JAJAK pendapat di Palestina menunjukkan kemungkinan tidak akan ada pengulangan kemenangan telak Hamas atas Fatah dalam pemilihan parlemen terakhir pada 2006. Hal tersebut mendorong rakyat Palestina ke ambang perang saudara di tahun berikutnya.
Partai Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas diperkirakan akan memenangkan jumlah terbesar dari 132 kursi di parlemen, meski jauh di bawah mayoritas. Mayoritas pemilih sekitar 79% menurut jajak pendapat yang diterbitkan oleh Pusat Media dan Komunikasi Yerusalem minggu ini menganggap pemilu itu penting.
Pemimpin Hamas yang termasuk calon anggota legislatif pada bulan depan, Khalil al-Hayya, mengatakan Hamas tidak berusaha untuk memimpin pemerintah Palestina berikutnya, melainkan berpartisipasi dalam pemerintahan persatuan. "Kami ingin pemerintah konsensus nasional," katanya.
"Jika itu membawa program politik yang masuk akal dan dapat diterima, itu bisa menjadi kesempatan nyata untuk mengakhiri perpecahan, menyatukan institusi, (dan) mengakhiri blokade (Israel) dan penderitaan Palestina." Hayya mengatakan bahwa meskipun ingin melihat Hamas mempertahankan 40% suara yang dimenangkannya pada 2006, dia bersikap realistis tentang biaya pemilihan untuk menjadi partai yang berkuasa.
Ia mengakui, sebagian dari penduduk Jalur Gaza kecewa dengan pemerintahan Hamas. Mereka menyaksikan tiga perang dengan Israel dan blokade yang melumpuhkan. (AFP/OL-14)