Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Thailand Bantah Tuduhan akan Habisi Nyawa PM Kamboja Hun Manet

Irvan Sihombing
06/8/2025 19:23
Thailand Bantah Tuduhan akan Habisi Nyawa PM Kamboja Hun Manet
Pejabat Thailand dan Kamboja berpose untuk foto di Kuala Lumpur, Malaysia (4/8/2025).(Antara)

KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Thailand membantah pemberitaan media Kamboja yang menuduh pemerintahan 'Negeri Gajah Putih' tengah mengupayakan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan ayahnya, Presiden Senat Kamboja, Hun Sen.

Tidak hanya media Kamboja, Menteri Informasi Kamboja dalam unggahan media sosial juga memuat tuduhan dengan mengutip sumber intelijen asing yang tidak disebutkan namanya. Kemenlu Thailand menyatakan apa yang disampaikan tersebut sebagai tuduhan yang tidak berdasar.

"Kementerian Luar Negeri (Thailand) secara tegas membantah tuduhan yang tidak berdasar ini,” demikian pernyataan resmi yang dirilis pada Selasa (5/8) lalu dan dikutip oleh Sputnik-OANA kemarin.

Sebagai informasi, Thailand dan Kamboja sempat bersitegang akibat perebutan di wilayah perbatasan. Kedua negara bertetangga bahkan sampai harus konfrontasi bersenjata pada 24 Juli disusul saling melancarkan serangan artileri.

Kamboja dilaporkan menggunakan sistem peluncur roket ganda Grad, dan menyasar rakyat sipil di wilayah Thailand, sementara itu Thailand melakukan serangan udara terhadap posisi militer Kamboja. Peristiwa tersebut memakan korban jiwa, termasuk dari kalangan sipil. Angkanya diperkirakan mencapai 43 jiwa.

Untuk meredakan ketegangan, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang tengah memegang tongkat keketuaan ASEAN kemudian turun tangan. Ia lalu mengumumkan bahwa Thailand dan Kamboja telah sepakat gencatan senjata tanpa syarat mulai Senin (28/7) tengah malam.

Ketika itu, Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet hadir dalam pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia.

Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, perwakilan kedua negara memulai pembicaraan penyelesaian sengketa perbatasan sejak Senin (4/8) hingga Rabu (6/8). Selanjutnya, menteri pertahanan kedua negara dijadwalkan bertemu pada hari ini.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Guo Jiakun mengatakan pihaknya sudah mengirimkan delegasi untuk menghadiri pertemuan Komite Perbatasan Umum (General Border Committee) antara Kamboja dan Thailand yang berlangsung di Malaysia.

"Sesuai keinginan Kamboja dan Thailand, Tiongkok telah secara aktif menjaga komunikasi yang erat dengan kedua negara, Malaysia, dan negara-negara kawasan lainnya untuk memperkuat gencatan senjata, mendorong komunikasi dan dialog, serta membantu meredakan situasi," ucap Jiakun.

Ia menambahkan, 'Negeri Tirai Bambu' akan terus mendukung ASEAN dalam mendorong perundingan perdamaian, menegakkan posisi yang adil dan setara, dan memainkan peran konstruktif dengan caranya sendiri untuk pemulihan hubungan Kamboja-Thailand.

Selain menggelar kegiatan diplomasi di Malaysia, kedua negara yang bersengketa itu sebelumnya sudah melangsungkan konsultasi informal di Shanghai antara Tiongkok, Kamboja dan Thailand para Rabu (30/7). Sejak itu, tidak ada lagi pertempuran di sepanjang perbatasan.

Di sisi lain, Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja Hun Manet mengatakan hingga saat ini masih ada 20 tentara Kamboja yang ditahan militer Thailand. Mereka ditangkap militer Thailand pada Selasa (29/7) lalu. (Dhk/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya