Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Reaksi Dunia terhadap Kesepakatan Gencatan Senjata Permanen di Libanon

Ferdian Ananda Majni
27/11/2024 13:19
Reaksi Dunia terhadap Kesepakatan Gencatan Senjata Permanen di Libanon
Bangunan di Libanon hancur akibat serangan Israel.(Al Jazeera)

PARA pemimpin dunia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Libanon pada Selasa (26//11).

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menggambarkan perjanjian tersebut sebagai bantuan dalam situasi buruk di Timur Tengah. Dia mengapreasiasi Prancis dan Amerika Serikat (AS) atas upaya mediasi mengamankan perjanjian tersebut.

"Perjanjian gencatan senjata di Libanon merupakan bantuan dalam situasi buruk di Timur Tengah. Saya ingin memuji Prancis dan AS atas mediasi mereka," tulisnya dalam pernyataan yang dibagikan di platform media sosial X.

Dia menekankan pentingnya memastikan gencatan senjata berkelanjutan untuk melindungi kehidupan warga di Libanon dan Israel serta memfasilitasi pemulangan pengungsi internal (IDP) dengan aman. "Sekarang gencatan senjata sangat penting untuk dipertahankan," tambahnya.

Borrell menggarisbawahi pentingnya implementasi penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 (UNSCR 1701) yang menguraikan langkah-langkah untuk menjaga perdamaian dan keamanan di sepanjang perbatasan Libanon-Israel.

Dalam seruannya yang tegas kepada para pemimpin politik Libanon, ia menyampaikan seruan UE untuk memilih presiden dan menekankan pentingnya mengatasi kelumpuhan politik yang berkepanjangan di negara tersebut.

Lebih lanjut, dia juga menyoroti hak rakyat Libanon untuk mendapatkan kembali kedaulatan penuh atas urusan negaranya, tanpa campur tangan pihak luar. Hal ini yang menandakan kekhawatiran Eropa atas pengaruh asing dalam politik dalam negeri Libanon.

Reaksi global 

Presiden AS Joe Biden dan dan Prancis Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan bersama. "Hari ini, setelah berminggu-minggu melakukan diplomasi yang tak kenal lelah, Israel dan Libanon telah menerima penghentian permusuhan antara Israel dan Libanon," kata pernyataan itu.

"Pengumuman ini akan menciptakan kondisi untuk memulihkan ketenangan abadi dan memungkinkan penduduk di kedua negara untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka di kedua sisi Jalur Biru," katanya.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyambut baik pengumuman gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah Libanon dan menyerukan agar kesepakatan itu diubah menjadi solusi politik yang berkepanjangan. "Kita harus segera melihat kemajuan menuju kesepakatan gencatan senjata di Gaza, pembebasan semua sandera, dan penghapusan pembatasan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan,” tambahnya.

Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin mengatakan dalam suatu pernyataan, "Saya menyambut baik pengumuman perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Libanon. Kedua belah pihak harus menggunakan gencatan senjata tersebut untuk terlibat secara bermakna guna mencapai perdamaian yang tahan lama."

Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib perjanjian gencatan senjata di Libanon ialah langkah penting untuk menghentikan eskalasi di Timur Tengah. "Kami menyerukan gencatan senjata di seluruh wilayah, termasuk Gaza. Hanya melanjutkan negosiasi karena solusi dua negara dapat membawa perdamaian," katanya pada X.

Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon menyambut baik pengumuman gencatan senjata yang penting di Timur Tengah. "Saya juga berharap ada gencatan senjata di Gaza dengan pembebasan semua sandera dan diakhirinya penderitaan luar biasa yang dialami penduduk Gaza," sebutnya.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga mengatakan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah ialah secercah harapan bagi seluruh kawasan.

"Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah menunjukkan yang mungkin dilakukan dengan cara diplomatik. Kita juga sangat membutuhkan gencatan senjata di Gaza sekarang sehingga semua sandera akhirnya dibebaskan dan penderitaan serta kelaparan ratusan ribu perempuan, anak-anak, dan laki-laki akhirnya berakhir," katanya dalam suatu pernyataan. 

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan bahwa pengumuman gencatan senjata di Libanon ialah kabar baik bagi perdamaian dan keamanan. "Sekarang, kita harus bergerak maju dengan penerapan Resolusi 1701," ujarnya kepada X.

Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp mengatakan perjanjian itu adalah langkah penting untuk mengakhiri permusuhan dan deeskalasi regional. 

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan gencatan senjata yang diumumkan antara Israel dan Hizbullah merupakan berita yang sangat menggembirakan. "Libanon akan memiliki peluang untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas dalam negeri berkat berkurangnya pengaruh Hizbullah," terangnya.

Kabinet keamanan Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Libanon pada Selasa (26/11) malam.
Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi bahwa Israel dan Libanon menyetujui kesepakatan tersebut dan akan berlaku efektif berlaku pada Rabu (27/11) pukul 04.00 waktu setempat.

"Kabinet Keamanan, malam ini, dengan hasil pemungutan suara 10-1, menyetujui usulan AS untuk melakukan gencatan senjata di Libanon," kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataannya. (Anadolu/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya