Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
WAKIL Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Kassem, menyatakan Hizbullah sekarang memasuki fase baru dengan pertempuran terbuka melawan Israel. Dia berjanji untuk memperpanjang penderitaan pemukim Israel yang mengungsi dari Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
"Kami telah memasuki fase baru yang disebut fase pertempuran terbuka," katanya Minggu (22/9). Dia kembali menegaskan komitmen Hizbullah untuk mendukung perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Hanya gencatan senjata di Gaza yang akan menghentikan serangan lintas batas.
Kassem secara pribadi menghadiri pemakaman pemimpin militer Ibrahim Aqil dan Mahmoud Hamad pada Minggu (22/9) di Beirut selatan. Mereka terbunuh dalam serangan Israel Jumat lalu saat rapat pimpinan Brigade Radwan elite partai tersebut.
Baca juga : Israel-Hizbullah Perang Terbuka, Negara-Negara Besar Desak Tahan Diri
Pernyataan terbaru Kassem dipandang sebagai tanggapan Hizbullah terhadap tekanan Israel untuk memaksa partai tersebut menghentikan permusuhan di Libanon selatan dan warga sipil dapat kembali ke rumah mereka. "Penduduk di wilayah utara tidak akan kembali, tetapi pengungsian akan meningkat, dukungan akan meluas, dan solusi Israel akan meningkatkan kesulitan sendiri bagi mereka," kata Kassem.
"Pergi ke Gaza dan hentikan perang dan kami tidak memerlukan ancaman dan kami tidak akan menentukan bagaimana menanggapi agresi tersebut," ujarnya.
Pernyataannya muncul setelah grafik militer Israel yang menunjukkan bahwa Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah berada di urutan teratas dalam daftar target bunuh yang diterbitkan pada akhir pekan. Kassem mengatakan bahwa Israel melakukan tiga kejahatan perang yang menyakitkan bagi mereka dan itu mewakili tingkat kebiadaban tertinggi yang belum pernah ada.
Baca juga : Perang Terbuka Hizbullah-Israel Meletus
"Dengan menargetkan para pemimpin Radwan, (Israel) ingin melumpuhkan perlawanan, menghasut lingkungannya, dan menghentikan dukungan, tetapi para pejuang perlawanan menggagalkannya," sebutnya. "Ancaman tidak akan menghentikan kami dan kami tidak takut terhadap kemungkinan yang paling berbahaya dan kami siap menghadapi semua kemungkinan militer," tegasnya.
Ribuan anggota dan pendukung Hizbullah mengambil bagian dalam pemakaman Aqil dan Hamad ketika personel Pertahanan Sipil terus bekerja selama tiga hari berturut-turut untuk mengevakuasi para korban penggerebekan di lingkungan Al-Jamous. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 50 orang termasuk perempuan dan anak-anak serta 18 anggota Hizbullah. Tiga belas orang masih hilang.
Seorang anggota Pertahanan Sipil mengatakan kepada Arab News bahwa para pejabat Hizbullah yang berkumpul pada saat penggerebekan semuanya tewas akibat tekanan yang kuat dan masih duduk di kursi mereka di lantai dua bawah tanah. "Mayat mereka tidak cacat seperti yang terjadi pada warga sipil yang tinggal di gedung tersebut. Beberapa di antaranya meninggal karena mati lemas," sebutnya.
Baca juga : Nasrallah: Israel Melampaui Batas
"Kami menemukan jenazah anak-anak yang terbakar dan anggota badan mereka hancur saat kami mencoba mengangkatnya. Masih banyak sisa-sisa yang pemiliknya tidak diketahui," tambahnya.
Suatu pernyataan Pertahanan Sipil pada hari Minggu menyebut salah satu kesulitan utama yang dihadapi oleh personel ialah kebakaran yang terjadi di bawah reruntuhan di tempat parkir mobil di lantai pertama bawah. "Petugas melakukan upaya luar biasa dalam upaya mencapai sumber api karena adanya beberapa lapisan beton yang menyebabkan asap menyebar dan menghambat operasi pencarian dan penyelamatan," sebutnya.
Pada Minggu, Kementerian Kesehatan Libanon mengatakan tiga orang tewas dalam serangan terpisah Israel di wilayah selatan. Kementerian itu menambahakan serangan Israel di kota Aitaroun menyebabkan kematian satu orang dan melukai satu lainnya serta serangan di kota Khiyam menyebabkan kematian satu orang. Penggerebekan di kota Al-Malikiyah menyebabkan kematian satu orang dan melukai tiga orang.
Baca juga : Sekjen Hizbullah Bersumpah Israel akan Menjadi Neraka
Lebih dari 60 serangan udara tercatat sebagai respons awal terhadap ledakan pager dan radio dua arah di berbagai wilayah Libanon pada Selasa dan Rabu lalu. Hizbullah mengatakan pihaknya membombardir kompleks industri militer Rafael di Israel utara dengan lusinan tembakan roket dan menargetkan pangkalan udara Ramat David dengan roket Fadi-1 dan Fadi-2.
Militer Israel mengatakan bahwa dalam beberapa jam, Hizbullah melancarkan sekitar 115 ancaman udara terhadap wilayah sipil di Israel utara. Media Israel melaporkan bahwa dua rumah di kota Kiryat Bialik dekat Haifa dihantam dan tiga warga Israel terluka.
Militer Israel merespons dengan lebih banyak penembakan terhadap kota-kota di selatan Libanon pada Minggu dini hari dan pesawat tempur Israel menyerbu kota-kota perbatasan di selatan dan barat Bekaa, menargetkan daerah Deir Al-Zahrani dan Iqlim Al-Tuffah. Hizbullah mengumumkan pada Minggu sore bahwa mereka telah meluncurkan dua serangan udara dengan skuadron drone bunuh diri terhadap posisi baru tentara Israel di sekitar lokasi Al-Manara dan barak Yiftah. (Arab News/Z-2)
Dalam situasi yang memprihatinkan dunia itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan Israel akan melancarkan perang skala penuh terhadap Hizbullah pro Iran di Libanon.
Bangsa Arab juga menolak skenario Israel untuk Gaza pascaperang tanpa rencana yang masuk akal bagi berdirinya negara Palestina.
Berlin menegaskan bahwa eskalasi lebih lanjut bukanlah hal yang tak terelakkan dan mendesak resolusi diplomatik.
Netanyahu berjanji untuk melakukan apa pun yang diperlukan guna memulihkan keamanan di wilayah utara negara tersebut.
HIZBULLAH memasuki pertempuran terbuka dengan Israel setelah melancarkan serangkaian serangan roket di bagian utara negara tersebut.
RENTETAN serangan udara Israel menghantam wilayah selatan dan timur Libanon pada Senin (23/9). Ini menewaskan sedikitnya satu warga sipil dan belasan lainnya luka-luka.
SEJUMLAH sumber militer Israel pada Minggu (22/9) menyebut ada rencana serangan darat ke Libanon selatan.
ISRAEL dan Hizbullah sama-sama mengancam akan meningkatkan serangan lintas batas mereka meskipun ada desakan internasional agar kedua belah pihak mundur dari ambang perang habis-habisan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved