Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
HUBUNGAN diplomatik antara Thailand dan Kamboja memasuki titik nadir setelah kedua negara saling mengusir duta besar masing-masing di tengah memanasnya konflik bersenjata di perbatasan. Langkah itu diambil hanya beberapa jam sebelum pertempuran sengit meletus di perbatasan Thailand-Kamboja pada Kamis (24/7).
Konflik perbatasan Thailand-Kamboja yang terjadi memaksa lebih dari 100 ribu warga sipil mengungsi dan menewaskan belasan orang.
Pemerintah Thailand mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok dan memanggil pulang duta besarnya dari Phnom Penh. Langkah itu menyusul insiden ranjau darat yang melukai lima anggota patroli militer Thailand di wilayah sengketa.
Menanggapi hal itu, Kamboja pun langsung merespons dengan menurunkan hubungan diplomatik ke level terendah. Hampir seluruh diplomat Thailand dipulangkan sedangkan pejabat Kamboja yang tersisa di Bangkok juga ditarik kembali.
Kementerian Dalam Negeri Thailand mengungkapkan lebih dari 100 ribu warga di empat provinsi perbatasan telah dievakuasi ke 300 tempat penampungan sementara.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan bahwa jumlah korban jiwa telah meningkat menjadi 14 orang. Sebanyak 13 di antaranya warga sipil dan satu lainnya anggota militer.
Bentrokan terbaru terjadi di enam titik berbeda, termasuk area sekitar dua kompleks candi kuno. Pasukan darat Thailand dan Kamboja terlibat baku tembak. Jet tempur F-16 milik Thailand dikerahkan untuk menghantam sasaran militer di wilayah Kamboja.
Di sisi lain, pasukan Kamboja menembakkan roket dan artileri ke arah Thailand yang menurut pihak Bangkok juga mengenai fasilitas sipil seperti rumah sakit dan stasiun pengisian bahan bakar.
Situasi yang kian memburuk ini mendorong Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, untuk meminta intervensi internasional. Ia secara resmi mengajukan permohonan kepada Dewan Keamanan PBB agar menggelar sidang darurat.
Ketegangan yang membara di kawasan juga memicu keprihatinan sejumlah kekuatan dunia. Amerika Serikat menyerukan penghentian konflik secara segera. Prancis, sebagai bekas penguasa kolonial Kamboja, menyampaikan seruan serupa.
Sementara itu, Uni Eropa dan Tiongkok, yang merupakan mitra dekat Phnom Penh, turut menyatakan keprihatinan mendalam dan mendorong agar kedua negara kembali ke meja perundingan demi mencegah krisis yang lebih luas. (AFP/H-3)
PEMERINTAH Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Jumat (25/7) mengeluarkan pernyataan resmi terkait eskalasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja yang memanas.
DI tengah meningkatnya eskalasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kedua negara mengeluarkan pesan khusus kepada seluruh WNI di sana.
KONFLIK bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali mencuat ke permukaan, menjadi yang paling mematikan dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Lebih dari 100.000 warga mengungsi akibat bentrokan paling berdarah antara Thailand dan Kamboja. Sebanyak 14 orang tewas dalam pertempuran ini.
Dua warga sipil, termasuk seorang anak berusia 12 tahun, tewas setelah Kamboja menembakkan dua roket BM-21 ke tengah sebuah desa di Provinsi Surin, Thailand, pada Kamis pagi (24/7)
Asisten pelatih Timnas U-23, Frank van Kempen mengatakan laga kontra Thailand menjadi yang palling berat di AFF U-23.
Kamboja mendesak gencatan senjata tanpa syarat dengan Thailand, setelah dua hari bentrok.
Pada waktu normal, Thailand sempat unggul terlebih dahulu melalui Yotsakon Burapha, namun Indonesia dapat menyamakan kedudukan berkat gol Jens Raven, demikian catatan AFF.
Sebelumnya di hari yang sama, surat kabar Kamboja The Khmer Times melaporkan bahwa Kamboja juga menutup sementara seluruh 260 sekolah di provinsi Oddar Meanchey.
SEJUMLAH negara dan organisasi internasional menyerukan deeskalasi terkait konflik di perbatasan Thailand-Kamboja. Kedua belah pihak diharapkan menahan diri.
Pemerintah Thailand menegaskan tidak memerlukan campur tangan negara lain dalam upaya penyelesaian perselisihan dengan Kamboja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved