Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Mahmoud Abbas mengatakan Israel tidak akan diizinkan untuk memisahkan Gaza dari wilayah Palestina lainnya. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam sebuah pertemuan di markas besar kepresidenan di Ramallah yang dihadiri oleh anggota Komite Sentral gerakan Fatah.
Pada kesempatan itu juga hadir beberapa anggota Dewan Revolusi, sekretaris Dewan Penasihat dan sekretaris wilayah gerakan di provinsi utara. Kantor berita resmi Palestina, Wafa melapor bahwa Abbas menegaskan kembali sikap politik Palestina yang tak tergoyahkan mengenai perlunya gencatan senjata.
"Abbas mengatakan Israel tidak akan diizinkan untuk memisahkan Gaza," ungkap laporan media itu.
Baca juga : Hamas Ingin Pemilu Palestina Lahirkan Pemerintahan Bersatu
Wafa juga melaporkan bahwa Abbas mendesak penarikan penuh pasukan pendudukan Israel dari Gaza dan pengiriman cepat bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung tersebut. Abbas menekankan pentingnya mencegah perpindahan warga Palestina dari tanah mereka.
Dampak Nakba pada 1948 masih menghantui warga Gaza dan Palestina pada umumnya. Presiden Abbas juga menegaskan kesatuan tanah Palestina di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur di bawah yurisdiksi Negara Palestina.
“Negara Palestina tidak akan meninggalkan rakyatnya di Gaza. Kami akan berbagi mata pencaharian, gaji dan tunjangan di Gaza dan Tepi Barat,” katanya dikutip Wafa.
Baca juga : Marwan 'Mandela Palestina' Barghouti Daftar Pemilu dari Penjara
Abbas menyatakan tidak akan membiarkan rencana pendudukan untuk memisahkan Gaza dari wilayah Palestina lainnya atau mencaplok bagian mana pun dari wilayah tersebut.
Dia menekankan upaya berkelanjutan dengan mitra internasional dan sekutu regional untuk menghentikan agresi Israel. Termasuk memungkinkan warga Gaza untuk kembali ke rumah mereka yang telah dihancurkan oleh pasukan pendudukan Israel.
Dia menekankan bahwa penahanan pendapatan izin Palestina oleh Israel tidak akan menghalangi Negara Palestina untuk memenuhi tanggung jawabnya, terutama terhadap rakyat Gaza.
Baca juga : Israel Tahan 4.000 Warga Palestina di Tepi Barat sejak Serangan Hamas
Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 26.900 warga Palestina dan melukai 65.949 orang. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (Anadolu/Z-4)
Baca juga : Abbas Tunda Pemilu Palestina, Hamas Mengecamnya
Aksi ini merupakan bagian dari program Global March yang didukung oleh negara-negara Maghrib seperti Tunisia, Algeria, Libya, dan Maroko.
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
Mantan kontraktor keamanan GHF mengaku kepada BBC, ia menyaksikan rekan-rekannya menembaki warga Palestina.
Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai salah satu bentuk genosida paling brutal dalam sejarah modern
TURKI menolak keras seruan politisi Israel dan kabinet Negeri Zionis itu untuk menganeksasi Tepi Barat Palestina.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Hamas menyatakan memberikan respon positif terhadap proposal gencatan senjata selama 60 hari dengan Israel di Gaza.
Dr Marwan Al-Sultan, dokter spesialis jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas dalam agresi Israel.
Dr Marwan Al-Sultan, seorang ahli jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya.
PEMERINTAH Indonesia dan berbagai organisasi relawan internasional mengecam keras serangan udara Israel yang menewaskan Dr Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Eskalasi antara Iran dan Israel bukan hanya soal dua negara, tetapi juga cermin dari pembentukan ulang koalisi strategis di Timur Tengah dan perubahan tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved