Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Manifesto Pelaku Penembakan Staf Kedutaan Israel Sebut Kata Indonesia

Dhika Kusuma Winata
23/5/2025 13:35
Manifesto Pelaku Penembakan Staf Kedutaan Israel Sebut Kata Indonesia
Ilustrasi.(Dok Al-Jazeera)

FBI menyelidiki kemungkinan ada manifesto anti-Israel yang dipublikasikan secara daring oleh tersangka pelaku penembakan dua staf Kedutaan Israel di Washington DC. Dokumen tersebut diduga ditulis oleh Elias Rodriguez, pria yang kini ditahan atas insiden penembakan tersebut.

Dilaporkan New York Post, sumber penegak hukum menyebutkan manifesto sepanjang 900 kata itu mencuat ke publik tak lama setelah penangkapan Rodriguez. Saat ini, aparat tengah memeriksa keaslian dokumen tersebut, sekaligus menelusuri perangkat elektronik milik tersangka.

Wakil Direktur FBI Dan Bongino menyatakan pihaknya sedang meneliti sejumlah tulisan yang diyakini berkaitan dengan Rodriguez.

"Kami berharap dapat segera memberikan pembaruan mengenai keasliannya," kata Bongino.

Rodriguez disebut sempat meneriakkan, "Bebaskan Palestina," sebelum akhirnya mengaku sebagai pelaku penembakan yang menewaskan dua warga Israel di luar museum tersebut.

Manifesto yang beredar di dunia maya diduga ditulis pada 20 Mei atau sehari sebelum kejadian. Manifesto tersebut, andai benar ditulis oleh Rodriguez, mengisyaratkan aksi kekerasan yang dilakukan merupakan bentuk protes politik terkait perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Manifesto tersebut dibuka dengan kata halilintar yang dikenal berasal dari bahasa Indonesia.

"Halilintar adalah kata yang berarti sesuatu seperti guntur atau kilat. Setelah suatu tindakan terjadi, orang mencari teks untuk menetapkan maknanya. Jadi inilah suatu upaya," tulis manifesto tersebut.

"Kekejaman yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina melampaui deskripsi dan tak terhitung jumlahnya," imbuh manifesto tersebut.

Dalam isi tulisannya, sang penulis menyebutkan aksi bersenjata tidak selalu bersifat militer melainkan dapat menjadi bentuk pertunjukan atau simbolik. Ia juga menyampaikan kritik tajam terhadap genosida di Gaza.

Menjelang akhir tulisan, sang penulis menyampaikan cinta kepada orangtua, saudara, dan keluarganya, sebelum menutup dengan seruan bebaskan Palestina.

Hingga kini, penyelidikan masih terus berlanjut. Pihak berwenang belum mengonfirmasi apakah manifesto tersebut benar-benar ditulis oleh Rodriguez. (I-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya