Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Iran: Senjata Nuklir tidak Manusiawi dan Dilarang Agama

Wisnu Arto Subari
03/7/2025 22:23
Iran: Senjata Nuklir tidak Manusiawi dan Dilarang Agama
Dimona, tempat proyek nuklir milik Israel.(Dok Al-Jazeera)

IRAN menganggap senjata nuklir tidak manusiawi dan dilarang secara agama. Memiliki senjata nuklir dapat menempatkan Teheran dalam posisi yang lebih rapuh. 

Itu dikatakan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Rabu (2/7). "Kami menganggap senjata nuklir tidak hanya tidak manusiawi, tetapi juga dilarang secara agama. Kami tidak berpikir bahwa untuk membela diri, kami akan membutuhkan persenjataan nuklir," kata Araghci kepada CBS News.

"Memiliki persenjataan nuklir bahkan dapat menempatkan kami dalam posisi yang lebih rapuh. Ada pihak lain di dalam Iran yang tidak sependapat dengan pendapat saya," lanjutnya.

Dalam mengomentari pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat, Araghchi mengatakan bahwa Teheran saat ini sedang menilai apakah akan mempercayai Washington dan terlibat dalam negosiasi baru dengan pihak AS setelah konflik Iran-Israel dan keterlibatan Washington di dalamnya.

Sebelumnya pada malam tanggal 13 Juni, Israel melancarkan operasi terhadap Iran. Israel menuduh Iran melaksanakan program nuklir militer rahasia. 

Iran menolak tuduhan tersebut, menanggapi dengan serangannya sendiri. Kedua pihak saling serang selama 12 hari, yang diikuti oleh Amerika Serikat, yang melancarkan serangan satu kali terhadap fasilitas nuklir Iran pada malam tanggal 22 Juni.

Malam berikutnya, Teheran melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan AS Al Udeid di Qatar.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada 23 Juni bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata guna mengakhiri perang 12 hari.

Keesokan hari, Trump mengatakan bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel kini berlaku serta mendesak kedua belah pihak untuk tidak melanggarnya. (Sputnik/RIA Novosti-OANA/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya