%, disusul oleh China dengan 9%.
Setahun kemudian, ekspor Thailand justru melesat hingga 30%, mencapai 580 ribu ton pada 2024. Amerika Serikat menjadi pelanggan setia terbesar, menyerap 21% dari total ekspor Thailand, sementara Jepang, Australia, Libya, dan Arab Saudi turut mengisi daftar pembeli utama.
Namun kini, dengan deru tembakan yang bergema di sekitar Kuil Preah Vihear — situs warisan dunia UNESCO yang jadi titik panas konflik — kelancaran ekspor itu tergantung pada benang tipis.
Tak hanya soal makanan manusia. Ketegangan ini juga mengguncang industri makanan hewan peliharaan. Thailand menempati posisi kedua dunia sebagai pengekspor makanan hewan, dengan nilai fantastis mencapai 2,7 miliar dolar AS pada 2024. Angka itu mencakup lebih dari 10% pasar global, hanya kalah dari Jerman.
Amerika Serikat lagi-lagi menjadi konsumen utama, menyerap hampir sepertiga ekspor. Negara lain seperti Jepang, Australia, Italia, Malaysia, Filipina, dan Jerman juga tergantung pada pasokan Thailand.
Namun pasar Rusia justru nyaris tak tersentuh. Impor dari Thailand ke Rusia hanya mencapai 4,9 juta dolar AS tahun lalu, apalagi setelah enam perusahaan Thailand dilarang masuk pasar Rusia oleh Badan Pengawasan Veteriner pada Maret 2024.
Konflik antara Thailand dan Kamboja ini bukan barang baru. Sengketa atas Kuil Preah Vihear yang berasal dari abad ke-11 telah lama jadi bara dalam sekam. Namun, Kamis ini, situasi meningkat tajam.
Serangan artileri dan roket dilaporkan menghantam wilayah sekitar kuil. Thailand mengerahkan jet tempur F-16, sementara Kamboja membalas dengan peluncur roket BM-21. Laporan menyebut sedikitnya 11 warga sipil dan seorang tentara Thailand tewas, dan penduduk di empat provinsi perbatasan telah dievakuasi.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan dampak kehancuran pada toko 7-Eleven dan SPBU di Thailand. Kekhawatiran akan gangguan logistik dan distribusi mulai menggema — tidak hanya di Asia, tetapi juga di pasar global.
Sebelumnya di hari yang sama, surat kabar Kamboja The Khmer Times melaporkan bahwa Kamboja juga menutup sementara seluruh 260 sekolah di provinsi Oddar Meanchey.
Jika konflik terus berlanjut maka stabilitas keamanan dan ekonomi di kawasan Asia Tenggara akan berdampak.
SEJUMLAH negara dan organisasi internasional menyerukan deeskalasi terkait konflik di perbatasan Thailand-Kamboja. Kedua belah pihak diharapkan menahan diri.
Pemerintah Thailand menegaskan tidak memerlukan campur tangan negara lain dalam upaya penyelesaian perselisihan dengan Kamboja.
HUBUNGAN diplomatik antara Thailand dan Kamboja memasuki titik nadir setelah kedua negara saling mengusir duta besar masing-masing di tengah memanasnya konflik bersenjata di perbatasan.
PEMERINTAH Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Jumat (25/7) mengeluarkan pernyataan resmi terkait eskalasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja yang memanas.
Thailand melaporkan jatuh 15 korban jiwa, terdiri dari 14 warga sipil dan seorang prajurit, serta 46 korban luka, termasuk 15 anggota militer.
DI tengah meningkatnya eskalasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kedua negara mengeluarkan pesan khusus kepada seluruh WNI di sana.
KONFLIK bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali mencuat ke permukaan, menjadi yang paling mematikan dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Lebih dari 100.000 warga mengungsi akibat bentrokan paling berdarah antara Thailand dan Kamboja. Sebanyak 14 orang tewas dalam pertempuran ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved