Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Baru Beberapa Jam Berlaku, Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Dilanggar

Thalatie K Yani
29/7/2025 08:28
Baru Beberapa Jam Berlaku, Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Dilanggar
Perdana Menteri Hun Manet (kiri) dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai (kanan) menyepakati gencatan senjata tengah malam, yang dimediasi oleh Ketua ASEAN Anwar Ibrahim(STPM/The Phnom Penh Post)

TENTARA Thailand menuduh Kamboja melanggar gencatan senjata yang baru saja disepakati. Hal itu setelah bentrokan masih berlanjut di perbatasan hutan lebat antara kedua negara.

Kesepakatan damai yang tercapai dalam perundingan di Malaysia sehari sebelumnya menyebutkan kedua belah pihak akan memulai gencatan senjata tanpa syarat pada tengah malam. Tujuannya: mengakhiri konflik berdarah yang dipicu sengketa wilayah kuil kuno di sepanjang perbatasan sepanjang 800 kilometer.

Namun, juru bicara militer Thailand, Kolonel Winthai Suwaree, mengatakan bahwa saat gencatan senjata mulai berlaku, pasukan Kamboja justru melancarkan serangan bersenjata ke beberapa titik di wilayah Thailand.

“Ini adalah pelanggaran yang disengaja dan bentuk nyata dari upaya merusak kepercayaan bersama,” tegasnya dalam pernyataan resmi. “Thailand terpaksa merespons secara proporsional dengan hak sah untuk membela diri.”

Sementara itu, di kota Samraong, sekitar 20 kilometer dari perbatasan, seorang jurnalis AFP melaporkan bahwa suara ledakan berhenti sekitar setengah jam sebelum tengah malam dan situasi tetap tenang hingga fajar.

“Garis depan mereda sejak gencatan senjata pukul 12 malam,” tulis Perdana Menteri Kamboja Hun Manet melalui Facebook pada Selasa pagi.

Sejak bentrokan terbaru meletus Kamis lalu, sedikitnya 38 orang tewas dan hampir 300.000 orang terpaksa mengungsi. Ketegangan ini berakar pada sengketa wilayah yang tidak jelas batasnya akibat peta kolonial Prancis dari tahun 1907.

Upaya Damai dan Dukungan Internasional

Sebagai bagian dari kesepakatan damai, komandan militer dari kedua negara dijadwalkan bertemu pada pukul 07.00 waktu setempat, sebelum pembentukan komite lintas batas yang akan bersidang di Kamboja pada 4 Agustus guna menurunkan tensi konflik.

“Saya sangat bahagia saat mendengar kabar gencatan senjata, karena saya rindu rumah dan semua barang yang saya tinggalkan,” ujar Phean Neth, 45, seorang pengungsi Kamboja, kepada AFP di kamp pengungsian dekat kompleks candi yang jauh dari zona pertempuran.

Dalam pernyataan bersama, Thailand, Kamboja, dan Malaysia selaku tuan rumah perundingan, menyebut gencatan senjata ini sebagai “langkah awal penting menuju deeskalasi dan pemulihan perdamaian dan keamanan.”

Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres juga mendesak kedua negara untuk menghormati kesepakatan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyelesaian damai jangka panjang.

Peran Trump, Tiongkok, dan Harapan Warga

Amerika Serikat turut aktif mendampingi proses perdamaian. Departemen Luar Negeri AS menyatakan pejabatnya berada langsung di lapangan selama pembicaraan. Sementara itu, Tiongkok juga disebut berpartisipasi aktif dalam perundingan yang dipimpin Perdana Menteri Malaysia sekaligus Ketua ASEAN, Anwar Ibrahim, di Putrajaya.

PM Hun Manet mengucapkan terima kasih kepada Presiden Donald Trump atas dukungan tegasnya, sementara PM Sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, menekankan pentingnya pelaksanaan kesepakatan “dengan itikad baik dari kedua belah pihak.”

“Kalau mereka bilang akan berhenti menembak, maka harus benar-benar berhenti,” kata Prapakarn Samruamjit, 43, pengungsi asal Thailand di Surin.

Konflik Bayangi Hari Ulang Tahun Raja

Ulang tahun Raja Thailand Maha Vajiralongkorn ke-73 yang jatuh pada Senin lalu dibayangi oleh konflik ini. Pengumuman resmi di Royal Gazette menyatakan bahwa seluruh perayaan publik di Istana Kerajaan Bangkok dibatalkan.

Kedua pihak sebelumnya telah menyatakan komitmen gencatan senjata secara prinsip, namun terus saling menuduh melanggar upaya damai, termasuk tuduhan penggunaan bom tandan dan serangan terhadap fasilitas sipil seperti rumah sakit.

Thailand melaporkan 11 prajurit dan 14 warga sipil tewas, sementara Kamboja menyebut delapan warga sipil dan lima tentara meninggal. Lebih dari 138.000 warga mengungsi dari wilayah perbatasan Thailand, dan sekitar 140.000 lainnya kehilangan tempat tinggal di Kamboja. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya