Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Penipuan online makin marak menjerat masyarakat.  

Pengungsi Thailand-Kamboja Lega Namun Skeptis Sambut Gencatan Senjata

Ferdian Ananda Majni
29/7/2025 13:51
Pengungsi Thailand-Kamboja Lega Namun Skeptis Sambut Gencatan Senjata
Ilustrasi(Antara/Xinhua)

PARA pengungsi di perbatasan Thailand dan Kamboja menyambut pengumuman gencatan senjata pada Senin (28/7) dengan rasa lega yang dibalut keraguan. Setelah berhari-hari terjebak dalam konflik bersenjata, banyak dari mereka masih diliputi kekhawatiran meski harapan perdamaian mulai tumbuh.

Jeanjana Phaphan, seorang warga Thailand yang mengungsi bersama putranya yang berusia tiga tahun dari Distrik Phanom Dong Rak, menggambarkan suasana hatinya menjelang detik-detik gencatan senjata diberlakukan.

"Jika ini benar-benar berakhir, saya sangat gembira, ini adalah saat paling bahagia yang pernah saya rasakan sejak lama," kata Jeanjana, 48, kepada AFP dari sebuah tempat penampungan di Kota Surin atau sekitar 50 kilometer dari perbatasan.

Thailand dan Kamboja menyepakati gencatan senjata tanpa syarat setelah lima hari bentrokan yang menewaskan sedikitnya 38 orang. Pertempuran itu terjadi di wilayah perbatasan berhutan yang telah lama disengketakan, lokasi sejumlah situs bersejarah dan kuil kuno.

Sekitar 300.000 orang terpaksa mengungsi akibat saling tembak artileri, roket dan senjata api dari kedua negara sejak konflik pecah pada Kamis sebelumnya. Bagi para pengungsi, pengumuman gencatan senjata membawa harapan sekaligus kekhawatiran bahwa kekerasan bisa terulang sewaktu-waktu.

"Jika kedua negara kita terus bertempur, kesulitan dan kerugian akan semakin bertambah," tambah Jeanjana. 

Rumah tertembus peluru

Dia menuturkan kesedihannya ketika mendengar kabar dari tetangga yang rumahnya tertembus peluru.

"Suara orang-orang yang menangis karena kehilangan sungguh memilukan," lanjutnya dengan mata berkaca-kaca. 

"Orang-orang di pihak itu juga warga sipil, sama seperti kami. Di pihak kami, kami hanyalah petani dan saya yakin mereka juga petani seperti kami. Orang-orang biasa yang bekerja untuk bertahan hidup," lanjutnya.

Situasi di perbatasan masih rentan. Meskipun para pemimpin dari kedua negara telah menyatakan komitmen pada perundingan damai, pengalaman pahit dari konflik sebelumnya membuat banyak warga tetap waspada. 

Gencatan senjata ini menjadi harapan baru bagi stabilitas kawasan, namun kepercayaan publik masih perlu dibangun kembali. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya