Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin memperingatkan Korea Selatan untuk tidak memberikan bantuan senjata untuk Ukraina. Hal itu disampaikan setelah Seoul mengatakan sedang mempertimbangkan kemungkinan tersebut, sebagai tanggapan terhadap perjanjian baru Rusia dan Korea Utara untuk saling membantu jika terjadi agresi terhadap salah satu negara.
"Moskow akan membuat keputusan yang sepertinya tidak akan menyenangkan kepemimpinan Korea Selatan saat ini jika Seoul memutuskan untuk memasok senjata ke Kyiv," kata Putin.
Putin berbicara di Vietnam, tak lama setelah kunjungannya ke Pyongyang untuk menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Baca juga : Pertemuan Putin-Kim Diikuti Peluncuran Rudal Balistik Korut
Putin juga memperingatkan bahwa Moskow bersedia mempersenjatai Pyongyang jika AS dan sekutunya terus memasok senjata ke Ukraina.
“Mereka yang memasok senjata-senjata ini percaya bahwa mereka tidak berperang dengan kami. Saya katakan, termasuk di Pyongyang, bahwa kami berhak memasok senjata ke wilayah lain di dunia,” kata Putin.
Korea Selatan sebelumnya mengutuk perjanjian Rusia-Korea Utara sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. Penasihat keamanan nasional Chang Ho-jin mengatakan negaranya berencana untuk mempertimbangkan kembali dukungan senjata ke Ukraina.
Baca juga : Putin dan Kim Jong Un Sepakat Saling Bantu Melawan Agresi
Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan pada Jum'at (21/6) bahwa pihaknya akan mempertimbangkan berbagai pilihan dalam memasok senjata ke Ukraina dan itu semua tergantung pada bagaimana Rusia menyikapi masalah ini.
Mereka juga memanggil duta besar Rusia Georgy Zinoviev untuk memprotes perjanjian tersebut, dan menuntut agar Moskow segera menghentikan kerja sama militer dengan Pyongyang.
Selama ini Korea Selatan telah memberikan bantuan kemanusiaan dan peralatan militer ke Ukraina. Namun mereka menolak memberikan senjata mematikan karena negara tersebut memiliki kebijakan resmi untuk tidak memasok senjata ke negara-negara yang sedang berperang.
Baca juga : Pertemuan Rusia-Korut Keprihatinan Mendalam bagi Korsel
Sementara sejumlah pihak di Ukraina berharap semakin mendalamnya kolaborasi militer antara Moskow dan Pyongyang akan mengubah pikiran Seoul terhadap kebijakannya. Para analis sebelumnya mengatakan bahwa Kyiv akan memanfaatkan kunjungan Putin ke Pyongyang untuk meningkatkan tekanan ke Rusia.
Pada Jumat (21/6), juru bicara dewan keamanan nasional AS John Kirby mengatakan perjanjian Rusia-Korea Utara, harus menjadi perhatian bagi negara mana pun yang peduli menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Para analis mengatakan bahwa perjanjian tersebut dapat mempunyai dampak yang signifikan bagi dunia dan juga kawasan. Selain kemungkinan Korea Utara secara terbuka mempersenjatai Rusia, hal ini juga berpotensi melihat campur tangan Rusia dalam konflik baru di semenanjung Korea. (BBC/P-5)
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
SEBUAH jet tempur F-16 milik Ukraina yang baru-baru ini dikirimkan oleh negara-negara Barat, dilaporkan telah berhasil menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-35.
ANGKATAN Udara Ukraina mengeklaim telah menembak jatuh satu unit jet tempur canggih milik Rusia, Sukhoi Su-35, di wilayah Kursk pada Sabtu (7/6) waktu setempat.
Rusia menyatakan siap memberikan suaka politik kepada Elon Musk di tengah ketegangan dengan Donald Trump.
Sebuah jet tempur Su-35 milik Rusia ditembak jatuh dalam sebuah operasi udara di arah Kursk pada Sabtu (7/6) dini hari waktu setempat.
Investigasi akan mencakup beberapa tuduhan penting, termasuk rencana darurat militer yang gagal dilaksanakan oleh Yoon.
SEORANG perempuan asal Korea Selatan melahirkan lima bayi dan sempat menggemparkan dunia medis pada 2024 lalu. Pasangan asal Korea Selatan tersebut ialah Kim Joon Young dan Sagong Hye Ran
DERETAN perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) asal Korea Selatan memamerkan inovasi terbaru mereka dalam acara ASEAN-KOREA Digital Business Partnership 2025.
Seorang perempuan di Korea Selatan didenda Rp38 juta karena menarik celana rekan kerja pria di depan umum. Kasus ini memicu debat soal batas antara lelucon dan pelecehan seksual.
Kegiatan yang dilakukan Woori Family Volunteer Group yang beranggotakan karyawan Woori Bank bersama keluarganya beraksi sebagai relawan di acara melukis mural tersebut.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved