Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Nahdliyin yang Bertemu Presiden Israel Samakan Kunjungan Jokowi ke Ukraina

Fachri Audhia Hafiez
21/7/2024 19:41
Nahdliyin yang Bertemu Presiden Israel Samakan Kunjungan Jokowi ke Ukraina
Crosscheck Face to Face by Medcom.id di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 21 Juli 2024.(MEDCOM)

SUKRON Makmun, salah satu nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, menyamakan pertemuan itu dengan kegiatan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yakni, ketika Jokowi menemui Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Ukraina yang tengah berkonflik dengan Rusia.

"Justru sama lah misalkan pak jokowi datang ke Ukraina itu kan ketika sedang terjadi konflik," kata Sukron dalam Crosscheck Face to Face by Medcom.id di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 21 Juli 2024.

Menurut Sukron, dia bersama empat nahdliyin lainnya menemui Isaac untuk membawa pesan perdamaian Israel-Palestina. Dia menilai pesan itu harus terus disuarakan dari berbagai pihak. Bahkan di luar pihak yang berkonflik.

Baca juga : DPR Desak PBNU Beri Pembinaan 5 Nahdliyin yang Temui Presiden Israel

"Karena perdamaian, hidup damai, ketenangan, itu kan sebenarnya dirindukan oleh semua orang, dan itu akan terjadi kalau dari para pihak yang bertikai itu mau duduk bareng," ucap Sukron.

Diplomat RI periode 1988-2021, Ple Priatna, mengatakan bahwa situasi di Ukraina-Rusia dengan Israel-Palestina tidak bisa disamakan. Kondisi di Palestina merupakan kejahatan genosida yang dilakukan Israel.

Israel terus memborbardir Palestina. Padahal, masyarakat dunia sudah mengecam tindakan keji itu.

Baca juga : Di Mana Posisi JD Vance di Palestina, Ukraina, dan Tiongkok?

"Genosida, kalau kita sepakat dengan kalimat genosida dan (bahkan) ini semuanya sudah diambil alih oleh kekuatan besar, oleh Dewan Keamanan PBB," ujar Ple.

Upaya mendamaikan dua pihak yang berkonflik tidak bisa dari membawa pesan kelompok masyarakat sipil, bahkan lembaga swadaya masyarakat atau NGO. Butuh otoritas yang setara membawa pesan tersebut.

"Posisinya harus sama tidak mungkin masyarakat luas, NGO atau apa ujug-ujug oh ini salaman nih, enggak. Karena itu di situ ada level representativeness, anda mewakili siapa, anda berbuat apa, anda punya kredensial apa. Ya anda harus punya sesuatu kekuatan di belakang itu," jelas Ple.

Baca juga : Ketum PBNU: Pertemuan Warga NU dengan Presiden Israel sebagai Tanggung Jawab Pribadi

Lima tokoh NU bertemu Presiden Israel Isaac Herzog belum lama ini. Kelima nahdliyin itu adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Sukron Makmun, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.

Pertemuan para nahdliyin itu menuai komentar netizen hingga sikap keras Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas buntut pertemuan lima nahdliyin dengan Presiden Israel.

"Saya mohon maaf kepada masyarakat luas, ada warga dari kalangan NU yang pergi ke Israel. Saya merasakan hal ini tidak patut dalam konteks suasana yang ada saat ini," kata Gus Yahya, Selasa, 16 Juli 2024. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya