Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Kekerasan Terhadap Pekerja Kamboja di Thailand Meningkat

Ferdian Ananda Majni
29/7/2025 10:14
Kekerasan Terhadap Pekerja Kamboja di Thailand Meningkat
Warga di perbatasan Thailand-Kamboja.(Al Jazeera)

KETEGANGAN perbatasan antara Thailand dan Kamboja di provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear menyebabkan meningkatnya kekerasan terhadap pekerja migran dan warga Kamboja di Thailand. 

Serangan ini dikecam keras oleh kelompok hak buruh sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan tidak dapat diterima.

Salah satu insiden yang dilaporkan oleh media Thailand melibatkan seorang pekerja Kamboja yang dipukuli setelah mengakui identitasnya saat ditanya oleh sekelompok remaja Thailand.

Leung Sophon, perwakilan dari organisasi hak buruh Central yang berbasis di Thailand, membenarkan bahwa sejumlah pekerja Kamboja menjadi sasaran serangan oleh kelompok pemuda lokal. 

Dia mengatakan kepada Camboja News bahwa para pelaku bahkan mendatangi tempat tinggal para pekerja tersebut.

"Beberapa pekerja menghubungi saya karena ketakutan setelah diserang. Saat ini, kelompok ekstremis Thailand masih mencari para pekerja Kamboja, sehingga keselamatan mereka sangat terancam," kata Sophon.

Dia menegaskan bahwa tindakan kekerasan terhadap warga Kamboja di Thailand merupakan pelanggaran hak asasi manusia. 

Dengan penarikan sementara Kedutaan Besar Kamboja dari Thailand, banyak korban kini merasa tidak memiliki tempat mengadu. Namun, Kementerian Tenaga Kerja Thailand telah membuka akses pelaporan langsung bagi korban kekerasan asal Kamboja.

Menanggapi situasi ini, Perdana Menteri Hun Manet mengeluarkan pernyataan melalui media sosial resminya meminta seluruh warga Kamboja untuk tetap tenang dan menghindari aksi balasan terhadap warga atau properti Thailand di Kamboja. 

Dia juga meminta warga Kamboja di Thailand yang merasa terancam untuk menghubungi Kedutaan Besar atau Konsulat Jenderal Kamboja di Sa Kaeo.

Juru bicara Kementerian Tenaga Kerja dan Pelatihan Kejuruan Kamboja, Sun Mesa, mengonfirmasi bahwa memang ada laporan kekerasan terhadap pekerja migran oleh kelompok ekstremis. 

Dia menegaskan bahwa konflik perbatasan tidak boleh menjalar menjadi diskriminasi terhadap warga sipil serta menyerukan agar pemerintah Thailand segera mengusut dan menghukum para pelaku.

Selain itu, Sophon menyebut bahwa meningkatnya ketakutan membuat banyak pekerja Kamboja memilih pulang. 

Pada Selasa, ribuan orang kembali melalui Pos Pemeriksaan Perbatasan Internasional Duong. Sejak 19 Juli, sekitar 50.000 pekerja kembali ke tanah air dengan 10.000 di antaranya sudah mendaftarkan diri untuk bekerja di dalam negeri. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya